Mohon tunggu...
Vika Octavia
Vika Octavia Mohon Tunggu... -

blogger, writer, founder Kamadigital.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Ganjil Genap; Pengorbanan Berbuah Manis

24 Oktober 2018   12:52 Diperbarui: 24 Oktober 2018   13:01 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : okezone.com

Asian Games dan Asian Paragames telah terlaksana dengan baik. Tentu masih sangat terasa semangat dua pekan olahraga tingkat Asia itu dan bagaimana euforia tiap pertandingan membuat ikatan tiap orang semakin kuat untuk membanggakan Negara ini.

Tidak hanya itu, kedua event skala Internasional ini pun membuat salah satu kebijakan paling kontroversial tahun ini lahir. Perluasan skema ganjil -- genap. 

Ayo kita flashback sedikit tentang kebijakan ini. Sejak uji coba ini pertama kali diberlakukan secara resmi, kebijakan ini banyak mengundang opini yang terus berkembang. Seperti kebijakan pemerintah lainnya, perluasan skema ganjil -- genap sempat mendapat suara minor dari masyarakat. Bikin ribet. Jadi tidak bisa bebas kemana-mana tiap hari. 

Jadi repot cari jalan alternatif. Kurang lebih itulah yang dikeluhkan saat pertama kali kebijakan ini akan diberlakukan. Tapi meski ada suara-suara minor, ada opini lain yang  bergema dengan keras. Kenapa? Karena kebijakan ini adalah kebijakan ini telah membawa dampak yang luar biasa. 

Setidaknya ada tiga hal yang kita dapat ambil hikmah dari kebijakan inisiatif Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) ini, yaitu: pengorbanan, umpan balik (feedback) atau dampak, dan efek yang saling berhubungan.

Hal pertama, pengorbanan. Pengorbanan ini dilakukan oleh kita yang menggunakan mobil pribadi sehari-hari. Kita tidak bisa bebas membawa kendaraan kita setiap hari. 

Meskipun membayar pajak untuk setahun, tapi jika hanya digunakan di Jakarta saja, maka kita dapat menggunakan mobil itu hanya kurang lebih 182 hari dalam setahun. Pengorbanan lain adalah kita harus mulai

 membiasakan diri untuk beralih moda transportasi ke transportasi publik. Tapi ini hanya awal dari cerita luar biasa di balik kebijakan kontroversial ini. Pengorbanan hanya 1 dari 3 hal yang dapat diperoleh dalam mengkaji kebijakan perluasan skema ganjil -- genap. Kita masih memiliki hal berikutnya, yaitu umpan balik (feedback) atau dampak. 

Disinilah pikiran kita terbuka bahwa setiap pengorbanan akan mendatangkan kebahagian. Dibalik kesulitan selalu ada kemudahan. Pengorbanan yang kita lakukan ternyata menghasilkan sederetan dampak baik.

Salah satu dampak baiknya adalah akselerasi kecepatan rata-rata kendaraan. Pak Bambang Prihartono, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), mengatakan bahwa  kecepatan rata-rata kendaraan di Jakarta meningkat dari 21 km/jam menjadi 45 km/jam. Adapun waktu tempuh menurun hingga 50%. Ini adalah bukti pengorbanan kita tidak sia-sia. 

Kendaraan dapat melaju lebih cepat sehingga waktu jadi lebih efisien. Kondisi itupun dapat kita nikmati saat kita mendapat giliran untuk menggunakan kendaraan pribadi. Jika Kepala BPTJ sampai mengklaim seperti itu, maka secara nyata pengorbanan kita juga turut membantu mengurai kemacetan yang selama ini menjadi momok di kota yang berada di posisi 19 kategori kota termacet di dunia.

Dampak lainnya adalah penurunan emisi karbon yang cukup signifikan. Udara Jakarta yang terkenal dapat menyebabkan pengguna jalan mudah sesak karena polusinya, akhirnya berangsur-angsur membaik dengan adanya skema ganjil -- genap. Emisi karbon turun hingga 28% berdasarkan data BPTJ. 

Bahkan kalau kita perhatikan, karena polutan di udara berkurang, langit Jakarta lebih biru, lebih inda, dan lebih cerah lho. Asal lihatnya jangan pas mendung aja. Hehehe. 

Coba pikirkan, dengan udara yang baik, ada berapa jumlah paru-paru di Jakarta yang tertolong dengan pengorbanan kita mengikuti kebijakan skema ganjil -- genap ini? Lagi -- lagi pengorbanan sederhana kita ternyata berdampak luar biasa. Paru-paru yang tertolong itu juga termasuk paru-paru kita sendiri lho. Iya kan???

Hal terakhir yang dapat kita kaji adalah efek yang saling berhubungan dari dampak-dampak yang dihasilkan kebijakan skema ganjil -- genap dan pengorbanan kita sendiri. Melihat data dari BPTJ volume kendaraan di jalanan yang berkurang sekitar 30% ternyata tidak hanya berdampak pada kenikmatan akselerasi kecepatan rata-rata kendaraan, tapi ini juga berhubungan dengan angka kecelakaan yang menurun hingga 20%.

 Sederhananya kalau semisal rata-rata kecelakaan itu 10 dalam sebulan, kita sudah menolong 2 orang. Lalu pengorbanan kita untuk beralih moda transportasi menjadikan jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) naik sebesar 20%. 

Bahkan, penumpang bus Transjakarta meningkat hingga 40%. Dengan demikian kita telah membantu memberikan pemasukan lebih pada negara dan perawatan transportasi publik. Pak Bambang Prihandono pun mengatakan terkait dampak ekonominya, ganjil genap dapat menghemat bahan bakar minyak mencapai Rp14 triliun per tahun. Luar biasa kan?

Pengorbanan kita untuk mengamini kebijakan perluasan skema ganjil -- genap dengan menaati aturan dan berpindah moda transportasi dari transportasi pribadi ke transportasi publik ternyata memberikan keuntungan luar biasa. Keuntungan yang tidak hanya dirasakan oleh kita sendiri, tapi juga orang lain, bahkan keuntungan untuk negara kita. 

Baiknya pengorbanan ini terus kita jaga. Tularkan ke orang di sekitar kita agar mereka sadar bahwa kebijakan perluasan skema ganjil - genap adalah kebijakan baik untuk membuat kita menjadi manusia baik dan tinggal di lingkungan yang lebih baik. Kalau kita semua punya kesadaran yang sama seperti ini, ganjil -- genap dipermanenkan pun, kita pasti setuju aja ya kan? Karena kita yang sadar pasti tahu, kebijakan ganjil -- genap bikin Jakarta lebih mantap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun