Hal ini juga dijelaskan dalam teori Uses and Gratification dimana khalayak seharusnya aktif dalam mengkonsumsi konten media sehingga mereka dapat selektif dalam memilih. Upaya-upaya ini dapat didukung oleh teori Agenda Setting. Teori Agenda Setting adalah teori bahwa media merupakan pusat penegakan kebenaran, yang mampu mengangkat dua elemen, yaitu kesadaran dan pengetahuan, ke dalam agenda publik. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kesadaran publik untuk membuat fenomena eksploiatasi kemiskinan untuk konten ini sebagai perhatian penting media. Agar semakin banyak orang menyadari hal ini dan tidak lagi menonton konten atau tayangan yang mengeksploitasi kemiskinan. Sehingga para pembuat konten juga akan berhenti menjadikan kemiskinan atau kesusahan seseorang sebagai konten untuk keuntungan semata. Masih banyak cara yang dapat kita gunakan untuk membantu orang lain tanpa harus menjadikannya konten.
Daftar Pustaka:
Wirodono, Sunardian. 2006. Matikan Tv-Mu. Yogyakarta : CV Langit Aksara
Jalaluddin, Rakhmat . 2015. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nosakros Arya, Hafied Cangara, A. Alimuddin Unde (2013). "KOMODIFIKASI KEMISKINAN DALAM TELEVISI INDONESIA: Studi Komparatif antara Program Jika Aku Menjadi Di Trans TV dengan Program Bedah Rumah Di RCTI "Jurnal Universitas Hasanudin, Makasar
Ginting, Stefana Suryani (2015). "WAJAH TAYANGAN PRIME TIME TELEVISI INDONESIA: DIMANA KEPENTINGAN PUBLIK DI TEMPATKAN?" Jurnal Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Bayu Satyayoga Purwidyasmara (2022). "Analisis Semiotik Komodifikasi Kemiskinan Dalam Reality Show "Uang Kaget" Episode 482 di GTV" Jurnal Sekolah Tinggi Multi Media "MMTC" Yogyakarta, Indonesia
Christian, Juan (2020). "PENONTON SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM REALITY SHOW BEDAH RUMAH BARU DI GTV". UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H