Mohon tunggu...
Viktorinus Rema Gare
Viktorinus Rema Gare Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Sekolah

Apa adanya dan melihat orang lain bahagia dari setitik kontribusi yang bisa ku beri adalah kepuasan batin tak terukur. Mempelajari sesuatu yang baru adalah tantangan tersendiri seabagai wujud niat hati untuk terus berevolusi bahwa hidup ini tidak statis namun dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Melangkah dari Kue Keliling ke Puncak Pendidikan: Kisah Hidup

20 November 2023   23:50 Diperbarui: 20 November 2023   23:54 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namaku Rian, dan kisah hidupku dimulai di sebuah kampung kecil bernama Libunio di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Lahir pada tahun 1977, aku tumbuh dalam lingkungan yang sederhana namun penuh dengan nilai-nilai kebersamaan.

Pada masa kecilku, kampung kecilku memberikan banyak kenangan manis. Ketika aku masih berusia sepuluh tahun, aku mulai mencicipi pahitnya kehidupan. Untuk membantu keluarga yang tengah dilanda kesulitan ekonomi, aku memutuskan untuk menjual kue keliling saat masih berada di Sekolah Dasar pada tahun 1987. Meski terlihat sepele, itu adalah langkah awalku untuk belajar tentang kemandirian dan tanggung jawab.

Perjuangan keluargaku semakin bertambah ketika ayahku jatuh sakit. Di usia remaja, saat aku menginjak Sekolah Menengah Pertama, aku harus bekerja di sawah untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Kehidupan yang keras tidak menghentikanku untuk tetap bermimpi dan berusaha.

Tahun 1998 adalah tahun yang penuh perubahan dalam hidupku. Meski harus bekerja keras di sawah selama SMA, aku berhasil lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Itu adalah awal dari perjalanan kuliahku di Universitas Negeri Makassar. Aku memilih fakultas MIPA jurusan Pendidikan Fisika, karena kecintaanku pada ilmu fisika dan keinginan untuk berbagi pengetahuan dengan generasi muda.

Namun, perjuangan hidupku tidak berakhir di situ. Ayahku meninggal pada tahun yang sama dengan pencapaianku di UMPTN, meninggalkan tanggung jawab besar bagi keluargaku. Untuk mendukung ibuku yang berjuang keras, aku menjadi seorang kuli bangunan, cleaning service, sapu jalan, dan bahkan satpam di malam hari selama kuliah.

Pada tahun 2003, aku berhasil meraih gelar sarjana dan menjadi sarjana pendidikan fisika. Wisuda adalah momen penuh haru, sebab perjalanan panjang dari menjual kue keliling hingga menjadi wisudawan telah membentukku menjadi individu yang kuat dan gigih.

Setelah wisuda, aku kembali ke kampung halaman dan memulai karier sebagai Guru Honor dari tahun 2003 hingga 2005. Pada tahun terakhir sebagai Guru Honor, aku diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 2005. Bersamaan dengan itu, aku juga menikahi Maria, seorang gadis, cinta pertamaku, yang selalu hadir dalam mimpiku sebagai gadis mungil dan selalu setia menemani perjuanganku.

Dokpri
Dokpri

Baca juga: Rindu Ayah

Keluargaku semakin lengkap dengan kelahiran anak pertamaku, Petra, pada tahun 2005, dan anak kedua, Hen, pada tahun 2007. Kehadiran mereka menjadi sumber kebahagiaan dan motivasi untuk terus berusaha memberikan yang terbaik.

Pada tahun 2014, aku mendapat kepercayaan sebagai Kepala Sekolah  salah satu Sekolah Menengah Pertama di desaku. Tanggung jawab besar tidak membuatku gentar; malah, itu adalah tantangan baru yang kuhadapi dengan tekad dan dedikasi.

Tahun 2021 menjadi tahun yang penting dalam perjalanan karierku. Aku mengikuti tes calon pengawas sekolah, mengikuti diklat calon pengawas sekolah, dan pada akhirnya lulus diklat. Tahun berikutnya, di 2022, aku diangkat menjadi pengawas sekolah.

Dokpri
Dokpri

Tahun demi tahun berlalu, dan perjalanan hidupku terus berlanjut. Seiring dengan tanggung jawabku sebagai pengawas sekolah, aku semakin yakin bahwa pendidikan memiliki peran besar dalam menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.

Pada setiap langkahku sebagai pengawas sekolah, aku berusaha memberikan dukungan dan bimbingan kepada guru-guru serta siswa-siswi. Aku percaya bahwa pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan mempersiapkan generasi mendatang untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.

Sambil menjalani tugas-tugas sebagai pengawas sekolah, aku tidak melupakan peran utamaku sebagai seorang ayah. Petra dan Hen, anak-anakku, adalah sumber kebahagiaanku. Aku selalu berusaha memberikan waktu dan perhatian maksimal kepada mereka, karena aku tahu bahwa keluarga adalah pondasi utama dalam membentuk kepribadian anak-anak.

Pada tahun 2022, keputusan untuk melanjutkan pendidikan di tingkat magister diambil dengan tekad yang kuat. Aku memutuskan untuk mengambil program S2 Pendidikan Fisika di Universitas Ahmad Dahlan. Kuliah di tengah-tengah kesibukan sebagai pengawas sekolah tentu bukan hal yang mudah, namun aku yakin bahwa investasi ini akan membawa manfaat besar dalam perjalanan pendidikanku.

Sembari mengejar gelar magister, aku juga terus mengembangkan diri sebagai pemimpin di sekolah. Pada tahun 2023, aku menjadi bagian  Lingkar Daerah Belajar (LDB), salah satu mitra  pembangunan  kemdikbudristek  untuk mendorong   satuan pendidikan di derah mengimplementasikan  Krikulum merdeka. Menginisiasi Forum Penggerak Pendidikan Daerah, Menginisiasi Kelas Penggerak , dan mengadvokasi kebijakan Pendidikan di daerah adalah tugas saya sebagai pengurus LDB Regional yang dipercayakan LDB Pusat.  Inilah wujud nyata komitmenku untuk terus berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di daerahku.

Saat aku menengok ke belakang, dari anak kecil yang menjual kue keliling hingga seorang pengawas sekolah yang sedang menempuh pendidikan S2, perjalanan ini penuh makna dan pelajaran berharga. Aku tahu bahwa setiap rintangan dan keberhasilan adalah bagian dari proses menuju versi terbaik dari diriku sendiri.

Perjalanan hidupku yang penuh liku-liku mengajarkan aku tentang ketekunan, kesabaran, dan tekad untuk terus maju meski dihadapkan pada berbagai rintangan. Dari menjual kue keliling hingga menjadi seorang pengawas sekolah dan mahasiswa S2, setiap langkahku adalah bagian dari kisah hidup yang terus berkembang.

Masa depan masih penuh dengan ketidakpastian, namun aku siap menghadapinya dengan semangat dan tekad yang tak pernah pudar. Harapanku adalah dapat terus berkontribusi pada dunia pendidikan, mewujudkan perubahan positif, dan membantu menciptakan generasi yang cerdas dan berintegritas.

Begitulah, perjalanan hidupku terus bersambung. Setiap hari membawa pelajaran baru dan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Aku bersyukur atas setiap momen dan bersiap untuk menghadapi apa pun yang akan datang dalam perjalanan hidup yang penuh warna ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun