Mohon tunggu...
Vikrama
Vikrama Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Semester Hampir Tua

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Internet dan Media, Sejarah Singkat Berkembangnya Awal Jurnalisme Daring

1 September 2020   09:58 Diperbarui: 1 September 2020   10:03 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah media baru ini sendiri membuat orang-orang terbayang bahwa media ini sendiri merupakan internet, ada pula yang terbayang dengan televisi digital, lingkungan virtual, dan lain-lain. Karena hal inilah media baru disebut pula dengan media digital. Sebutan media digital ini digunakan karena dianggap lebih cocok dan sederhana pada media baru.

Media digital inilah yang kemudian dapat diakses melalui internet. Digital sendiri diambil dari kata digit yang berarti angka yang artinya semua data yang dimasukkan kedalam jaringan akan masuk dalam bentuk binari angka yang kemudian muncul kembali dalam bentuk awal dan dapat digunakan sesuai fungsi awalnya.

Media Digital dan Jurnalisme

Tentunya hal-hal ini berpengaruh kepada dunia jurnalisme di seluruh dunia, salah satunya di Indonesia. Media daring di Indonesia yang pertama merupakan Republika Online yang tayang pada tanggal 17 Agustus 1995. Media daring ini diresmikan peluncurannya oleh Presiden ke-2 RI, Soeharto.

Setelah Republika, Kompas merupakan media kedua yang memiliki bentuk daring. Pertama kali diluncurkan pada 14 September 1995, Kompas menamai situs daringnya sebagai Kompas Online. Baru kemudian pada tahun 1998 Kompas Online berubah menjadi Kompas.com.

Lahir pula pada tahun 1998 tepatnya pada tanggal 9 Juli sebuah media daring yang kita kenal dengan detikcom. Detikcom pada awalnya merupakan sebuah proyek oleh Agranet Multicitra Siberkom (Agrakom) yang berdiri sejak Oktober 1995.

Agrakom merupakan sebuah perusahaan penyedia jasa konsultasi, pengembangan, dan pengelolaan web yang memiliki peran dalam pengembangan beberapa situs media besar di Indonesia. Detikcom digagas sebagai sebuah media baru yang mengoptimalkan internet, mampu memberikan informasi secepat mungkin.

Detikcom sebagai media yang memiliki gagasan baru dan berani harus mengambil langkah berbeda agar dapat cepat menyiarkan berita. Detikcom tidak selalu mengikuti pakem baku jurnalistik yaitu 5W+1H, namun cukup dengan 3W: What, When, Where. Kemudian artikel ini akan dilengkapi informasinya di artikel terbitan selanjutnya.

Ketiga media daring ini merupakan awal mula berkembangnya jurnalisme di dunia digital. Seiring berjalannya waktu, media massa di Indonesia telah mencapai angka 47 ribu yang diantaranya ada sekitar 43.300 media daring. Walaupun pada 2018 yang lolos verifikasi media profesional hanyalah berjumlah 2.400 media, namun besarnya angka tersebut menunjukkan betapa besarnya pengaruh internet terhadap dunia jurnalisme.

Sumber :

Lister, Martin (2009). New Media: A Critical Introduction. New York: Routkedge

Widodo, Yohanes. (2020). Jurnalisme Multimedia. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi Atma Jaya Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun