Abstrak
Malang terkenal diketahui karena bahasa uniknya yang berbeda dari bahasa yang lain. Bahasa semacam ini dikenal luas sebagai Bahasa Malangan atau Boso Walikan juga bisa disebut bahasa gaul. Penyebaran bahasa gaul sangat cepat, terutama di antara orang-orang Malang karena pengaruh media. Salah satu media lokal di Malang yaitu Pos Malang. Bahasa gaul sebenarnya bukanlah bahasa yang dilarang penggunaannya. Jika dikategorikan, salah satu varian bahasa gaul dapat dikategorikan sebagai bahasa yang kreatif yang menambah khazanah kekayaan bahasa di Indonesia.
Mengupas tentang Bahasa Malangan atau Boso Walikan merupakan alat komunikasi di era sejarah pada masa perjuangan dijadikan sebagai simbol untuk merahasiakan sesuatu agar terjaga aman. Boso Walikan merupakan proses kreatif dan bersifat albiter jika dikaitkan dalam kajian bahasa, tidak heran jika penduduk Malang mempunyai bahasa khas yang digunakan alat komunikasi mulai dari remaja hingga orang dewasa.
Kata kunci: Boso Walikan Malang, kreatifitas bahasa, albiter.
PENDAHULUAN
Bahasa sudah menjadi hal yang teramat penting bagi kehidupan. Selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga menjadi peranan dalam mengingat sejarah pada masa perjuangan. Bahasa selalu berkembang seiring berkembangnya zaman yang dipengaruhi oleh budaya dan keadaan masyarakat paka masa itu juga. Bahasa sudah jelas bersifat kreatif dan albiter. Hal tersebut juga salah satu alasan bahasa terus berubah-ubah dari masa ke masa.
Bahasa merupakan identitas suatu bangsa. Pada masa perang menguak sejarah, Bahasa Malangan atau Boso Walikan di gunakan sejak masa perjuangan kemerdekaan. Berdasar buku Malang Tempoe Doeloe dari Dukut Imam Widodo, bahasa ini disebut diciptakan oleh kelompok Gerilya rakyat kota yang berjuang di wilayah sekitar Malang. Bahasa ini berkembang pada sekitar tahun 1949 pada masa Clash II perang kemerdekaan. Banyaknya mata mata dari pihak Belanda pada masa itu membuat para pejuang memikirkan cara tertentu untuk mengirim pesan yaitu dengan boso walikan. Selain mengirim pesan juga sebagai pengenal identitas antara kawan dan lawan. Bahasa ini di cetuskan oleh seorang pejuang yang bernama Suyudi Raharna.
Bahasa menjadi identitas suatu bangsa dan bahasa merupakan alat untuk arti penting atau makna yang di produksi secara simbolik untuk mengeksplorasi sebuah kajian budaya. Bahasa yang di maksud dalam kajian budaya adalah bahasa sehari hari bukan bahasa logis. Bahasa malangan merupakan suatu identitas atau icon yang sudah melekat dengan bahasa yang khas atau di kaitkan dalam kajian bahasa bersifat albiter manasuka sehingga tidak heran jika di dengar penduduk Malang seperti saat ini kerap sering kali di gunakan alat komunikasi dalam pergaulan sehari hari baik mulai anak muda hingga orang tua.
Dari yang telah penulis sampaikan diatas, penulis menemukan rumusan masalah, yakni : Bagaimana sisi kreativitas pada Boso Walikan atau Bahasa Malangan? Dengan tujuan mengetahui pola, penggunaan, dan sisi kreativitas pada Boso Walikan atau Bahasa Malangan sebagai bukti bahasa bersifat kreatif.
PEMBAHASAN
Untuk memperluas arah pembahasan dalam kajian Bahasa Malangan atau Boso Walikan ada konsep dasar dari sudut pandang dalam proses kreativitas yang di mana kebahasaan tersebut meliputi aspek kajian bahasa bersifat albiter manasuka dan juga keberadaan fonem. Pembalikan fonem merupakan pola yang sesuai dengan Bahasa Malangan atau Boso Walikan. Kreatif dalam berbahasa memang sangatlah penting karena pada dasarnya dengan berbahasa itu indah di lihat dari (1) ragam pola di dalam bahasa tersebut (2) mana suka dan kreatif.