Mohon tunggu...
Viktor Rega
Viktor Rega Mohon Tunggu... Guru - Apa adanya, berjuang untuk menjadi berarti bagi orang lain.

Saya lahir di sebuah dusun kecil . Berjuang menggapai mimpi dengan cara yang berbeda dan luar biasa, menepis segala keraguan bahwa hidup harus diperjuangkan. Menjadi penjual kue keliling kampung ketika duduk dibangku SMP, bekerja sawah membanting tulang untuk membiayai hidup keluarga dan sekolah ketika SMA, karena ayah tercinta sakit-sakit. Menjadi kuli bangunan, tukang sapu jalan, dan Satpam ketika kuliah. Dan sampai detik ini, masih terus berjuang untuk kehidupan baru bagi isteri dan kedua anak-anakku. Entah sampai kapan, manusia tak ada yang tahu. Satu yang pasti, bahwa hidup terus berjalan sampai kita sudah tak mampu lagi berjalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Empat Pendidikan Karakter di Keluarga yang Berdaya Guna bagi Anak

15 Desember 2021   22:02 Diperbarui: 21 Desember 2021   18:39 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mendengar kisah pengelaman hidup saya, setiap pulang sekolah dia belajar membaca jika mengalami kesulitan sesekali bertanya saya atau mamanya. 

Setiap hari begitu terus, tidak ada waktu bermain bersama teman-temannya. Dan akhirnya, dia dapat membaca lancar dan menulis dengan baik. Yang membuat terenyuh, saat di kelas 4 dia mewakili sekolahnya untuk lomba baca puisi tingkat SD dalam rangka hari Pendidikan Nasional. Dan dia mendapat juara pertama untuk lomba baca puisi . 

Yang lebih membahagiakan lagi, para jurinya adalah dosen dan guru SMA. Berdasarkan pengakuan jujurnya, "Saya mau seperti bapak, dahulu bapak berjuang dengan keras, saya juga harus bisa."

Oleh karena itu di sinilah upaya serta peran orang tua untuk senantiasa menanamkan dan mengajarkan karakter kerja keras kepada anak, sehingga nantinya akan terbentuk karakter anak yang mandiri, bertanggung jawab dan pekerja keras.

Rendah hati. Rendah hati adalah sifat seseorang yang sebetulnya memiliki kemampuan berlebih, tetapi tidak sombong atau memerkannya. 

Orang tua wajib mengajarkan karakter rendah hati pada anak sejak usia dini agar kelak saat mereka memahami artinya hidup, mereka paham cara bersikap baik. Oleh karena itu, mengajarkan rendah hati perlu dimulai dari orang tua. 

Menumbuhkan sikap rendah hati | Sumber: Shutterstock
Menumbuhkan sikap rendah hati | Sumber: Shutterstock

Pernah suatu waktu, ada seorang bapak tua datang bertamu di rumah kami. Kebetulan kami semua ada di rumah. 

Isteri saya bertanya kepada si bapak, "Bapak ada perlu apa?"

"Pa,bu, mungkin ada beras gaji, saya mau beli cukup tiga kilogram. Di warung, beras harganya mahal. Isteri saya sakit, pa guru," jawab bapak.

Tampa pikir panjang, isteri ke gudang kemudian mengambil beras dua karung masing-masing masanya 10 kg. Diberikan kepada si bapak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun