Mohon tunggu...
Devika May Nisha
Devika May Nisha Mohon Tunggu... Penulis - Haii... Selamat membaca😊 Don't forget give your like👍

Fak. Kesehatan Masyarakat - Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatra Utara

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Terjebak Toxic Friend

24 Desember 2019   14:02 Diperbarui: 27 Desember 2019   21:58 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai makhluk sosial, kita pasti membutuhkan seorang teman. Namun terkadang kita mendapatkan teman yang tidak baik. Dimasa sekarang ini ada istilah untuk pertemanan yang yang tidak baik. Istilah tersebut adalah Toxic Friend. Secara bahasa Toxic Friend berarti teman yang beracun. Teman yang tidak baik akan cemburu dan tidak suka melihat kita memiliki teman selain dia.

Toxic friend biasanya terjadi pada orang-orang yang memiliki sedikit atau bahkan tidak mempunyai teman tetapi ada seseorang yang ingin memanfaatkannya dengan menjadi temannya. Suzanne Degges-White, Ph.D., konselor psikologi dan salah satu penulis buku Toxic Friendship: Knowing the Rules and Dealing with the Friends Who Break Them (2015), menuliskan dalam Psychology Today bahwa teman yang 'beracun' juga sering kali mendatangi seseorang bila sedang membutuhkan sesuatu saja.

Seperti yang dialami teman penulis, ia mendapat teman yang toxic sewaktu di SMP. Semasa SMP, teman penulis tidak memiliki teman dekat dikelasnya. Teman penulis adalah orang yang kurang mampu. Namun ia sangat pintar. 

Sayangnya, karena ketidakmampuannya tersebut, dia dikucilkan oleh teman-teman sekelasnya. Saat kelas 2 SMP, salah satu teman sekelasnya mencoba mendekatinya. Awalnya ia merasa senang karena ada yang mau berteman dengannya. Tetapi pada akhirnya ia sadar bahwa temannya tersebut hanya ingin memanfaatkannya.

Ketika disekolah orang tersebut bermain dengan teman dekatnya dan meninggalkan teman penulis. Sementara itu, ketika diluar sekolah, dia sering menghampiri teman penulis kerumahnya untuk meminta mengerjakan semua tugas-tugas sekolahnya. Sampai pada akhirnya teman penulis mendengar percakapanya dengan teman dekatnya, yang mana pada saat itu mereka menertawakan teman penulis yang ternyata dimanfaatkan kepintarannya oleh toxic friend tersebut.

Cerita ini menjadi bukti, bahwa toxic friend mungkin akan menimpa siapa saja. Karena itu, dalam berteman kita harus berhati - hati. Apalagi remaja, karena takut dianggap tidak gaul, remaja suka bergaul dengam siapa saja tanpa mengenal lebih dekat. Sebaiknya, remaja harus mengetahui tanda - tanda toxic friend itu. Dilansir dari cantik.tempo.com, berikut tanda-tanda kita berada dalam kondisi toxic friend

  • Tidak ada timbal balik

Pertemanan yang sehat adalah jika kita berdua merasa dihargai dan didengar.

  • Membuat kita merasa tidak nyaman

Persahabatan harus membuat kita merasa bahagia serta mampu menjadi diri sendiri.

  • Selalu memberi kritik, tapi tak mau dikririk
  • Cemburu

Cemburu disini dalam artian mereka tidak benar-benar bahagia ketika kita sukses dan lebih senang saat kita gagal.

  • Membuat kita merasa lelah dan bosan dalam berteman.

Itulah beberapa tanda toxic friend. Apakah tanda-tanda tersebut terjadi pada temanmu?  Jika iya, sebaiknya kamu meninggalkannya. Bagaimana caranya? Nah, selanjutnya ada berapa saran untuk terhindar dari toxic friend.

1. Berikan batasan dalam berteman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun