Â
Ku dengar bisikan melalui sang bayu,
Tentang permintaanmu,
Yang kau sampaikan,
Padaku.
Bagaikan  tetesan embun,
Membasahi ruang rindu
Sebagai lambang,
Dari kasih kita yang tak berujung.
Kulihat pelangi hati,
Di pelupuk matamu,
Sebagai gambaran,
Cinta yang kau beri.
Aku menyadari,
Dirimu terlalu berarti,
Semuanya  selalu indah,
Bersamamu.
Kukirimkan malam ini,
Cinta suciku,
Untuk kau pakai,
Sebagai  penghangat tidurmu.
Bersama hembusan angin teduh,
Kusalurkan kasih,
Melalui pori-pori jiwaku,
Untuk bekal tidur,
Yang kau jenjang.
Jika sulit yang kau rasa,
Dalam juangmu,
segeralah berita,
Aku selalu  ada,
Untukmu.
Anganku,
Tak pernah berhenti bersajak,
Karena kutahu,
Kau selalu menganggap,
Diriku ada.
Meski lelah mendera,
Aku tak kan pernah,
Meninggalkanmu,
Karena,
Kau bukan mimpi,
Kau nyata.
Segala rasa ini,
Tak kan padam,
Apalagi berakhir,
Lara  yang dulu  kita rasa,
Antara  ada dan tiada,
Jangan  lagi ada.
# Memory Puri Bunda, 2016 #
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H