Mohon tunggu...
Vikri Dwiki
Vikri Dwiki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berusaha memberikan yang terbaik untuk umat

"Jadilah diri kamu sendiri karena orang lain tidak bisa menjadi dirimu"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Surat Cinta untuk Pejuang Quran"

15 Juni 2021   08:08 Diperbarui: 15 Juni 2021   08:35 1832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku yang akan saya review adalah "surat cinta untuk pejuang Qur'an", yang ditulis oleh Ahmad Khoirul Anam, tahun terbit 2021, penerbit nobel pustaka, jumlah halaman 165, nomor ISBN: 978-623-6054-51-2

Profil penulis, ahmad khoirul anam pria asal sanggau, Kalimantan barat, sosok suami sekaligus ayah dari seorang anak. Saat beliau menulis buku ini, usianya 24 tahun. Mengambil disiplin ilmu al-qur'an dan tafsir, dia menuntaskan program sarjananya di kota bogor.

Beliau sosok yang sangat mencintai dunia al-qur'an dan berusaha agar hidupnya didedikasikan untuk perjuangan menghidupkan al-qur'an, dan motto hidupnya adalah, "bacalah al-qur'an, sampai kau menemukan jawaban atas setiap permasalahan hidupmu".

Kegiatan sehari-hari penulis diantaranya adalah sebagai pengasuh program tahfidz di salah satu pondok pesantren tahfizh, mengisi kajian-kajian remaja dan orang tua, dan juga menulis.

Penulis juga aktif membuat tulisan-tulisan sederhana seputar al-qur'an dan tips-tips menghafal al-qur'an diberbagai platform media sosial.

Yang saya sukai dari buku ini adalah, bahwa penulis memberikan banyak jawaban bagi setiap pertanyaan yang muncul dalam benak para penghafal al-qur'an, para penghafal mengalami banyak masalah dalam menghafal serta futur tingkat tinggi sehingga membuat dirinya down dalam menghafal al-qur'an, penulis mencoba membawa para penghafal berpikir akan harusnya bersabar dalam menghafal al-qur'an dan pantang menyerah, terutama dalam mempertahankan hafalan, karena tidak dapat kita pungkiri bahwa yang sulit bukan menghafalnya tapi menjaga hafalannya, dan yang pasti penulis banyak memberikan asupan motivasi bagi para pejuang al-qur'an karena pahala yang allah janjikan akan sebanding bahkan lebih dari apa yang kita perjuangkan.

Adapun gaya ataupun teknis penulis dalam menulis buku ini, sangat bagus menurut saya, tapi terbatas tidak untuk semua kalangan karena penulis menggunakan bahasa anak-anak milenial sehingga tidak bisa menjadi buku rujukan atau buku motivasi buat orang yang tidak masuk dalam kategori anak milenial, penulis lebih banyak menggunakan bahasa hati atau biasa dibilang romantis dan puitis bagi anak milenial sehingga pembaca tidak langsung faham tapi harus berfikir sejenak ketika membaca, struktur kata yang digunakan juga sangat beraturan seperti satu dengan yang lainnya ada keterkaitan.

Kalau saya disuruh untuk menilai buku ini, maka saya akan kasih nilai 80 kenapa? Karena buku ini sangat memotivasi sekali bagi para pembacanya terutama para pejuang al-qur'an, karena mereka butuh sekali dengan adanya motivasi disetiap langkahnya dalam menghafal al-qur'an, apalagi yang baru melangkah ingin menjadi pejuang al-qur'an, buku ini sangat kecil dan ringan sehingga mudah untuk dibawa dan dibaca dimana dan kapanpun ketika diri ini butuh dengan motivasi.

Adapun kekurangan yang ada dalam buku ini, bahwa penulis tidak mencantumkan hal-hal yang bisa menjadikan timbulnya motivasi dalam diri para penghafal al-qur'an, karena penulis tiba-tiba langsung pada inti pembahasan, padahal yang kita ketahui bahwa fitrah manusia ketika melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas maka dia harus tahu terlebih dahulu apa yang akan dia dapatkan ketika melakukan suatu pekerjaan tersebut, apalagi menghafal al-qur'an merupakan suatu ibadah yang sangat mulia, maka para penghafal harus tau dari apa yang akan dia dapatkan ketika dia mulai menghafal al-qur'an atau menjadi pejuang al-qur'an, dan yang kurang didalam buku tersebut bahwa penulis tidak menceritakan akan pengalaman pribadinya dalam menghafal al-qu'an serta bagaimana perjuangannya dalam mempertahankan hafalannya, padahal kalau itu berusaha penulis tuangkan maka hasilnya akan lebih sempurna karena para pembaca akan tahu dari pengalaman orang yang benar-benar nyata berjuang bersama al-qu'an bukan cuman hayalan belaka atau cerita yang bisa dimanipulasi sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang dirasakan para penghafal al-qur'an pada umumnya.

Kesimpulan yang bisa saya sampaikan dari buku ini adalah, bahwa buku ini sangat berkesan dan mungkin sangat membantu sekali bagi orang yang mulai menghafal atau yang sudah memulai menghafal al-qur'an supaya lebih bersemangat lagi dalam menghafalnya, motivasi yang disampaikan sangat unik dan menarik bagi para pembaca, apalagi kalau kita melihat fenomena anak dizaman sekarang yang sudah jarang dan sulit untuk menghafal al-qur'an, jangankan menghafal, membacanya pun sudah jarang dilakukan, karena sudah adanya gadget membuat fokus mereka teralihkan dari semua itu, maka dengan hadirnya buku ini mudah-mudahan memberikan dorongan kembali bukan hanya bagi para penghafal al-qur'an yang belum menghafal pun termotivasi untuk mulai menghafalnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun