Semua masyarakat sudah tahu sentingan negatif yang terjadi di pasar saham dan kur rupiah yang menurun,bisa  juga di akibatkan oleh sebuah drama politik yang sudah diciptakan di gedung DPR dan MPR oleh para petinggi dari Koalisi Merah Putih,membiarkan kondisi ekonomi Indonesia dan keadaan yang mengkhawatirkan Investor,supaya nanti bisa dijadikan senjata dari permulaan untuk menyerang Joko Widodo dan Yusuf Kalla.Ini terlihat dari tidak adanya perhatian para petinggi KMP terhadap sentingan negatif tersebut,malah se akan akan membiarkan kondisi ini makin berkembang.Makanya bisa di baca bahwa kondisi ekonomi seperti yang terjadi sekarang ini adalah sebuah rencana dari skenario besar yang di rancang oleh KMP terhadap Joko Widodo setelah pelantikan tanggal 20 Oktober nanti.
Keputusan yang di buat di laksanakan oleh Joko Widodo untuk menemui para petinggi Partai Politik di kubu Prabowo,merupakan gambaran dari sikap yang demokratis,sekaligus adalah cerminan dari sebuah taktik dan strategi yang cemerlang.Menemui Ketua Partai Golkar,ARB beberapa hari yang lalu,terlihat cara informal yang di jalankan oleh Joko Widodo  -tidak membawa para partai pendukung dan juga tidak melibatkan wakil Presiden terpilih Yusu Kalla- adalah sebuah gaya yang selama ini selalu diyakini oleh Joko Widodo bisa mencairkan hal hal yang buntu.Betapa sabarnya Joko Widodo dalam menyelesaikan masalah pedagang kaki lim di Solo,dan sudah melaksanaka 54 pertemua dan hasil akhir adalah tercipta kesepakatan antar Wali Kota Surakarta dengan para PKL dan terciptalah sebuah pasar yang sangat menguntungkan.
Gaya dan cara Diplomasi yang diyakini oleh Joko Widodo selama ini,duduk bertemu dan ngobrol langsung dengan semua elemen masyarakat demi mendapatkan masukan dan bahan ,agar bisa di capai sebuah kesepakatan yang kondusif.Diplomasi ini yang  selalu di terapkan dalam setiap kesempatan untuk bisa menciptakan sebuah kondisi yang baik dan progresif,merupakan sebuah karakter dan sikap yang melekat pada Joko Widodo.Gonjang ganjing di DPR dan MPR,di sikapi oleh Joko Widodo dengan tenang dan penuh percaya diri.Kondisi ekonomi dengan sentingan negatif pada harga saham dan nilai mata uang rupiah,di rasakan oleh banyak kalangan sebagai pertanda akan membawa dampak buruk bagi perekonomian Indonesia di masa yang akan datang.
Kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan pada Anggaran Belanja Negara 2014 ini,membuat Joko Widodo memutuskan sesegera mungkin ber aksi dan bertindak,sebelum semua itu dijadikan alat oleh para Koalisi Merah Putih menyerang Joko Widodo setelah dilantik nanti.Nilai saham atau indek di bursa saham yang turun dan kurs rupiah yang makin melemah,menembus angka Rp.12.000,bisa dijadikan senjata oleh KMP untuk memulai serangan pada Joko Widodo setelah tanggal 20 Oktober 2014 nanti.Makanya pertemuan yang sudah dilaksanakan dengan ARB Â dari Golkar dan Mbah Maimun Zubair dari petinggi PPP,dan disusul kemudian hari ini dengan Praboowo Subianto,adalah sangat bermakna dan penting artinya bagi posisi Joko Widodo sebagai Presiden terpilih dan bagi NKRI serta kondisi umum Bangsa Indonesia.Khususnya untuk para calon dan semua Investor yang sekarang banyak ragu ragu dan menahan diri,diharapkan kembali percaya pada Bangsa Indonesia,bahwa kondisi perekomian dan kondisi umum Bangsa Indonesia akan tetap stabil di masa yang akan datang.
ARB, Mbah Maimun dan Prabowo,sudah di sambangi dan sudah di temui oleh Joko Widodo dengan penuh rasa persahabatan dan gaya Diplomasi yang elegan,memberi jaminan pada Joko Widodo,bahwa kondisi ekonomi yang di tinggalkan oleh SBY,adalah sebuah masalah bersama dan harus di selesaikan dengan cara bersama sama pula.Disini lah terlihat bahwa Joko Widodo sudah bisa melibatkan para petinggi Partai Politik di KMP,untuk bisa terlibat dalam menjaga kondisi Bangsa dan Negara Indonesia,dan menutup sebuah lobang dan celah yang akan bisa mengganggu kinerja nya di masa datang.Memang melemahnya nilai tukar rupiah dan turunya nilai saham di bursa efek,tidak saja akibat kadaaan politik,tapi banyak faktor yang juga bisa memicu semua itu terjadi,tapi paling tidak indikasi yang terjadi di sektor pasar saham dan pasar uang secara makro bisa mengabikatkan melemahnya kepercayaan Investor terhadap kondisi Ekonomi Indonesia,dan sering issue ini dijadikan sebuah indikator dari kinerja Pemerintah.
Setelah bertemu dengan ARB,Mbah Maimun dan Prabowo,akan ada respon pasar yang selama ini cenderung negatif,diharapkan akan  kembali merespon dengan baik  dan diharapkan pelan tapi pasti akan kembali normal,sehingga setelah pelantikan Joko Widodo dan Yusu Kalla sebagai Presiden Republik Indonesia ke 7,tidak ada bahan yang penting dijadikan sebagai senjata dari sebuah awal serangan oleh KMP pada Presiden Joko Widodo dan Yusuf Kalla.
Cara dan strategi yang tepat ,timing dan tepat sasaran yang jelas, sudah dijalankan dan di lakukan di dalam minggu minggu ini,oleh Joko Widodo adalah bentuk dari kemampuan dan kekuatan Kepemimpinan yang dimiliki  Joko Widodo,yang mungkin tidak banyak orang yang ber pikir ke arah itu,kenapa baru sekarang di laksanakan oleh Joko Widodo.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H