Namaku Rian, dan kisah hidupku dimulai di sebuah kampung kecil bernama Libunio di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Lahir pada tahun 1977, aku tumbuh dalam lingkungan yang sederhana namun penuh dengan nilai-nilai kebersamaan.
Pada masa kecilku, kampung kecilku memberikan banyak kenangan manis. Ketika aku masih berusia sepuluh tahun, aku mulai mencicipi pahitnya kehidupan. Untuk membantu keluarga yang tengah dilanda kesulitan ekonomi, aku memutuskan untuk menjual kue keliling saat masih berada di Sekolah Dasar pada tahun 1987. Meski terlihat sepele, itu adalah langkah awalku untuk belajar tentang kemandirian dan tanggung jawab.
Perjuangan keluargaku semakin bertambah ketika ayahku jatuh sakit. Di usia remaja, saat aku menginjak Sekolah Menengah Pertama, aku harus bekerja di sawah untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Kehidupan yang keras tidak menghentikanku untuk tetap bermimpi dan berusaha.
Tahun 1998 adalah tahun yang penuh perubahan dalam hidupku. Meski harus bekerja keras di sawah selama SMA, aku berhasil lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Itu adalah awal dari perjalanan kuliahku di Universitas Negeri Makassar. Aku memilih fakultas MIPA jurusan Pendidikan Fisika, karena kecintaanku pada ilmu fisika dan keinginan untuk berbagi pengetahuan dengan generasi muda.
Namun, perjuangan hidupku tidak berakhir di situ. Ayahku meninggal pada tahun yang sama dengan pencapaianku di UMPTN, meninggalkan tanggung jawab besar bagi keluargaku. Untuk mendukung ibuku yang berjuang keras, aku menjadi seorang kuli bangunan, cleaning service, sapu jalan, dan bahkan satpam di malam hari selama kuliah.
Pada tahun 2003, aku berhasil meraih gelar sarjana dan menjadi sarjana pendidikan fisika. Wisuda adalah momen penuh haru, sebab perjalanan panjang dari menjual kue keliling hingga menjadi wisudawan telah membentukku menjadi individu yang kuat dan gigih.
Setelah wisuda, aku kembali ke kampung halaman dan memulai karier sebagai Guru Honor dari tahun 2003 hingga 2005. Pada tahun terakhir sebagai Guru Honor, aku diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 2005. Bersamaan dengan itu, aku juga menikahi Maria, seorang gadis, cinta pertamaku, yang selalu hadir dalam mimpiku sebagai gadis mungil dan selalu setia menemani perjuanganku.
Keluargaku semakin lengkap dengan kelahiran anak pertamaku, Petra, pada tahun 2005, dan anak kedua, Hen, pada tahun 2007. Kehadiran mereka menjadi sumber kebahagiaan dan motivasi untuk terus berusaha memberikan yang terbaik.
Pada tahun 2014, aku mendapat kepercayaan sebagai Kepala Sekolah  salah satu Sekolah Menengah Pertama di desaku. Tanggung jawab besar tidak membuatku gentar; malah, itu adalah tantangan baru yang kuhadapi dengan tekad dan dedikasi.
Tahun 2021 menjadi tahun yang penting dalam perjalanan karierku. Aku mengikuti tes calon pengawas sekolah, mengikuti diklat calon pengawas sekolah, dan pada akhirnya lulus diklat. Tahun berikutnya, di 2022, aku diangkat menjadi pengawas sekolah.