Mohon tunggu...
Vikrama
Vikrama Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Semester Hampir Tua

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Clickbait Sebagai Trik dan Dilema dalam Dunia Jurnalisme yang Sering Disalahpahami

26 Oktober 2020   04:16 Diperbarui: 26 Oktober 2020   04:23 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : contentmarketinginstitute.com

Teknologi dari masa ke masa berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Perkembangan ini tentunya memberikan kemudahan bagi manusia. Kemudahan melakukan berbagai kegiatan ini diperolah karena adanya teknologi, yang diciptakan memang untuk memberi bantuan-bantuan kepada manusia dalam banyak hal.

Media juga berkembang dipengaruhi dengan perkembangan teknologi. Mulanya media yang berbentuk cetak fisik, seperti koran, majalah, sekarang memiliki bentuk digital. Dahulu, media juga memiliki sifat satu arah sehingga media tidak bisa berkomunikasi dengan audiensnya secara dua arah.

Teknologi yang berkembang dari wkatu ke waktu membuat hal-hal yang menjadi pembatas hilang. Media pun akhirnya dapat menjadi lebih interaktif dan lebih kreatif dengan bantuan dari teknologi. Media baru ini disebut dengan nama Multimedia.

Penggunaan Multimedia dalam dunia Jurnalisme

Vaughan (2001) mengatakan bahwa multimedia dapat diartikan sebagai sebuah media yang dipakai oleh sebuah perusahaan  sebagai perantara untuk mendistribusikan konten yang telah diproduksi. Sesuai namanya, multi yang berarti banyak, berarti multimedia merupakan banyak media yang dipakai untuk menyajikan konten berita.

Misal dalam sebuah artikel ataupun berita terdapat foto yang berkaitan dengan tulisan tersebut, teks yang berisikan inforasi tentang kejadian, dan yang paling menonjol dari multimedia yaitu dapat dimasukkannya video-video bersangkutan ke dalam berita tersebut.

Banyaknya media yang kemudian dimasukkan ke dalam sebuah berita ataupun artikel, maka produk jurnalistik tersebut merupakan multimedia. Produk multimedia seringnya dapat kita lihat pada jurnalisme online. Jurnalisme online merupakan bentuk jurnalisme yang tercipta karena adanya perkembangan internet.

Jurnalisme online merupakan salah satu bentuk jurnalisme yang mempermudah kebutuhan masyarakat akan informasi. Hal ini menjadi mudah karena internet bersifat mudah diakses, sehingga informasi banyak diterima oleh masyarakat dan jadi lebih mudah untuk memberikan feedback.

Banyaknya informasi-informasi tersebut menimbulkan beberapa fenomena yang timbul seperti hoax dan juga clickbait. Definisi clickbait menurut Anand, Chakraborty, dan Park (dalam Hidayat, 2019) yaitu judul berita yang bersifat menggoda pembaca dan biasanya menggunakan bahasa provokatif untuk menarik perhatian pembaca.

Clickbait
Sumber : fourdots.com
Sumber : fourdots.com

Clickbait bukanlah sesuatu yang begitu saja terjadi. Clickbait merupakan upaya penulis ataupun editor untuk membuat judul yang mampu menarik perhatian pembaca yang kemudian juga dapat memanipulasi emosi pembaca hingga pembaca merasa tidak dapat melewatkan berita tersebut.

Kesenjangan informasi antara hal yang tidak diketahui dan hal yang ingin diketahui oleh pembaca merupakan alasan hal ini dapat terjadi. Menurut Loewenstein (dalam Hidayat, 2019), pada dasarnya setiap kali kita melihat celah "antara apa yang kita ketahui dan apa yang ingin kita ketahui" memiliki konsekuensi emosional.

Karena hal ini lah yang kemudian dapat menghasilkan perasaan kehilangan sesuatu dan individu bersangkutan akan termotivasi untuk mencari informasi yang hilang, demi mengurangi ataupun menghilangkan perasaan kehilangan ini.

Dalam membuktikan bagaiman efek clickbait terhadap konsumen, penulis melakukan survey kecil-kecilan tentang berita berjudul clickbait. Sebanyak 13 orang merespon survey ini. Setelah memberikan deskripsi clickbait pada responden, kemudian penulis menanyakan apakah mereka pernah membuka berita berjudul clickbait dan apa alasanya.

Semua responden menjawab pernah membuka berita yang berjudul clickbait, namun menariknya adalah sebanyak 8 orang tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena mereka menemukan berita yang judulnya, walaupun clickbait, namun kontennya sesuai dan tidak melenceng.

Dari hal tersebut terlihat bahwa, sebenarnya clickbait bukanlah sebuah hal yang buruk dan digunakan untuk berita-berita yang berbau hoax atau hanya digunakan untuk menarik perhatian audiens tanpa memperhatikan hubungan antar isi dan judul dari berita tersebut.

Pendapat Para Responden

Berdasarkan survey yang dilakukan penulis, penulis menemukan bahwa berita-berita dengan judul yang sesuai dengan isinya termasuk banyak. Kesimpulannya adalah bahwa clickbait sebenarnya merupakan salah satu dari banyak solusi untuk menarik perhatian pembaca dan membuat mereka membaca isi dari berita tersebut.

Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia juga berkaitan dengan hal ini. Menristekdikti (Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi) Mohamad Nasir mengatakan bahwa minat baca masyarakat Indonesia termasuk dalam peringkat bawah, yaitu pada peringkat 63 dari 73 negara. Hal ini pun dipengaruhi dengan banyaknya hoax di Indonesia. Terlihat disini bahwa clickbait bisa jadi memiliki sebuah fungsi yang positif.

Sebanyak 6 responden yang penulis tanyakan setuju tentang clickbait dipakai untuk menarik perhatian pembaca.

Terkait dengan menarik pembaca, angka view yang tinggi pun berhubungan dengan profit yang didapat oleh perusahaan media. Perusahaan media memang tidak hanya hidup dari penyebaran berita namun memerlukan profit yang diperlukan untuk media bertahan di ketatnya persaingan antar media saat ini.

Minat baca yang rendah di Indonesia juga menjadi salah satu hal yang menarik dan penulis tanyakan kepada responden. Diantara beberapa jawaban, penulis mengambil 2 jawaban yang menurut penulis menarik untuk konteks ini.

Respon pertama yang penulis ambil adalah "Sebenarnya sih aku awalnya menganggap clickbait tuh hal yang tidak baik ya, tapi karena udah dijelasin konteksnya, setelah kupikir lagi menurutku clickbait oke aja sih.Apalagi kalau niatnya memang untuk menarik perhatian pembaca, daripada yang baca sedikit."

Dari pernyataan responden tersebut dapat disimpulkan bahwa sangat penting bagi penulis atau redaksi untuk menarik perhatian pembaca, karena tanpa adanya minat pembaca akan sulit untuk menyampaikan informasi dalam berita. Semua berita yang dipublikasikan, betapapun penting beritanya, masyarakat tidak akan membacanya, meskipun masyarakat membacanya, mungkin hanya akan dibaca sekilas.

Malasnya masyarakat untuk membaca sebuah berita secara lengkap merupakan salah satu masalah yang juga krusial. Kebanyakan orang hanya tertarik untuk membaca sebuah berita yang memiliki judul yang menarik, kalau judul yang dicantumkan tidak menarik maka kemungkinan berita tersebut akan dibuka dan dibaca menjadi lebih kecil.

Kemudian respon kedua yang penulis ambil dan anggap menarik yaitu "Menurutku kayaknya oke aja sih, soalnya disini konteksnya ya untuk menarik perhatian dan mempermudah tersebarnya informasi. Tapi ya dengan catatan tetap antara judul sama isi harus sesuai." jawab seorang responden.

Kesimpulannya clickbait boleh digunakan apa tidak ya?

Sumber : contentmarketinginstitute.com
Sumber : contentmarketinginstitute.com
Kembali pada awal artikel ini, artikel ini memiliki judul yang memiliki kata dilema di dalamnya. Dilema memiliki arti yang menunjukkan kebimbangan, kondisi yang menawarkan dua kemungkinan yang sulit diterima pula.

Di satu sisi, memang benar clickbait dapat digunakan untuk meningkatkan minat baca, namun harus dengan kondisi tertentu yaitu isi konten yang sesuai dengan judul, jika tidak berarti clickbait menjadi hal yang negatif untuk digunakan.

Clickbait sudah memiliki image yang negatif bagi banyak orang, bahkan tidak jarang memang clickbait merugikan pembacanya sehingga merasa dibohongi oleh judul yang dicantumkan. Akan tetapi mungkin sebenarnya clickbait adalah salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan minat baca dan literasi di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun