Mohon tunggu...
Vila TriaPutri
Vila TriaPutri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Uinsu

Never give up

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pengendalian Zoonosis Melalui Konsep Ecohealth

16 Agustus 2020   13:00 Diperbarui: 16 Agustus 2020   13:02 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita mengetahui bahwa jumlah dan keanekaragaman spesies satwa liar di seluruh dunia sangat besar dan terdistribusi pada habitat dan ekologi yang berbeda-beda. Tetapi, keanekaragaman hayati saat ini terus mengalami penyusutan terutama di hutan tropis. Kecenderungan penyusutan keanekaragaman hayati ini menurut Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia disebabkan oleh pengalihan fungsi lahan, penebangan hutan secara ilegal,dan pemburuan serta perdagangan satwa liar secara besar-besaran. Akibatnya, terjadi perubahan ekologi yang memunculkan faktor risiko spesifiklain seperti rute penularan dan tipe patogen yang berdampak terhadap kemunculan berbagai agen patogen penyebab penyakit.

Emerging infectious diseases atau lebih dikenal dengaan penyakit-penyakit menular yang baru muncul merupakan salah satu ancaman yang nyata bagi kesehatan manusia dalam waktu 30 tahun belakangan ini. Emerging infectious diseases ini muncul bersamaan dengan re-emerging diseases atau penyakit lama yang kembali muncul, sehingga lebih dikenal dengan istilah emerging dan re-emerging infectious diseases. Kemunculan keduanya memiliki cakupan yang luas baik secara geografis, di mana berpindah dari satu spesies ke spesies yang lain, memiliki tingkat keganasan dan dampak yang tinggi, dan mengalami perubahan dari segi patogenesis, atau disebabkan karena patogen yang mengalami evolusi. Emerging dan re-emerging diseases merupakan suatu penyakit yang bersifat zoonosis dan menyerang manusia sekitar 75% yang disebabkan oleh patogen zoonotik (ditularkan dari hewan ke manusia). Dengan begitu, cara yang tepat yaitu dengan perang melawan penyakit tersebut sebagai bentuk dari salah satu upaya dalam menjaga kesehatan masyarakat secara nasional dan global. Meskipun hingga saat ini upaya-upaya tersebut belum maksimal untuk menghilangkan patogen-patogen yang ada dikarenakan masih banyaknya patogen yang tidak diketahui dan belum muncul.

Dari masalah-masalah tersebut mengakibatkan kemunculan patogen zoonotik yang bergantung pada tiga faktor, di antaranya:

  • Keragaman mikroorganisme pada satwa liar dalam suatu wilayah,
  • Pengaruh perubahan lingkungan pada prevalensi patogen dalam populasi satwa liar, dan
  • Frekuensi kontak manusia dan hewan domestik dengan satwa liar sebagai reservoar penyakit zoonotik.

Lalu sebenarnya apa itu zoonosis?

Penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau dari mannusia ke hewan didefinisikan sebagai Zoonosis atau bisa juga disebut dengan Anthropozoonosis. Selain itu zoonosis juga dapat diartikan sebagai suatu penyakit atau infeksi yang secara alamiah ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia,hal ini menurut pendapat World Health Organization (WHO). Berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, protozoa, klamidia, reickettsia, bahkan virus merupakan agen dari penyakit zoonosis yang menimbulkan penyakit-penyakit seperti Rabies, Ebola, Flu burung (Avian Influenza), SARS, MERS, Zika, dan lain sebagainya adalah sedikit contoh dari penyakit zoonosis yang diakibatkan oleh emerging dan re-emerging diseases. Penyaki-penyakit tersebut sempat menjadi wabah dan menunjukkan betapa ganasnya infeksi akibat patogen zoonotik yang dilaporkan dari berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Dalam kasus ini, ada saja wabah baru yang terjadi hampir setiap tahunnya yang disebabkaan oleh patogen zoonotik ini sehingga menimbulkan konsekuensi yang serius terhadap kesehatan dan ekonomi manusia secara global. Salah satunya, yang sedang mewabah saat ini yang diyakini bersumber dari hewan yaitu Novel Corona Virus atau yang lebih dikenal dengan Covid-19.

Bagaimana zoonosis bisa menyebar ke manusia?

Hutan merupakan salah satu  tempat tersebarnya berbagai macam satwa liar khususnya hutan tropis. Hilangnya fungsi hutan akibat ulah manusia atau dikenal juga dengan istilah deforestasi menyebabkan peningkatan kontak antara satwa liar dengan pemburu. Selain itu aktivitas penebangan hutan secara sekaligus juga menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan munculnya patogen zoonotik dibandingkan aktivitas penebangan hutan dengan cara tebang pilih (selective extraction). Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan aktivitas penebangan hutan dengan cara tebang pilih dapat menjaga kelestarian lingkungan tempat satwa liar itu tinggal. Dengan cara begitu, secara otomatis kegiatan tersebut meminimalisir penyebaran patogen zoonotik dari satwa liar ke manusia.

Selain faktor-faktor tersebut, kebiasaan mengonsumsi daging yang berasal dari satwa liar atau dikenal dengan istilah Bushmeat juga menjadi awal dalam tahap kemunculan penyakit zoonosis. Peningkatan dari konsumsi bushmeat ini menyebabkan eksploitasi dari satwa liar semakin meningkat. Tingginya perburuan satwa liar menimbulkan berbagai macam risiko seperti peningkatan munculnya penyakit baru. Sekitar 72 % dari kemunculan penyakit baru dan penyakit lama yang muncul kembali (emerging dan re-emerging) disebarkan melalui satwa liar. Selain, mengancam akan kelestarian fauna, krisis bushmeat pun dapat memicu kerusakan ekosistem dan lingkungan serta membuat tingkat presentasi penyebaran penyakit zoonosis yang semakin tinggi.

Salah satu kasus akibat zoonosis ini yaitu mengenai wabah Covid-19 yang saat ini tengah menjadi pandemi. Covid-19 ditularkan dari virus corona atau coronavirus yang sebelumnya sudah pernah menjadi wabah SARS pada tahun 2003 dan MERS pada tahun 2012. Virus ini biasanya ditemukan pada hewan seperti mamalia, aves, ataupun reptil. Virus corona ini menginfeksi manusia dengan menimbulkan gejala ringan seperti batuk, demam, dan pilek bahkan ke gejala yang berat seperti pneumonia. Selain kasus mengenai Covid-19 ini ada juga kasus yang diakibatkan dari penyakit zoonosis, yaitu Avian Influenza atau yang lebih dikenal dengan flu burung. Flu burung merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Avian Influenza tipe H5N1 yang diyakini berasal dari unggas yang terinfeksi. Penginfeksian virus ini melalui aerosol/lendir/cairan dari unggas yang sakit dan ketika menginfeksi manusia akan menyebabkan gejala seperti demam, radang pernafasan atas, batuk,  nyeri tenggorokan hingga pneumonia.

Konsep Ecohealth sebagai pengendalian zoonosis

Konsep Ecohealth merupakan suatu solusi untuk mencegah penularan penyakit yang disebabkan oleh patogen zoonotik. Adapun gagasan yang dicetuskan oleh konsep Ecohealth ini yaitu dengan melakukan pendekatan multidisiplin hingga transdisiplin secara lokal, nasional ataupun global yang membahas mengenai pentingnya kesehatan manusia sekaligus memberikan perhatian secara mendalam terhadap kondisi hewan dan konservasi yang ada di lingkungan sekitar. Salah satu contohnya yaitu dengan tidak mengganggu habitat alami hewan dengan melakukan perburuan liar ataupun melakukan deforestasi yang membuat ekosistem menjadi tidak seimbang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun