Mohon tunggu...
Vlar Lantang
Vlar Lantang Mohon Tunggu... wiraswasta -

Laki laki anak nagari ,di Ujung Barat Sumatera Barat (Padang ) Aia Bangih Nama Nagari nya..

Selanjutnya

Tutup

Bola

Didikasi, Integritas, Kredibilitas PSSI, Hancur Jatuh ke Jurang !

23 Oktober 2015   22:01 Diperbarui: 27 Oktober 2015   16:05 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa rasa sungkan dan malu,apalagi marasa bertanggung jawab sebagai Warga Negara pada Bangsa dan Negara, yang selama ini tempat mereka hidup dan menikmati kehidupan,menolak atau tidak memberi izin pada semua pemain Nasional yang bermain di Klub ISL,untuk bergabung dan memperkuat Timnas AFF 2012, yang dilatih oleh Nil Maizar. Ini adalah cerminan karakter sesungguhnya yang ada pada seorang Ketua KPSI.

Terlepas ada atau tidak gelaran Piala AFF 2012 dalam agenda resmi FIFA, tapi semangat para pemain sepakbola Timnas Indonesia,berjuang,bermain dan berupaya dengan kerja keras,tidak lain dan tidak bukan untuk bisa mengabdi pada Bangsa dan Negara,yang tidak semua orang dapat kesempatan ini. Pengabdian yang membawa nama Bangsa dan Negara Indonesia adalah merupakan sebuah pengabdian yang sangat tinggi dan membanggakan pemain,keluarga dan kampung halaman.

Betapa sedih,remuk dan kecewanya hati para pemain pemain yang kesempatan mengabdi pada Nama Bangsa dan Negara,sudah di amputasi hak nya oleh arogansi dan kesewenang wenangan seseorang, hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompok, guna merebut kekuasaan dalam sepakbola Indonesia.

Rasa kecewa dan rasa sedih para pemain nasioanal yang di amputasi haknya,tidak saja di alami oleh pemain sendiri,tapi saudara,rekan,orang tua,keluarga.Pukulan berat juga di rasakan banyak orang pecinta sepakbola Indonesia,memberikan reaksi yang keras atas ketidak lazim dan ketidak waras nya keputusan penguasa KPSI saat itu.Semua rasa kekecewaan dan kesedihan itu di tumpah dalam doa pada Allah.swt.

Di mana letaknya, Didikasi, Integritas yang seharusnya mutlak di kedepankan,yang terlihat hanya kepentingan pribadi dan kelompok, pada akhirnya mengakibatkan hancurnya kredibilitas pengurus PSSI.

Dulu mereka tidak pernah memikirkan akibatnya dan bagaimana nasib pemain akibat keputusan melarang pemain nasional ikut memperkuat Timnas .ada yang sengaja hengkang dari Klub,seperti OTO,TIBO,BONSAPIA,WANGGAI,dan lain lainnya.Tapi sekarang pengurus PSSI yang dibekukan ber bicara banyak tentang nasib pemain,pedagang,dan lain lain.Karena hanya itu yang bisa mereka kerjakan dan lakukan pada saat ini,untuk minta belas kasihan dari Pemerintah dalam hal Menegpora.

Semua ini tidak akan ada apa apa nya jika di bandingkan dengan perbuatan yang mengenyampingkan dan bersalah pada Bangsa dan Negara.Presiden Joko Widodo tidak gentar dan takut dengan jatuhnya sanksi FIFA,karena sebuah perubahan tentulah ada resikonya,jadi tidak ampuh jika FIFA di jadikan tameng di saat ini.

Sewaktu perebutan kemerdekaan Bangsa Indonesia,bagi siapa yang tidak mau dan tidak berjuang atas nama Bangsa dan Negara Indonesia di anggap sebagai "penghianat Bangsa" dan halal darah nya di minum,pantas di hukum mati.Karena Kemerdekaan adalah harga mati dan harus segera di ujudkan di semua wilayah Indonesia,ini identik dengan "pengkhianatan " yang terjadi di dalam sepakbola Nasional dikala itu.Sangat logis dan masuk akal sehat, apabila kondisi dan suasana yang dirasakan oleh pengurus PSSI yang dibekukan kalau boleh di katakan "karma" dari perbuatan di masa lalu.

Jadi kecendrungan untuk berharap surat Pembekuan PSSI di cabut oleh Menegpora, sangatlah mustahil,karena Alam sudah terlibat dan ikut serta memperlihatkan apa yang semestinya dan seharusnya di alami oleh para pengurus PSSI yang dibekukan. Karakter Ketua PSSI yang dibekukan sudah di buka sendiri, terlihat dengan jelas tidak menempatkan kepentingan Bangsa dan Negara di sepakbola Indonesia di atas semua kepentingan apapun, yang ada adalah kekuasaan dan menguasai nya, dan mengolahkan untuk kepentingan kelompok,pribadi serta demi popularitas semata. Didikasi, Integritas dan kredibilitas telah di hancurkan sendiri tanpa mereka sadari,sudah berada dalam jurang..

Rasa sedih dan nuansa derita yang mendalam sudah mengalir jauh dalam darah masing masing pengurus PSSI yang dibekukan,tidak pernah teramalkan,ter duga dan terpikirkan akan semua ini bisa terjadi,dan dialami.Anak panah yang dilepaskan sudah berbalik menghantam badan tuan sendiri.Alam dan NASIB lah akan bisa menjawab, apakah garis telapak tangan masing masing dari pengurus PSSI yang dibekukan,untuk bisa kembali eksis di bidang sepakbola Indonesia.Tidak satupun yang tahu kecuali Allah.swt.

Noktah kecil beserta segerbong pengikutnya, sudah jelas dan terang benderang mengenyampingkan kepentingan Bangsa dan Negara dalam sepakbola, sekarang giliran Pemerintah Republik Indonesia yang bereaksi.. Pantas kan..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun