Mohon tunggu...
Vilda Yanti
Vilda Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis,dan seni musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kecukupan di Tengah Keterbatasan: Pria Lajang Penerima Bansos yang Bekerja dengan Keterbatasan Fisik

3 April 2024   14:46 Diperbarui: 4 April 2024   13:03 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar depan Rumah pak suep penerima Bansos (Dokumentasi pribadi)

Kami mengunjungi sebuah desa di Tanjung Hilir, ada seorang warga yang bernama Bapak Suep Harianto, yang sekarang sudah berumur 40 tahun. Meskipun sudah berumur beliau belum berkeluarga dan sekarang tinggal bersama ibunya yang sudah lanjut usia dan 1 orang keponakan bernama Andi yang sekarang berumur 13 tahun yang sedang duduk dikelas 8 SMP. Beliau sebagai kepala Keluarga dirumah ini yang memiliki keterbatasan fisik ( pi*cang ), dia berkerja sebagai tukang bangunan dengan memiliki pendapatan yang tidak menentu sekitar Rp3.000.000/bulan.

Mereka sudah menempati rumah milik sendiri yang merupakan rumah warisan dari orang tuanya tetapi masih layak untuk ditempati. Beliau hanya menempuh pendidikan hingga dijenjang SMP dikarenakan terjadi hal yang tidak diinginkan, yaitu ketika hendak memasuki pendidikan dijenjang SMA  berita duka yang tidak terduga datang yaitu meninggalnya sang Ayah, dan diwaktu tersebut beliau harus menggantikan posisi seorang ayah untuk bekerja. Sampai sekarang ini Pak Suep harus bekerja untuk membiayai kebutuhan sehari-hari ibunya dan biaya sekolah keponakannya. Meskipun dengan keadaan yang terbatas, Pak Suep tidak pernah mengeluh dalam bekerja.

Pak Suep bersama ibu dan keponakannya tinggal di sebuah rumah yang berukuran 6 X 12 M, dan ukuran tanah yang pas-pas dengan ukuran rumah. Rumahnya  memiliki 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 WC, dan 1 dapur. Dinding rumah masih mengunakan susuanan kayu, lantai kayu, dan atap seng. Terkait dengan penerangan mereka sudah memiliki listrik sendiri dengan 450 watt, dan  sumber air mandi dan minum mereka menggunakan PAM Subsidi, untuk memasak mereka mengunakan Gas. Dengan kesehatan sang ibu yang tidak menentu membuat keluarga mereka biasa berobat ditempat perawat terdekat dengan mengunakan BPJS. Mereka memiliki 2 buah kendaraan, 1 untuk keponakan sekolah dan 1 untuk pak Suep bekerja, adapun beberapa elektronik yang dimiliki  2 buah HP untuk pak suep bekerja dan untuk keponakannya sekolah, kulkas 1, DVD 1, rice cooker 1 dan semua masih dikatakan layak dipakai. Dan adapun beberapa  bantuan yang didapatkan seperti PKH yang diterima Rp200.000/bulan, bantuan sembako berupa beras 10 kg 1 kali/3 bulan dan BPJS. Mereka merupakan keluarga layak mendapatkan bantuan, karena hanya satu orang yang bekerja untuk mencukupi segala kebutuhan hidup itupun dengan keadaan fisik yang terbatas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun