Mohon tunggu...
Vikry Dimas Saputra
Vikry Dimas Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa 2021

Semua Pekerjaan akan terasa lebih ringan jika tidak dikerjakan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Potensi Permasalahan Kontrak Derivatif

23 Maret 2024   16:14 Diperbarui: 23 Maret 2024   16:25 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transaksi derivatif keuangan yang kita kenal saat ini pada dasarnya dapat membantu perluasan aktivitas bisnis, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya untuk mengelola risiko bisnis. Bahkan, transaksi derivatif telah memfasilitasi pembukaan kegiatan baru yang sebelumnya dianggap terlalu berisiko tanpa adanya instrumen derivatif tersebut.

Instrumen derivatif digunakan sebagai salah satu metode lindung nilai (hedging) untuk mengurangi risiko dalam transaksi keuangan tertentu. Derivatif adalah perjanjian untuk membeli dan/atau menjual sejumlah produk atau barang pada waktu dan harga yang telah ditetapkan saat kontrak dibuat (Utomo, 2000). Kebijakan derivatif merujuk pada upaya atau keputusan yang diambil oleh perusahaan atau lembaga untuk mengontrol risiko yang terhubung dengan penggunaan instrumen keuangan turunan. Instrumen ini mencakup perjanjian futures, opsi, serta swap. Penggunaan derivatif telah memungkinkan pengalokasian risiko yang lebih efisien dengan cara mentransfer risiko kepada pihak lain yang lebih sanggup dan bersedia mengelolanya. Namun, beberapa insiden kerugian besar yang melibatkan transaksi derivatif, seperti yang terjadi pada Baring, UBS, NatWest Bank, Metallgesellschaft, Procter & Gamble, Enron, serta di Indonesia dengan Bank Duta, Bank Niaga, dan Credit Lyonnais, telah merusak citra derivatif sebagai alat keuangan yang bermanfaat. Saat ini, masyarakat Indonesia cenderung melihat transaksi derivatif sebagai kegiatan spekulatif.

Potensi masalah pada kontrak derivatif mencakup beberapa aspek, termasuk risiko kontraktual, kredit, likuiditas, pasar, hukum, operasional, model, dan kontrol internal. Ini mencakup risiko bahwa salah satu pihak gagal memenuhi kewajibannya, risiko kredit jika pihak lawan mengalami kebangkrutan, kesulitan menjual kontrak di pasar likuid, perubahan nilai aset mendasar, perubahan hukum dan peraturan, kesalahan operasional, keakuratan model matematika yang digunakan, dan kegagalan dalam pengelolaan risiko secara internal. Memahami dan mengelola potensi masalah ini adalah kunci dalam manajemen risiko yang efektif dalam penggunaan kontrak derivatif. Dari beragam risiko terkait transaksi derivatif, termasuk risiko pasar, kredit, operasional, dan hukum, risiko hukum tampak menjadi yang paling signifikan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perangkat hukum yang memadai yang mengatur transaksi derivatif, serta kurangnya pemahaman dari banyak pihak yang terlibat tentang sifat dan risiko dari transaksi derivatif itu sendiri. Kajian mengenai aspek hukum transaksi derivatif ini menyiratkan masalah yang lebih besar terkait regulasi ekonomi yang dihadapi oleh Indonesia dalam konteks globalisasi dan integrasi ekonomi serta keuangan internasional.

            Masalah hukum yang terkait dengan kebijakan derivatif meliputi ketidakjelasan dalam regulasi, kompleksitas kesesuaian hukum, perlindungan konsumen, tantangan penegakan hukum, risiko terkait kontrak dan implementasinya, serta harmonisasi regulasi di tingkat global. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman yang menyeluruh tentang regulasi hukum dan risiko yang terkait bagi pihak yang terlibat dalam transaksi derivatif. Kerjasama dengan penasihat hukum yang ahli diperlukan untuk memastikan kepatuhan dan perlindungan hukum yang memadai.

            Kesimpulannya, transaksi derivatif keuangan merupakan instrumen yang penting dalam manajemen risiko bisnis, memungkinkan perluasan aktivitas bisnis, peningkatan efisiensi, dan pengurangan biaya. Instrumen derivatif digunakan sebagai metode lindung nilai untuk mengurangi risiko dalam transaksi keuangan dengan memanfaatkan perjanjian untuk membeli atau menjual produk atau barang pada waktu dan harga yang telah ditetapkan. Namun, penggunaan derivatif juga membawa risiko, termasuk risiko pasar, kredit, operasional, dan hukum, dengan risiko hukum terlihat sebagai yang paling signifikan karena ketidakjelasan dalam regulasi dan kurangnya pemahaman tentang sifat dan risiko derivatif. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang regulasi hukum dan risiko yang terkait, serta kolaborasi dengan penasihat hukum yang terampil, sangat penting dalam penggunaan derivatif untuk memastikan kepatuhan dan perlindungan hukum yang memadai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun