Di dalam rindu yang mendalam, kami bersatu,
Walau engkau  meninggalkan kami  25 tahun yang lalu.
Merindukanmu  dari Istri, anak, dan cucumu,
Meski jauh, kau selalu ada di hati selalu.
Dari pelukan hangat hingga senyuman di wajahmu,
Kami merindukanmu, ayah, tak ada yang dapat gantikanmu.
Kau adalah sosok yang penuh cinta dan kasih ,
Kami merasakan hadirmu, dalam setiap langkah.
Dalam keteguhan,isteri merindukan dekapmu,
Nasihatmu yang bijaksana, anak-anak  selalu merindu.
Kerinduan cucu-cucu mendengar ceritamu di masa lalu,
Semua kita, dalam rindu, mencari jejakmu.
Meskipun waktu telah berlalu sejauh 25 tahun,
Rindu kami tak pernah memudar, tak pernah surutkan.
Kau adalah akar keluarga yang tumbuh dalam  hati,
Dalam doa-doa kami, kau selalu ada, tak terganti.
Kau telah pergi, tetapi warisanmu abadi,
Kasih dan pelajaranmu, kami kenang dalam jiwa.
Rindu kami ayah, dari cucu, anak hingga isteri,
Kau adalah pahlawan dalam cerita yang penuh makna.
Ayah, kepergianmu, Â 25 tahun silam,
Membuat kami memaknakan,
Bahwa, rindu yang paling mencekam,
Adalah kepada orang yang sudah tiada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H