[caption caption="http://static.goal.com/1089500/1089502_herol.jpg"][/caption]
Apa yang terjadi di sepakbola Indonesia sekarang sebenarnya tidak lah begitu menakutkan dan menghawatirkan, karena disamping kualitas Klub sepakbola Indonesia yang masih jauh di bawah standar AFC,juga karena tidak profesionalnya para pemilik Klub me manajemeni pengelolaan sebuah Perusahaan. PSSI sudah terlihat sebagai pemilik klub dan dengan suka suka bisa mengendalikan dan mengatur Klub,sesuai kehendak kemauan pengurus PSSI. Padahal karena aturan FIFA dalam Statuta lah yang membuat PSSI punya wewenang terhadap klub (Yurisdiksi).
Pada kenyataan nya, Klub sepakbola Indonesia di miliki oleh Perusahaan yang sah dan terdaftar pada kementrian Hukum dan Ham,sebagai sebuah Perusahaan yang sudah memenuhi semua persaratan sebagai sebuah badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas atau PT.Bidang usaha Perusahaan adalah kegiatan bisnis olahraga, khususnya sepakbola, sesuai dengan bunyi akte notaris Perusahaan. Inilah yang harusnya di sadari secara profesional oleh manajemen Klub, posisi dan kontribusi nya terhadap PSSI.
Kemudian Klub sepakbola juga mempunyai saham di PT Liga Indonesia dengan besaran 99 % dari total saham yang dimiliki oleh PT Liga Indonesia.Namun sesuai dengan aturan yang berlaku dalam tata kelola sepakbola,semua klub harus ada di bawah yurisdiksi Federasi Sepakbola atau PSSI, karena itu juga sesuai dengan aturan dari Organisasi Sepakbola Dunia atau FIFA. Bisa dikatakan Klub adalah anggota dari Federasi sepakbola yang sah,dan otoritas tertinggi dalam mengelola sepakbola ada ditangan Federasi atau PSSI.
Dengan kata lain Klub bukan lah milik dari Federasi sepakbola Indonesia atau PSSI,hanya sebatas anggota saja.Disinilah posisi klub sepakbola Indonesia yang belum begitu terlihat dengan nyata di permukaan, selama ini, yang terlihat adalah PSSI, seolah olah mempunyai kuasa dan kewenangan besar yang tidak terbatas atas Klub.
Saya mau katakan, dalam kondisi seperti sekarang ini, di mana status PSSI sedang dalam menjalankan sanksi dari Pemerintah, klub sepakbola seharusnya bisa mengambil sikap sendiri,karena pemilik Klub berkuasa penuh atas pengelolaan Klub dan perkembangan klub. Tidak ada sanksi apapun yang di terima klub dari akibat SK Menpora, klub bisa bebas menentukan sikap dan kebijakan untuk kemajaun dan kelangsungan serta mempertahankan hidup klub.
Klub punya hak untuk mengatakan sikap keluar dari semua aturan yang ada sebagai anggota dari PSSI untuk sementara waktu, selama SK Pembekuan Menpora belum di cabut, karena PSSI juga sedang di banded oleh FIFA.
Implemenasi dari sikap Klub diatas adalah,semua klub bisa bebas membuat kebijakan dan keputusan yang baik,dan benar,selama itu bisa memberi manfaat dan berdaya guna,sehingga secara managemen keuangan,klub tidak mempunyai kesulitan dalam memutar roda kehidupan klub,semua kewajiban bisa di selesaikan sesuai kontrak dan perjanjian.
Kenapa itu semua tidak di lakukan oleh Klub? Rencana menggulirkan kompetisi yang dicanangkan oleh PT Liga Indonesia,pada tahun 2016 ini seharusnya semua klub mendukung dan memberikan jaminan penuh, dengan cara membuat pernyataan pada BOPI, bahwa sekarang ini, klub tidak lagi berada dalam yurisdiksi PSSI, karena ada sanksi FIFA.Sehingga klub merasa punya kewajiban untuk tetap eksis dan agar tetap bisa memenuhi semua kewajiban pada semua official, pemain, pelatih, dan staff yang ada di dalam kepengurusan Klub.
Yurisdiksi hanya diperlukan pada saat keadaan kondisi sepakbola kembali normal, karena demikianlah aturan yang di tetapkan FIFA. tapi kalau kondisi sepakbola tidak normal seperti sekarang ini, semua klub haruslah bisa secara maksimal memilih dan menentukan serta mengambil keputusan agar tetap bisa bertahan hidup.
Dengan ada nya rencana pertemuan PT Liga Indonesia dengan semua Klub ISL, untuk menyusun rencana kegiatan di tahun 2016 ini,sebaik nya semua pemilik Klub berani abaikan keberadaan PSSI dan berani mengambil sikap sendiri, lepas dari pengaruh dan keterikan pada PSSI.Akan tidak punya arti dan akibat apapun yang di terima oleh Klub, kalau dengan bijak dan tertib serta saling menghargai, berbicara dengan PSSI, akan tujuan dan maksud serta rencana ke depan. demi perkembangan dan kemajuan Klub.