Mohon tunggu...
Vlar Lantang
Vlar Lantang Mohon Tunggu... wiraswasta -

Laki laki anak nagari ,di Ujung Barat Sumatera Barat (Padang ) Aia Bangih Nama Nagari nya..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Beda KN dengan JC ,Tokoh Sepak Bola Indonesia, Apa Kabar?

24 Agustus 2012   07:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:23 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_208385" align="aligncenter" width="300" caption="Filosofi Sapulidi"][/caption]

FIFA sebagai badan tertinggi sepakbola Dunia mempunyai tanggung jawab penuh terhadap perkembangan dan penurunan sepakbola Dunia,baik dari segi kualitas maupun segi kwantitas.Sepakbola Indonesia sudah dua kali di bantu oleh FIFA, berhubungan dengan persoalan yang terjadi dalam sepakbola Indonesia.

Pada kasus pertama di Indonesia,FIFA menilai bahwa ketua PSSI tidak bisa mengendalikan permasalahan yang terjadi pada sepakbola Indonesia dengan adanya LPI yang tidak bisa dirangkul oleh PSSI.Untuk itu FIFA sebagai badan Dunia membuat Keputusan semua tugas Exco PSSI diambil alih oleh Komite yang dibentuk FIFA.

Dengan rasa tanggung jawab penuh pada sepakbola Dunia,termasuk Indonesia maka FIFA memutuskan membentuk Komite Normalisasi untuk Indonesia agar bisa mengambil alih semua tugas badan Exco PSSI.Dalam hal ini AFC dan FIFA tidak ikut campur langsung atau terlibat langsung menyelesaikan kisruh sepakbola Indonesia.

Tokoh tokoh sepakbola Indonesia masih dipercaya FIFA, akan mampu menyelesaikan semua persoalan yang ada, maka diputuskan tugas tugas pokok Komite Normalisasi sbb.

1. Menggelar kongres berdasarkan electoral code FIFA dan Statuta PSSI sebelum 21 Mei 2011

2.Mengambil alih LPI di bawah kendali PSSI atau menghentikan kompetisi tersebut secepat mungkin. 3. Mengendalikan kegiatan PSSI dengan spirit rekonsiliasi untuk perbaikan sepakbola Indonesia.

Setelah berkerja sekian lama Komite Normalisasi Sepakbola Indonesia hanya bisa melaksanakan dua ( 2 ) tugas yang diberikan FIFA,poin 1 dan 2 saja yang bisa selesai.

Poin 3 tidak pernah dikerjakan oleh Komite Normalisasi sepakbola Indonesia,akhirnya pecah lagi kisruh yang ke dua kali nya di Indonesia dibidang sepakbola.Kembali AFC dan FIFA turun tangan kembali.

Pengalaman dari kisruh yang pertama di Indonesia membuat FIFA tidak mau lagi menyerahkan secara bulat bulat kepada pihak Indonesia, dalam menyelesaikan kisruh yang kedua ini.Melalui AFC maka di buatlah sebuah Tim yang bernama Tim Task Force yang akan me mediator semua kelompok yang ada dalam konflik.Akhirnya di tanda tanganilah MoU sebagai jalan keluar dari kisruh sepakbola Indonesia, kelompok yang menanda tangan yaitu PSSI, ISL, dan KPSI.

AFC dan FIFA membuat mereka yang terlibat dalam konflik bersedia untuk bisa damai, dan untuk itu MoU mengamanatkan dibuatnya badan yang bernama Joint PSSI Committee.Tugas dari JC untuk menciptakan satu dan satu-satunya liga professional tertinggi secepat mungkin.Komite tersebut harus bekerja dibawah pengawasan dan dalam kerjasama yang lekat dengan Task Force (Gugus Tugas) AFC untuk Indonesia dan harus bertanggungjawab kepada FIFA dan AFC dalam mengkaji statuta PSSI dan masalah-masalah organisasi.

JC tidak bisa memutuskan dan tidak dalam kewenangan mengambil Keputusan terhadap masalah yang ada,tapi hanya bertugas memberi laporan kepada Tim Task Force AFC dan kemudian lewat AFC maka FIFA akan membuat Keputusan terhadap apa yang dilaporkan JC.Berikut cara dan jalan keluar yang akan di tempuh.

Disinilah perbedaan antara Komite Normalisasi dengan Joint PSSI Committee. Beda dalam hal tugas lingkup kewenangan nya saja,kalau KN diberi tugas menjalankan sendiri tugas tugas yang sudah diberikan dan kewenangan oleh FIFA serta membuat Keputusan terhadap masalah dan persoalan sepakbola Indonesia.Sedangkan JC tidak diberi tugas dan kewenangan untuk bisa membuat Keputusan,hanya sebagai badan yang merumuskan masalah dan persoalan kemudian melaporkan pada AFC dan FIFA.Anggotanya sudah diatur dalam MoU serta selalu didampingi oleh perwakilan AFC.

Apakah ini berhubung dengan tingkat kepercayaan AFC dan FIFA pada tokoh tokoh sepakbola Indonesia makin menurun, atau memang tokoh tokoh sepakbola Indonesia tidak mampu menyelesaikan kisruh sepakbola di Negara dan Bangsa sendiri, ?.Sehingga FIFA tidak membuat Komite lagi untuk Indonesia, tapi langsung turun tangan sendiri dalam menyelesaikan kisruh ini.

Kalau terjadi lagi kisruh sepakbola Indonesia, setelah ini bisa jadi tidak ada ampun bagi Indonesia, langsung FIFA marah kali ya ? Tanpa tading aling aling langsung aja sanksi ......

SALAM GARUDA Ku Bukan Burung Perkutut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun