Mohon tunggu...
Viktor Rega
Viktor Rega Mohon Tunggu... Guru - Apa adanya, berjuang untuk menjadi berarti bagi orang lain.

Saya lahir di sebuah dusun kecil . Berjuang menggapai mimpi dengan cara yang berbeda dan luar biasa, menepis segala keraguan bahwa hidup harus diperjuangkan. Menjadi penjual kue keliling kampung ketika duduk dibangku SMP, bekerja sawah membanting tulang untuk membiayai hidup keluarga dan sekolah ketika SMA, karena ayah tercinta sakit-sakit. Menjadi kuli bangunan, tukang sapu jalan, dan Satpam ketika kuliah. Dan sampai detik ini, masih terus berjuang untuk kehidupan baru bagi isteri dan kedua anak-anakku. Entah sampai kapan, manusia tak ada yang tahu. Satu yang pasti, bahwa hidup terus berjalan sampai kita sudah tak mampu lagi berjalan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menjaga Martabat Demokrasi dengan Politik Santun dan Berintegritas

24 September 2024   22:42 Diperbarui: 24 September 2024   22:46 1672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Demokrasi dengan Politik Santun dan Beritegritas  (Dokpri)

Masyarakat sudah semakin pintar dalam menilai kualitas kandidat. Mereka tidak lagi terpengaruh oleh janji-janji manis yang tidak realistis. Mereka ingin pemimpin yang benar-benar mengerti persoalan di lapangan dan memiliki solusi nyata untuk mengatasinya. Inilah mengapa kampanye harus diisi dengan konten yang substansial dan bukan sekadar retorika. Kampanye yang didasarkan pada visi-misi yang jelas akan memberikan ruang bagi masyarakat untuk memilih dengan bijak sesuai dengan preferensi mereka.

Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, kita harus memastikan bahwa proses pemilihan kepala daerah berjalan dengan jujur, adil, dan berintegritas. Para politisi, tim pemenangan, dan pendukung masing-masing kandidat harus menahan diri untuk tidak terjebak dalam praktik-praktik politik kotor yang hanya akan merugikan masyarakat dan merusak tatanan sosial.

Pemilu bukanlah ajang untuk meraih kekuasaan absolut, melainkan momen di mana masyarakat diberikan kesempatan untuk memilih pemimpin yang benar-benar tulus dalam membangun daerah dan mensejahterakan rakyatnya. Mari kita bersama-sama menjaga agar proses demokrasi ini berjalan dengan baik, tanpa kampanye hitam, tanpa politik identitas, dan tanpa isu SARA. Hanya dengan cara ini kita bisa mewujudkan demokrasi yang tulus, sehat, dan berkelanjutan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

Politik bukan hanya tentang kekuasaan, tetapi juga tentang pengabdian. Saatnya kita pilih pemimpin yang tidak hanya pandai berbicara, tetapi juga memiliki tindakan nyata. Mari wujudkan politik yang berpihak pada rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun