Di beberapa daerah di Indonesia, ada tradisi unik yang dilakukan setelah terjadinya kecelakaan di jalan raya, yaitu mendarahi lokasi kejadian dengan darah ayam.Â
Tradisi ini mengandung unsur kepercayaan, budaya, dan adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Tradisi ini diyakini berasal dari kepercayaan lokal yang memadukan adat istiadat nenek moyang dengan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat. Dalam banyak budaya Nusantara, darah dianggap memiliki kekuatan spiritual yang mampu menangkal roh-roh jahat atau energi negatif.
Ketika terjadi kecelakaan di suatu tempat, terutama yang melibatkan korban jiwa, masyarakat percaya bahwa lokasi tersebut "dikotori" oleh energi negatif atau arwah yang masih gentayangan. Mendarahi jalan dengan darah ayam dilakukan sebagai bentuk pembersihan spiritual. Ayam, sebagai hewan yang sering digunakan dalam ritual, dipercaya mampu menjadi medium penebusan atau pengusir malapetaka.
Tradisi ini, meskipun terdengar aneh bagi sebagian orang, merupakan bagian dari kepercayaan lokal yang berakar dari cerita rakyat dan sistem kepercayaan leluhur.Tradisi ini masih dilakukan oleh masyarakat kabupaten pesisir Selatan kecamatan Lengayang,Nagari kambang.masyarakat di daerah kambang masih memakai tradisi ini karena ada salah satu simpang yang sering terjadi kecelakaan disana.simpang itu diyakini memiliki energi negatif yang kuat. simpang itu sering memakan korban masyarakat di daerah kambang masih memiliki tradisi spritual yang kuat.
Kepercayaan ini sering kali dikaitkan dengan mitos tentang "penunggu jalan" atau makhluk halus yang dipercaya mendiami area tertentu.Â
Mendarahi jalan dengan darah ayam ini biasanya bertujuan untuk:
Mengusir energi negatif: Dalam beberapa kepercayaan tradisional, darah ayam dianggap mampu membersihkan energi buruk atau kutukan yang dianggap menyebabkan kecelakaan.
Persembahan kepada leluhur atau roh: Darah ayam mungkin digunakan sebagai persembahan untuk menenangkan roh yang dipercaya hadir atau terganggu akibat kecelakaan.
Melindungi dari kejadian serupa: Beberapa orang percaya bahwa tindakan ini dapat mencegah kecelakaan lain terjadi di lokasi tersebut.
Darah Ayam dalam Folklor: Dalam banyak budaya, ayam sering menjadi simbol keberuntungan, nasib, atau pengorbanan. Sebagai contoh, dalam beberapa tradisi Afrika atau Asia, ayam (terutama ayam jantan) digunakan dalam ritual pengorbanan untuk memohon perlindungan atau keberuntungan, atau bahkan untuk menenangkan roh-roh yang marah. Darah ayam dalam konteks ini sering kali dianggap sebagai simbol keseimbangan atau pertanda adanya "sesuatu yang harus diberikan" untuk mengubah atau memulihkan nasib.
Kecelakaan dan Peristiwa Tak Terduga: Kecelakaan yang terjadi dalam cerita folklor seringkali diikuti oleh perubahan besar dalam kehidupan karakter atau masyarakat tersebut. Jika darah ayam tumpah akibat kecelakaan, ini bisa dianggap sebagai peringatan atau simbol dari nasib buruk yang datang, atau bahkan sebagai pertanda bahwa suatu kejadian besar atau tak terduga sedang menunggu.
Simbolisme Jalan yang Berdarah: Jalan dalam cerita rakyat sering menjadi tempat yang penuh dengan simbolisme. Jalan bisa melambangkan perjalanan hidup, pilihan-pilihan yang dihadapi oleh seseorang, atau jalan menuju nasib tertentu. Jalan yang "mendarahi" dengan darah ayam setelah kecelakaan bisa melambangkan perjalanan yang dilalui dengan kesulitan atau pengorbanan, atau bisa juga merujuk pada perubahan mendalam dalam kehidupan seseorang setelah peristiwa tersebut.
Pertanda dan Takhayul: Dalam beberapa cerita rakyat, darah ayam yang tumpah setelah kecelakaan bisa jadi dilihat sebagai pertanda buruk atau nasib yang harus diterima. Takhayul ini sering kali menyertai cerita-cerita dengan elemen kejutan atau ketidakterdugaan dalam peristiwa yang terjadi, di mana darah ayam menjadi semacam simbol pengorbanan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu konflik
Darah ayam dalam folklore sering kali diasosiasikan dengan pengorbanan, karena dalam banyak kebudayaan, ayam digunakan dalam ritual atau upacara sebagai simbol pengorbanan kepada roh, dewa, atau sebagai upaya untuk memohon berkah atau melawan nasib buruk. Jika ada kecelakaan yang mengakibatkan darah ayam tumpah di jalan, hal ini bisa jadi dilihat sebagai tanda atau peringatan dari alam atau roh yang lebih tinggi. Dalam beberapa kasus, darah ayam bisa dianggap sebagai pertanda akan terjadinya peristiwa besar atau perubahan dalam kehidupan.
Dalam beberapa cerita rakyat, disebutkan bahwa kecelakaan terjadi karena makhluk tersebut merasa terganggu atau menuntut "tumbal". Mendarahi jalan dengan darah ayam dianggap sebagai bentuk penawar atau persembahan agar makhluk halus tersebut puas dan tidak mengganggu lagi.
 Ayam dipilih karena melambangkan pengorbanan yang sederhana tetapi cukup untuk memenuhi tuntutan makhluk halus tanpa harus melibatkan pengorbanan manusia.
Biasanya, setelah kecelakaan, warga sekitar akan segera menyembelih seekor ayam dan membiarkan darahnya mengalir di lokasi kejadian. Beberapa orang juga melafalkan doa atau mantra tertentu saat melaksanakan ritual ini. Prosesi ini dilakukan dengan tujuan "membersihkan" jalan dari aura negatif yang diyakini menjadi penyebab kecelakaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H