Mohon tunggu...
Viktorinus Sir Edwin Gatas
Viktorinus Sir Edwin Gatas Mohon Tunggu... Guru - Guru

Runner Blues

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Sepertiga Malam

10 Agustus 2023   07:19 Diperbarui: 10 Agustus 2023   07:29 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LELAKI DI SEPERTIGA MALAM 

(Viktorinus Sir Edwin Gatas)

“Dalam nama  Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, amin. Semoga malam ini menjadi malam yang baik. Bantu aku ya Tuhan”. Demikian kalimat kecil yang sering kuucapkan untuk sekian kalinya. Aku menggemakannya dalam hati setiap diujung senja yang sebentar lagi akan dilahap malam. Malam yang menjadisahabatku, duniaku. Aku menggemakan kalimat  ini dengan begitu saja untuk sekian kalinya.Sudahterlalusering.Pernah aku berpikir bahwa aku tidak pantas menyebutnya lagi, aku malu. Tetapi aku tidak bisa. Entahlah, aku hanyayakin ada kekuatan dibalik kalimat ini. Biarkan saja aku menyebutnya. Tuhan?Akutakpantasmenyebutnya. Aku malu. Sudahlah jangan berbicara tentang Dia lagi. Diaterlalusuciuntukakubicarakan. Aku tidakpantas. Akukotordantidaklayakdihadapannya. Tapi kadang aku bertanya tentang Dia.Dia yang kupercayadaridulu, yang diwariskan oleh nenekmoyangku, orang tuaku. Statuskkusekarang yang membuatakusemakinjauhdarinya. Akuhanyamerasatidaklayak. Banyak tanyatentang dia. Apakah Dia hanya berpihak dan senang dengan orang baik saja, orang yang bermoral baik? Bagaimana dengan aku, seorang pelacur hina ini? Ah, mana mungkin? Tidak. Dia tidak mungkin ada dalam pekerjaanku. Tidak sama sekali. Tapi bagaimana dengan kalimat yang selalu kuucapkan diujung senja itu. Biarkan saja. Aku akan tetap mengucapkannya. Aku tidak berharap supaya Tuhan terlibat, dan malam ini aku harus bekerja lagi.

Aku membuka HP-ku, ada beberapa pesan masuk, satu diantaranya dari teman malamku “ayo berangkat.”

“Otw” balasku singkat. Padahal aku baru saja merapikan barang-barangku.

Setelah merapikan barang-barangku, aku mengambil motorku yang berada di parkiran dan aku meluncur diselah ramainya kota ini. “Malam oh malam engkau selalu menyajikan rasa dan asa yang pas bagisetiappetarungnya. Suatu saat akan aku kisahkan. Entah kapan dan kepada siapa.” Celahku dalam kalbu

Aku memarkirkan kendaraanku dan tersenyum ramah kepada tukang parkir.

“Malam Mbak Trini, ah, malam ini cantik sekali, udah parkir saja motornya disitu mbak, stirnya jangan dikunci ya Mbak Cantik.” Celotehnya dengan sedikit ramuan gombal.

“Okay Pak Darto” balasku singkat sambil tersenyum lebar, Aku sudah sering mendengar celoteh gombalnya.

Di gerbang masuk aku bertemu dengan seorang teman baikku.

“kamu cantik sekali malam ini Tri,” rayunya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun