Mohon tunggu...
Vikri Adha
Vikri Adha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Saya adalah seorang individu yang suka berpikir serta memiliki ketertarikan dalam menulis lagu. Keindahan melibatkan kata-kata untuk menciptakan melodi yang menggugah emosi adalah passion saya yang tak tergantikan. Selain dari dunia musik, minat saya dalam bidang psikologi memberikan dimensi tambahan pada karya-karya saya, menggali kedalaman emosi dan pengalaman manusia. Kemampuan saya dalam mengekspresikan pemikiran dan perasaan melalui tulisan saya, baik dalam lagu atau artikel, mencerminkan hasrat saya dalam menciptakan pengalaman artistik yang berkesan di bidang entertainment.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Non-biner atau Transgender Masuk Toilet Pria atau Wanita?

2 Januari 2024   06:02 Diperbarui: 2 Januari 2024   06:31 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia secara biologis terlahir secara mutlak sebagai pria dan wanita, begitu juga peruntukannya dalam berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari. Namun, apakah setiap individu merasakan kesesuaian konsep sosial dan budaya mengenai peran serta perilaku dengan jenis kelamin biologisnya masing-masing?
Individu mungkin merasa tidak nyaman atau tidak sejalan dengan norma-norma gender yang ada, sehingga membuka jalan bagi identitas gender yang beragam seperti non-biner, genderqueer, atau transgender. Dengan artian bahwa gender tidak terpaku oleh jenis kelamin biologis.  

Ekspresi gender yang beragam, seperti halnya identitas gender yang beragam, bukanlah indikasi adanya gangguan mental. (Turban Jack, 2022)

Melangkah lebih jauh dalam pemahaman terhadap agama dan norma sosial, yang memberikan kita wawasan mendalam tentang cara hidup bersama di masyarakat. Mempertimbangkan pentingnya menjaga keseimbangan antara pemahaman terhadap ilmu agama dan norma sosial, kita juga diingatkan untuk tidak terjebak dalam ekstremisme. Terlalu fokus memperdalam ilmu agama tanpa memahami nilai-nilai norma sosial dapat membuat kita kehilangan perspektif terhadap kemanusiaan. Begitu pula dengan terlalu dalam dalam memahami norma sosial, kita dapat kehilangan akar spiritualitas dan keagamaan yang memperkuat keberadaan kita.

Oleh karena itu, hidup kita seharusnya erat bergandengan dengan nilai-nilai norma dan ajaran agama, sehingga kedua aspek tersebut dapat saling melengkapi dan memberikan pedoman yang seimbang dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan dalam situasi sehari-hari seperti penggunaan toilet umum,

Toilet umum dapat ditemukan disetiap tempat publik, yang mana masyarakat umum dapat menggunakan nya mulai dari toilet pria dan wanita, untuk penyandang disabilitas, atau bahkan ruang untuk menyusui yang cukup aman dan nyaman. Namun apakah menjamin terjaganya aurat bagi yang berhijab?

Hampir dari seluruh bagian tubuh pada wanita adalah aurat, meskipun tidak semua wanita berhijab, baik itu muslim dan non-muslim, kita harus saling menghargai karena berhubungan dengan norma sosial dan agama.

Lalu bagaimana jika non-biner dan trans masuk ke dalam toilet umum khusus wanita? para wanita cenderung memperbaiki tampilan mekap atau bahkan tampilan pakaiannya, dan tak jarang juga memperbaiki tampilan kerudung. Yang mana satu helai rambut nya itu merupakan aurat

Meskipun secara gender telah berubah, namun tetap secara agama khususnya agama islam, jenis kelamin biologis yang menentukan pria atau wanita nya seseorang.

Solusinya bisa saja dengan membuat toilet baru khusus non-biner atau trans, untuk saling menghargai, tapi jika terkesan aksi ini adalah aksi dukungan terhadap LGBTQ bisa juga dengan tidak membuat toilet baru sama sekali, tetapi dengan menambahkan penjaga pada pintu toilet yang mana hal ini dapat membuka peluang pekerjaan baru, khusunya bagi para tunakarya

Tidak lupa juga untuk saling menghargai satu sama lain, dengan bersikap normal, tidak menyinggung, mengasumsikan, atau bahkan membully memgenai orientasi seksual serta cara berpakain, dan mendiskriminasi kaum non-biner dan trans

Serupa tapi tak sama, begitu lah kira-kira kata yang tepat untuk menggambarkan gula dan garam, sama hal nya dengan menghargai dan mendukung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun