Bagian Keenam
Menjadi Kuli Bangunan
(Dengan modal uang yang didapat dari kerja sebagai kuli bangunan di proyek pembangunan Gedung Bank Danamon selama tiga minggu, aku gunakan untuk biaya melengkapi bahan untuk kebutuhan pendaftaran ulang)
Pagi itu, aku menumpang pete-pete (mikrolet) jurusan jalan Peterani -- Daya menuju Kawasan Industri Makassar (KIMA), tujuannya hanya satu yaitu mencari pekerjaan serabutan paruh waktu di Kawasan Industri Makassar (KIMA), kerja apa saja yang penting halal. Kata-kata ayahku terus terngiang disetiap pikiranku.Â
Sesampai di KIMA,aku mencoba mendatangi setiap pabrik siapa tahu ada lowongan pekerjaan yang memperkerjakan buruh paruh waktu. Dari semua pabrik yang ada, tidak ada satupun yang menerima buruh yang bekerja paruh waktu, apalagi setelah mengetahui kalau aku masih kuliah. Lama aku berkeliling berjalan kaki mendatangi setiap pabrik, kesempatan baik tiba ketika aku mendatangi Pabrik Sea Food, kebetulan ada pekerjaan membangun Gudang. Aku mendatangi pimpinan prokyeknya, Namanya bapak Herman.
" Selamat pagi pak", sapaku. " pagi, ada apa ki?". Jawab pa Herman. " Tabe (maaf) pak, boleh tanya?", lanjutku. " oo boleh,boleh," " Tanya apa ki?". Pa Herman mempersilahkan aku untuk bertanya, dari gaya berbicaranya kelihatan pak Herman orang baik dan rendah hati.
"Begini pak, saya boleh melamar jadi kuli bangunan di proyek yang bapak kerjakan?", pintaku. " kita asalnya darimana ki?", pak Herman balik bertanya. " Aku dari Flores pak", jawabku. " Sudah lama di Makasar?", Kembali pak Herman bertanya. " Iya pak, aku sudah empat bulan di Makassar",jawabku. " bisa kamu kerja seperti ini ( men jadi kuli ) ?", Pa Herman kembali bertanya. " Aku bisa, pak". " Sudah biasa aku kerja seperti ini",jawab aku menyakinkan pak Herman.
" Kalau begitu, boleh,boleh kamu kerja disini,tapi mulai besok ya", " disini upahnya Rp.5000/hari, makan tanggung masing-masing buruh". " Setiap minggu, upahnya baru dibayarkan". "Jam kerjanya mulai pukul 08.00 s/d pukul 16.00 ",Pak Herman men jelaskan.
" Sebelumnya aku mengucapkan terima kasih pak, bapak sudah mau menerima aku kerja di proyek bapak." " Boleh aku bertanya sekali lagi ya pak?",pintaku. "ya, boleh","silahkan",Pak Herman mempersilahkan.
"Apa aku bisa kerja paruh waktu pak?", "Saya berjanji akan datang kerja tepat waktu". "Kebetulan aku sementara kuliah, dan jam kuliahku dari pukul 13.30 s/d pukul 15.30 setiap hari senin s/d jumad".
" Bagaimana ya,soalnya disini kerjanya sehari penuh", pak Herman menjawab dengan penuh pertimbangan. "Baik, kamu boleh kerja di sini dari pukul 08.00 s/d pukul 13.00, dan upah kamu setengah dari upah harian". " Tapi, ingat kalua kamu bersedia, kamu harus datang kerja tepat waktu", pak Herman mengingatkan.