Mohon tunggu...
Viktorinus Rema Gare
Viktorinus Rema Gare Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Sekolah

Apa adanya dan melihat orang lain bahagia dari setitik kontribusi yang bisa ku beri adalah kepuasan batin tak terukur. Mempelajari sesuatu yang baru adalah tantangan tersendiri seabagai wujud niat hati untuk terus berevolusi bahwa hidup ini tidak statis namun dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis Mungil di Dalam Mimpi

10 November 2023   23:46 Diperbarui: 10 November 2023   23:48 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu, ketika bulan purnama bersinar cerah di langit, aku terlelap dalam tidur yang lembut. Di dunia mimpi, aku menemukan diriku berada di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh ladang hijau dan pegunungan yang menjulang gagah. Di tengah desa itu, berdirilah sebuah rumah kecil dengan atap runcing dan pintu kayu yang ramah.

Di depan rumah, seorang gadis mungil berdiri dengan senyuman lembut di wajahnya. Rambut panjangnya berkibar-kibar ditiup angin malam yang sejuk. Namanya adalah Eliza. Gadis mungil ini seakan menjadi penghuni khusus dalam setiap mimpiku.

Setiap kali aku berkunjung ke dunia mimpi ini, Eliza selalu menyambutku dengan hangat. Bersama-sama, kami menjelajahi desa kecil itu, melintasi hamparan bunga yang bermekaran dan menyusuri aliran sungai yang jernih. Eliza selalu memiliki cerita indah tentang setiap sudut desa dan kenangan manis di setiap jalanan.

Pada suatu malam, kami duduk di bawah pohon tua di taman desa. Pepohonan itu memberikan teduh yang sempurna, dan angin malam membawa aroma bunga yang harum. Eliza memandangku dengan mata yang penuh keceriaan, lalu berkata, "Di sini, kita bisa bermimpi sebesar-besarnya tanpa takut terbangun."

Setiap kali matahari terbenam, kami melihat langit berubah warna dari jingga ke merah muda, menciptakan lanskap yang memukau. Eliza dan aku sering tertawa, bercanda, dan menikmati kehadiran satu sama lain. Desa ini menjadi dunia di mana kebahagiaan tampak begitu sederhana dan murni.

Namun, seperti setiap mimpi, saatnya untuk berpisah selalu tiba. Ketika fajar mulai menyingsing, Eliza menggenggam tanganku dengan lembut. "Jangan khawatir, kita akan bertemu lagi di dalam mimpi lainnya," katanya sambil tersenyum.

Aku bangun dari tidurku, dan dunia nyata menyambutku kembali. Meski matahari sudah bersinar terang, tapi hatiku masih penuh dengan memori indah dari desa kecil itu dan gadis mungil di dalam mimpi. Sejak itu, setiap kali aku terlelap, aku selalu berharap dapat kembali bertemu Eliza dan menjelajahi dunia mimpinya yang penuh keajaiban. Gadis mungil di dalam mimpi telah meninggalkan jejak kebahagiaan yang membekas di hatiku, dan aku bersyukur setiap kali bisa melangkah ke dalam kisah indah itu.

***

Baca juga: Ayah Mertua

Malam itu, bulan kembali menyorot langit, dan aku pun terlelap dalam tidur. Desa kecil itu, dengan keindahan dan kebahagiaan yang melingkupinya, menjadi tempat perlindungan yang kembali aku datangi. Saat aku tiba, Eliza sudah menunggu di depan rumah kayu kecil.

Baca juga: Rindu Ayah

Kali ini, kami memutuskan untuk menjelajahi hutan yang berada di belakang desa. Daun-daun rindang dan nyanyian burung menyambut kedatangan kami. Setiap langkah membawa cerita baru, dan Eliza dengan antusias bercerita tentang makna di balik setiap pohon dan batu yang kami temui.

Suatu malam, ketika langit dipenuhi bintang, kami duduk di tepi danau yang tenang. Cahaya bulan menciptakan refleksi yang memukau di permukaan air. Eliza menyentuh air dan berkata, "Setiap kali air danau ini bergerak, itu seperti dunia sedang bernyanyi lagu kebahagiaan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun