Vikhas Akbar Erlangga (Mahasiswa Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo)
Oleh :Dosen Pengampu : Indri Sri Endarwati, S.E,.M.M
Joko Widodo, siapa yang tak mengenal salah satu tokoh yang menjadi presiden di Indonesia selama 2 periode ini. Joko Widodo yang akrab disebut sebagai “Jokowi” ini lahir di Solo pada tanggal 21 Juni 1961 dengan nama lahir “Mulyono” dari pasangan Noto Miharjdo dan Sujiatmi. Jokowi merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Jokowi berasal dari keluarga yang sederhana, bahkan rumahnya pernah digusur sebanyak tiga kali saat beliau masih kecil, namun dalam kondisi ini beliau mampu membuktikan tekat dalam pendidikannya dengan menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Seusai menyelesaikan pendidikan di bangku kuliah, dia pulang ke Solo dan mulai menekuni profesinya sebagai pengusaha mebel meneruskan usaha dari ayahnya, Noto Miharjo.
Awal perjalanan karir Joko Widodo mulai dari menjadi wali kota selama 7 tahun dari 2005-2012, lalu beliau melanjutkan karir politiknya menjadi seorang Gubernur di Ibu Kota DKI Jakarta selama 2 tahun yakni mulai tahun 2012-2014, belum usai masa jabatanya sebagai Gubernur Beliau mulai dilirik dan diusung oleh partai yang membesarkan namanya yakni partai PDI Perjuangan. Kemudian Joko Widodo mulai menjabat sebagai presiden RI pada 20 Oktober 2014 sampai saat ini dimana beliau menjabat selama 2 periode.
Selama menjabat, beliau menggunakan gaya kepemimpinan transformasi dan partisipatif, hal ini dilihat dari beberapa kebijakan dan cara dalam beliau memimpin sebagai Presiden Republik Indonesia Beliau banyak membuat perubahan terutama di sekrot pembangunan infrastruktur baik di luar negri maupun dalam negri, serta selalu mendapingi dan ikut andil dalam pengambilan keputusan dari para mentri yang ada dalam kabinetnya.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Theofransus Litaay menyebutkan sedikitnya terdapat tiga prestasi penting Presiden Joko Widodo dalam pembangunan infrastruktur yang menjadi basis keberlanjutan kepemimpinan nasional berikutnya. "Tiga prestasi penting Presiden Jokowi adalah keberhasilan pembangunan infrastruktur, baik infrastruktur besar, infrastruktur kecil, dan infrastruktur digital," kata Theofransus dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu(21/10/2023).
Beberapa program atau pembangunan yang telah berjalan selama Jokowi menjabat antara lain adalah IKN Nusantara, Presiden Jokowi menetapkan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. Pembangunan dimulai sejak 2022 dan direncanakan selesai pada 2045. Menurut pemerintah, biaya pembangunan IKN mencapai Rp466 triliun. Pembangunan IKN merupakan salah satu proyek prioritas strategis yang tercantum dalam RPJMN 2020-2024.
Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) juga merupakan salah satu program yang di bangun oleh beliau. PT KCIC adalah perusahaan gabungan antara BUMN dan perusahaan perkeretaapian China. Salah satu proyek strategis yang dikembangkan adalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Awalnya, KCJB dibangun sejak 2016 dan ditargetkan rampung pada 2018. Namun, proyek ini sempat tersendat. Akhirnya, KCJB diresmikan beroperasi pada 2 Oktober 2023 dengan nama WHOOSH (Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat).
Pembangunan di bidang tranportasi lain yaitu MRT Fase 2, dimana Jokowi telah meresmikan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta fase 2 pada Februari 2022. MRT Jakarta fase 2 membentang sepanjang sekitar 11,8 kilometer dari kawasan Bundaran HI hingga Ancol Barat. Serta beliau juga membuat Pembangunan LRT. Dimana Jokowi juga meresmikan proyek Light Rail Transit (LRT) pada 28 Agustus 2023. Proyek yang dibangun sejak 2015 ini menghubungkan wilayah Jakarta, Bekasi, dan Depok.
Pembuatan Bendungan merupakan pembangunan yang dilakukan Jokowi di bidang transportasi darat. Selama masa pemerintahannya, Jokowi telah merencanakan 61 proyek pembangunan bendungan. Namun, dari jumlah itu, diperkirakan yang bisa selesai sampai 2024 hanya berjumlah sekitar 51 bendungan. Dari 61 proyek yang direncanakan tersebut, terdapat dua bendungan yang pecah rekor, yakni Bendungan Bener di Purworejo, Jawa Tengah dan Bendungan Semantok di Nganjuk, Jawa Timur. Selain itu beliau juga melakukan pembangunan perpanjangnya jalan tol. Era pemerintahan Jokowi juga tak bisa dilepaskan dari besarnya anggaran infrastruktur, termasuk jalan. Merujuk data Rencana Strategis (Renstra) Kemen PUPR, pendanaan penyelenggaraan jalan pada masa Jokowi menjabat secara penuh (2015-2023) mencapai Rp 489,31 triliun sampai bulan maret 2023, dana tersebut digunakan untuk pembuatan jalan tol sepanjang 1.848,1 Kilometer.
Kesimpulan dari artikel di atas adalah bahwa Joko Widodo, atau Jokowi, menunjukkan gaya kepemimpinan yang berfokus pada transformasi melalui pembangunan infrastruktur. Dalam kepemimpinannya, Jokowi menerapkan pendekatan partisipatif dengan melibatkan tim dan pemberdayaan menteri dalam pengambilan keputusan. Fokus utamanya adalah pada pembangunan proyek-proyek strategis seperti Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Light Rail Transit (LRT), serta pembangunan bendungan.