Untuk memenuhi tuntutan pembelajaran di era  teknologi, guru harus mampu beradaptasi dengan era baru tersebut tampa harus menunggu antrian Bimtek dari pemerintah atau lembaga pendidikan lainnya melalui belajar sendiri atau otodidak.
Di era digital seperti saat ini, mau tidak mau, suka tidak suka seorang guru (baik yunior ataupun senior) harus mau belajar mandiri dan harus mampu melepaskan diri dari kungkungan zona nyaman (Artinya, merasa aman dengan kondisi yang dirasa dan  berorientasi pada keengganan membuang -- buang waktu untuk hal -hal  baru).
Di usia yang hampir menuju setengah abad,saya beruntung dikaruniai rasa keingintahuan yang cukup baik ( tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah, juga tidak sedang-sedang amat).Â
Kebetulan, memiliki  hobi membaca baik digital maupun manual (membaca berimbang, hehehe...). Ada suatu weblog yang menarik perhatian saya dan kebetulan penulis dan weblognya seorang guru. Saya mulai mencari tahu bagaimana membuat Weblog melalui internet. Baik tutorial yang diulas para bloger dalam weblognya maupun video tutorial pada chanel youtube.
Perlahan tapi pasti, saya bisa membuat weblog pribadi (www.gururema.com) yang sampai saat ini baru mencapai 33732  total tayangan halaman walaupun baru 200-an tulisan yang saya muat pada weblog saya tersebut. Walau desain dan tampilannya  masih sangat sederhana namun ada kepuasan batin yang tidak terukur dengan nilai apapun.Â
Masih banyak hal-hal baru yang menurut saya masih baru namun orang orang di luar sana sudah tidak asing lagi bagi mereka. Seperti memanfaatkan google form untuk kebutuhan evaluasi atau form-form lainnya, aplikasi pembelajaran lainya berbasis virtual (zoomeet,google classroom, dan lain sebagainya).Â
Membuat animasi berbasis powerpoint, membuat video pembelajaran berbasis powerpoint. Semuanya saya belajar secara otodidak dan diperoleh melalui  internet maupun melalui buku tutorial (buku tutorialpun  diunduh melalui internet, diprintout, dan dijilid agar memudahkan  belajar).
Dengan menjamurnya internet dan perkembangan teknologi informasi, siapapun dapat mempelajari apapun yang diinginkan dan yang paling utama adalah gratis.
Intinya adalah jangan menunggu antrian kapan  pelatihan terstruktur dan terprogram  terselenggarakan karena waktu terus berjalan. Jangan sampai anak didik (siswa) jenuh karena terlalu lama menunggu sentuhan digitalisasi dari seorang guru, sehingga perlahan namun pasti dapat menumpulkan sikap kritis mereka dan inovasi, kreatifitas mereka tergerus.
Seorang guru yang baik adalah mereka yang memiliki sikap kritis dan tanggap akan setiap tantangan zaman yang selalu berubah sehingga dari merekalah menjadi alasan bagi siswa  untuk  bermimpi dalam melakukan hal-hal yang luar biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H