Mohon tunggu...
Vikry Pristian
Vikry Pristian Mohon Tunggu... -

Saya dikenal sebagai mahligai kampus yang sangat mempesona. Sifat saya yang jujur dan tutur kata yang lembut membuat saya digandrungi, tidak saja dikalangan mahasiswa itu sendiri, melainkan seluruh jajaran institusi kampus dan para kolega dekat. Paras yang cukup menarik, kadang membuat saya sering dikira sebagai Vino G. Bastian, Vicky Nitinegoro, Betrand Antolin atau Ben Joshua. Saya tak bergeming dan tetap berjalan pada tempat semestinya. Hobi memasakku kadang membuat para ibu2 kesengsem dengan gemulai tangan dan kelentikan jariku dalam mengolah setiap resep masakan dengan gelora dan cita rasa integritas yang tinggi. BRAVO!!!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Latihan Fisik Alternatif Berorientasi Positif!!

13 Desember 2010   06:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:46 1409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

4.    Konsistenasi cepat pulih pasca gerak sepakbola eksplosif maksimal selama 90 menit.

X - - X - - X- - X - - X- - X - - X

Untuk melatih  keempat elemen fisik tersebut, Verheijen menggunakan sepakbola. Untuk elemen gerak sepakbola eksplosif maksimal, ia menggunakan football sprint dengan interval istirahat lama. Sedang untuk elemen konsistensi gerak sepakbola eksplosif maksimal selama 90 menit, ia memakai football sprint dengan interval istirahat singkat. Verheijen menolak isolated training dengan lari kosong tanpa bola. Menurutnya dalam isolated running exercise, karakteristik gerak eksplosifnya berbeda. Tanpa bola, pemain akan berlari dengan arah menentu, sedangkan dengan bola akan mengikuti arah bola. Penggunaan reaksi juga menjadi berbeda, karena pemain bereaksi akibat peluit atau tepukan. Terakhir, dalam isolated running, pemain berlari di jalurnya masing-masing, tanpa benturan. Padahal karakteristik lari sepakbola menuntut benturan.

Latihan permainan menjadi andalan Verheijen saat melatih elemen fisik cepat pulih pasca gerak sepakbola eksplosif dan konsistensi cepat pulih selama 90 menit. Latihan large sided games dan medium sided games akan meningkatkan konsistensi cepat pulih pemain selama 90 menit. Sedangkan small sided game terbukti akan mengangkat kecepatan pulih pasca gerak sepakbola eksplosif maksimal.

Periodisasi Fisik Sepakbola

Periodisasi Football Conditioning dilakukan dengan siklus 6 minggu. Dimana dalam 6 minggu dibagi menjadi 3 fase. Di dua minggu awal, pemain melakukan Large Sided Games. Dua minggu pertengahan tim berlatih football sprint istirahat sedikit dan medium sided games. Sedang di dua minggu terakhir, tim berlatih football sprint banyak istirahat sebelum bermain small sided games. Siklus berulang, dengan tim kembali berlatih large sided games. Pengulangan berlangsung terus sepanjang musim.

Football Conditioning menuntut pelaksanaan periodisasi yang ketat. Verheijen menolak latihan dua kali per hari. Kemudian, konsepnya menghendaki latihan hanya 4x per minggu, dengan 1x latihan fisik per minggu. Verheijen percaya bahwa lebih baik berlatih 4 kali latihan per minggu dengan intensitas 100% ketimbang latihan 6x per minggu dengan intensitas 80%. Verheijen juga menyukai latihan hanya berdurasi 75-90 menit saja. Intensitas yang selalu dikedepankannya didasari dari karakterisitik cabang olaharaga sepakbola. Konsep ini juga digunakan demi menjaga timnya bebas dari cedera.

Hal lain yang menarik dari konsep Football Conditioning ialah Verheijen menolak static stretching. Menurutnya gerakan sepakbola menuntut eksplosifitas, dimana didalamnya banyak terjadi kontraksi pliometris. Konsekuensinya, static stretching dianggap tidak relevan untuk cabang sepakbola, karena secara berkala akan menurunkan eksplosifitas pemain. Peregangan statis juga dianggapnya membuang waktu latihan. Lama pelaksanaanya dirasa mencuri waktu pemain berlatih dengan bola. Verheijen juga menolak latihan beban (weight training). Metode ini hanya relevan untuk pencegahan dan rehabilitasi cedera.

Luc Castaignos

Bentuk implementasi football conditioning bisa banyak dipelajari dari kasus Luc Castaignos. Pemain muda  Feyenoord berusia 19 tahun ini merupakan bintang baru Belanda. Tercatat Inter Milan dan beberapa klub tenar Eropa berusaha merekrutnya. Kehebatan Luc Castaignos sekarang bukannya akibat sulap, tetapi lewat proses panjang, sistematis dengan menggunakan konsep football conditioning secara disiplin.

Luc ditemukan oleh talent scouter Feyenoord saat ia berusia 15 tahun. Di klub amatir tempat ia berasal hanya berlatih 2x per minggu. Sedangkan tim barunya Feyenoord U16 selalu berlatih 4x per minggu. Artinya Luc harus beradaptasi dengan level sepakbola Feyenoord yang lebih tinggi (intensitas), juga dengan frekuensi latihan yang lebih banyak (volume). Keputusan coaching staff Feyenoord amat mengejutkan, Luc hanya diijinkan berlatih 2x/minggu selama pre season 6 minggu. Tujuannya agar Luc bisa beradaptasi dengan level sepakbola (intensitas) yang lebih tinggi di tim barunya. Frekeunsi latihan Luc baru ditambah menjadi 3x per minggu di bulan September dan 4x per minggu di bulan November. Sebuah keputusan brilian yang membuat Luc sebagai bintang baru Feyenoord U16.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun