Masyarakat sudah semakin pintar dalam menilai kualitas kandidat. Mereka tidak lagi terpengaruh oleh janji-janji manis yang tidak realistis. Mereka ingin pemimpin yang benar-benar mengerti persoalan di lapangan dan memiliki solusi nyata untuk mengatasinya. Inilah mengapa kampanye harus diisi dengan konten yang substansial dan bukan sekadar retorika. Kampanye yang didasarkan pada visi-misi yang jelas akan memberikan ruang bagi masyarakat untuk memilih dengan bijak sesuai dengan preferensi mereka.
Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, kita harus memastikan bahwa proses pemilihan kepala daerah berjalan dengan jujur, adil, dan berintegritas. Para politisi, tim pemenangan, dan pendukung masing-masing kandidat harus menahan diri untuk tidak terjebak dalam praktik-praktik politik kotor yang hanya akan merugikan masyarakat dan merusak tatanan sosial.
Pemilu bukanlah ajang untuk meraih kekuasaan absolut, melainkan momen di mana masyarakat diberikan kesempatan untuk memilih pemimpin yang benar-benar tulus dalam membangun daerah dan mensejahterakan rakyatnya. Mari kita bersama-sama menjaga agar proses demokrasi ini berjalan dengan baik, tanpa kampanye hitam, tanpa politik identitas, dan tanpa isu SARA. Hanya dengan cara ini kita bisa mewujudkan demokrasi yang tulus, sehat, dan berkelanjutan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
Politik bukan hanya tentang kekuasaan, tetapi juga tentang pengabdian. Saatnya kita pilih pemimpin yang tidak hanya pandai berbicara, tetapi juga memiliki tindakan nyata. Mari wujudkan politik yang berpihak pada rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H