Tiap langkahku menuju masa depan yang kini tak lagi bersama bapak, seperti melibatkan langkah-langkahnya yang terpatri dalam setiap keputusan dan pilihan. Rumah tanpa kehadiran bapak, seperti panggung berlantai tanah yang menggetarkan hatiku. Meskipun kehilangan itu menyakitkan, tapi aku yakin, setiap titik kekosongan itu juga menjadi ruang baru untuk membangun keberanian dan keteguhan.
Dalam perasaan kehilangan yang membayangiku, kehidupan kampus di Makassar terasa seperti panggung yang menyajikan drama kehidupan. Setiap mata kuliah adalah babak baru yang mempertontonkan perjuangan dan ketekunan. Walaupun tak lagi ada ucapan semangat dari bapak, namun rasa tanggung jawab itu semakin menguat, menjadi pendorong setiap langkahku.
Pada hari pertama kuliah sepulang dari Flores, suasana kampus menyambut dengan riuh rendah. Namun, di antara keramaian itu, hatiku seperti merindukan kehadiran yang tak bisa dipanggil lagi. Surat-surat  tulisan tangan yang kurus tak lagi kekar, karena sakit menggerogoti raga  dari bapak yang  selalu memberi semangat, kini hanya tinggal kenangan. Aku merindukan suara tawanya, namun ia telah menjadi bagian dari bisikan angin malam yang menggoda dedaunan.
Bersama teman-teman seangkatan, aku merajut mimpi dan cita-cita. Namun, di setiap langkah, aku tak bisa melupakan bahwa setiap impian itu dulu juga menjadi impian bersama bapak. Kepergiannya memberi arti baru pada setiap capaian yang kudapatkan. Ketika berhasil dalam ujian, rasanya seperti mengeja nama bapak dalam setiap huruf yang kutuliskan di lembar jawaban.
Meski sepi dari sosok bapak, namun aku tak sendiri. Teman-teman di kampus menjadi saudara sekaligus saksi perjalanan ini. Mereka adalah bintang-bintang yang bersinar dalam kegelapan, membantu menuntunku melewati malam-malam gelap ketidakpastian. Sementara itu, setiap bintang di langit Flores masih terus bersinar, menyinari jalan pulang yang tak pernah sepi kenangan.
Aku melangkah dengan langkah-langkah yang tak lagi rapuh. Kehampaan mulai terisi dengan cerita-cerita baru. Meskipun tetesan air mata kadang-kadang menyelinap, aku belajar menerima bahwa setiap langkah tanpa kehadiran bapak adalah bagian dari perjalanan ini. Rumah yang dulu diberkahi senyum bapak, kini menjadi taman kenangan yang penuh makna, tempat di mana setiap doa dan harapan tertanam.
Setiap langkahku di kampus Makassar menjadi tanda penghormatan atas perjuangan bapak dan tekad luar biasa mamaku. Meski bayangan bapak tidak lagi ada, aku merasa kehadirannya setiap kali aku melewati ruang kuliah atau lorong kampus.
Kehidupan perkuliahan pun tidak selalu mulus. Beban kuliah dan pekerjaan sampingan terkadang membuatku hampir menyerah. Namun, di saat-saat sulit itu, ingatan akan pesan terakhir bapak dan senyuman kuat mamaku menjadi pendorong utama untuk bangkit.
Perjalanan ini, aku belajar bahwa setiap tantangan dan kehilangan membawa hikmah dan pelajaran berharga. Keberanian untuk terus maju dan melangkah menjadi suatu keputusan yang mengukir perjalanan hidupku. Meskipun jalan ini penuh liku dan tantangan, tetapi aku yakin setiap langkahku membawa arti dan kebermaknaan tersendiri.
Dalam keheningan malam atau ketika matahari terbenam di ujung langit Makassar, aku menatap masa depan dengan penuh harap. Meski kisah ini belum berakhir, aku bersyukur karena dapat merasakan keajaiban perjalanan hidup yang penuh dengan cinta, harap, dan tekad untuk meraih impian.
***
Jadwal kuliah yang padat, mengukir waktu dari pukul 08.00 hingga pukul 14.00, memandu diriku ke dalam pemahaman mendalam tentang arti pengorbanan dan tanggung jawab. Kesadaran tumbuh, bahwa malam adalah teman setia untuk menyumbangkan waktu bagi keluarga. Menjadi penopang beban mama dan penyelamat biaya adik-adik, tekad menggelora mendorongku merintis solusi. Dengan hati penuh keteguhan, kulemparkan diri dalam pekerjaan malam sebagai persembahan hidup, bukan sekadar pemuasan finansial. Ini adalah manifestasi kontribusi nyata untuk masa depan yang bergelora.
Berbekal semangat membara untuk mendukung keluarga dan melangkah dalam perjalanan kehidupan, awal mula pencarian pekerjaan terbentang. Mengarungi kampus, meraba peluang, dan menjalani wawancara, akhirnya, terbuka pintu di PT. Brantas Abipraya (Persero) sebagai satpam di kantor. . Senyum bahagia tersungging merekah tatkala diberi upah Rp.85.000 per bulan.
Pekerjaan ini, tak semata tugas tambahan, melainkan panggung kontribusi maksimal. Malam menjadi saksi bagaimana, walau di kegelapan, aku mampu menata jadwal kerja seiring kuliah pagi-siang.
Langkah demi langkah, bukanlah keterbatasan waktu yang menjadi hambatan, melainkan ladang tumbuh dan berkontribusi. Meski lelah menyerang, pekerjaan satpam menjadi peluang menggali ilmu baru. Setiap malam, sambil menjaga kantor, aku merenung tentang perjalanan hidup. Pikiran melayang ke masa lalu, terpatri pesan bapak dan semangat mama yang tak lekang oleh waktu.
Pekerjaan malam menjadi tonggak konkret meraih mimpi dan cita-cita, meski mesti melawan keterbatasan. Perjalanan tak selalu lembut, lelah dan penat kadang menyeruak. Namun, setiap malam adalah saksi bisu keteguhan hati dalam menjalani kehidupan penuh tantangan. Sambil bintang-bintang menyinari langit, aku tahu ini adalah babak panjang menuju masa depan yang lebih baik. Melalui keterbatasan dan tantangan, yakinlah setiap upaya dan pengorbanan mengukir langkah lebih dekat pada impian dan harapan dihati.
Di bawah cahaya berkilauan bintang, kantor sepi dan sunyi, aku menemukan kekuatan baru untuk melangkah. Pekerjaan malam adalah tempat refleksi dan introspeksi, di sana aku menyusun rencana dan memikirkan solusi untuk menghadapi rintangan. Setiap langkah, meski berat, membawaku lebih dekat pada tujuan. Keterlibatan dengan rekan kerja dan pengalaman pekerjaan malam membuka wawasan. Belajar tentang disiplin, tanggung jawab, dan kemandirian yang hakiki. Kuliah memberi ilmu, pekerjaan malam memberikan pelajaran berharga tentang kehidupan. Melalui mata yang letih, terbentuklah pemahaman bahwa setiap usaha, betapapun kecilnya, membawa dampak besar pada perjalanan hidup.
Meski malam masih panjang di antara jadwal kuliah dan pekerjaan, setiap detik membentuk kisah perjuangan tak ternilai harganya. Belajar untuk tidak hanya melihat kepayahan, tetapi merayakan pencapaian kecil yang berhasil diraih. Dengan semangat abadi, melangkah maju, percaya bahwa perjalanan ini membentuk karakter menjadi pribadi yang tangguh dan mampu menghadapi setiap liku kehidupan.
***
Dengan hati penuh kebanggaan dan haru, aku menorehkan berita bahagia di sehelai kertas untuk mama. Surat itu kutulis rapi, dan mengirimnya melalui Pos, menembus jarak yang memisahkan kami. Aku tahu, setiap kata yang menghampiri surat itu bakal menjadi obat penyejuk hati bagi mama yang selalu mendoakan untuk keberhasilanku..
Mama yang tercinta,Â
Setiap hariku kian berseri ketika menyusun surat ini untukmu, dalam harapanku bahwa anakmu akan menjumpaimu dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.Â
Izinkanlah anakmu, dengan gemetar bercampur kegembiraan, membuka lembaran kebahagiaan yang tak terhingga. Kini, aku, anakmu, menjalani  kuliah sambil merangkai mimpi sebagai seorang satpam di PT. Brantas Abipraya (Persero).Setetes kebahagiaan yang terpancar dari pendapatan pertamaku, Rp. 85.000/bulan.
Mama, biarkan kata-kata ini menjadi sinar di dalam hatimu. Aku ingin sekali mengabarkan bahwa pekerjaan ini bukanlah ujung perjalanan, melainkan pelengkap langkah-langkahku mengejar cita dan mimpi. Meski jalan terjal, aku, anakmu, tetap fokus pada kuliah, mencurahkan segenap tenaga untuk meraih impian yang seiring waktu semakin terhampar di depan.Â
Mama, engkau, dengan setiap senyuman dan kata-kata bijakmu, adalah sumber inspirasiku. Anakmu, dengan tekad yang tak pernah luntur, bertekad memberikan yang terbaik untukmu dan adik-adik. Anakmu, ingin memastikan bahwa fokus pada pendidikan tetap menjadi komitmen yang terpatri dalam setiap langkahku.
Mama, ini baru langkah awal, dan aku berharap suatu hari kita bisa bersama-sama menikmati buah kebahagiaan ini, sepenuhnya dan tanpa batas. Terima kasih tak terhingga atas doa dan dukunganmu, Mama.Â
Dengan segenap cinta yang tumbuh dari setiap cerita dan pelukan,Â
Rian
Malam pun menjelang, dan setiap detik terasa penuh harapan dalam kegelapan. Bayangan mama membaca setiap kata di surat itu, tersenyum bangga di tempatnya. Sementara di sini, aku melangkah lebih tegar dalam mengejar impian, dengan doa mama dan semangat yang kumiliki  tak kunjung pudar.
Pekerjaan sebagai satpam di PT. Brantas Abipraya (Persero) sebagai ladang pembelajaran yang tak ternilai. Setiap malam menjaga kantor, aku merenung tentang bagaimana masa depan terbentuk dari setiap langkahku. Keyakinanku tumbuh, suksesku adalah jawaban atas perjuangan mama, dan itu menjadi modal berharga dalam setiap langkah ke depan.
Dalam malam yang sunyi, kuatnya semangat mama melekat dalam benakku seperti bintang-bintang yang bersinar di langit gelap. Pikiranku melayang jauh, mengingat doa-doa dan petuah bijak yang mama dan almarhum bapak wariskan. Di sela-sela pekerjaan malam, aku mencerna makna setiap nasihat, meresapi kearifan yang menjadi pilar kehidupanku.
Tiap jaga malam menjadi seremoni refleksi, di mana aku menatap langit yang penuh rahasia. Kelelahan fisik tak mampu melunturkan tekad, sebab setiap langkah adalah bukti kebersamaan  dalam merajut mimpi. Pekerjaan sebagai satpam, bukan sekadar rutinitas, melainkan ajang pemuasan dahaga akan pengetahuan dan kebijaksanaan.
Setiap langkahku di malam yang gelap, kucoba hiasi dengan keteguhan hati. Sebuah upaya mengejar cahaya, sebuah terobosan melewati kegelapan. Dan di setiap jeda waktu, aku mendapati momen untuk merenung tentang perjalanan panjang menuju puncak impian. Dengan setiap hembusan angin malam, aku merasakan kehadiran doa-doa mama yang membentang sebagai pelindung setiap langkah.
Malam menyajikan pelajaran berharga, memberikan ruang bagi pertumbuhan jiwa. Sejalan dengan matahari yang akan kembali bersinar, aku yakin setiap rintangan adalah bagian dari takdir yang tak terpisahkan. Meski pekerjaan malam menguji kekuatan fisik, ia juga membentuk karakter dan memberikan arti pada setiap perjuangan.
Dalam malam yang tenang, di bawah gemerlap bintang, aku memandang ke depan dengan keyakinan yang menggelora. Dalam keheningan itu, aku tahu bahwa setiap langkah membawa aroma doa dan harapan.
Mama, setiap usaha ini adalah bentuk cinta dan penghargaan untuk segala bimbinganmu. Dalam malam ini, seperti dalam hidup, aku belajar bahwa kebahagiaan sejati terlahir dari keteguhan hati dan dedikasi pada impian.
***
Bersambung...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H