Mohon tunggu...
Vika Fadillah
Vika Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif

Nama saya Vika fadillah, saya mahasiswa aktif di Universitas Pamulang, Sastra Indonesia. Menjalani kuliah S1 sambil berkerja sebagai barista. Hobi saya menggambar dan healing.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Representasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

16 Desember 2022   20:56 Diperbarui: 16 Desember 2022   22:02 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pancasila sebagai ideologi bangsa harus dijadikan sebagai cara berpikir masyarakat dalam menjalani kehidupan. Masyarakat harus mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup dari bagaimana sampai di mana ia sedang berada. Nilai-nilai tersebutlah yang akan menuntun kita ke dalam sebuah kehidupan bermasyarakat yang lebih baik.

Maka dari itu, kita sebagai masyarakat Indonesia sangat memerlukan pemahaman terhadap kelima nilai Pancasila yang secara hakikat sudah menjadi ideologi bangsa ini. Jadi, ketika kita sudah menyadari bahwa Pancasila sebagai ideologi, secara langsung atau tidak, kita akan menyadari pula apa yang sedang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat saat ini.

Keberlangsungan dalam suatu kehidupan pada masa sekarang ini memang memerlukan sebuah tuntunan, sebuah pedoman agar tidak terbawa arus kesalahan. Apalagi di zaman yang serba mudah ini. Maka, penanaman moral harus kita pelajari dan tumbuhkan di dalam maupun di luar hati kita masing-masing yang tentunya dengan mengacu pada nilai-nilai Pancasila.

Pancasila terdiri dari lima sila yang masing-masing memiliki makna yang mendalam. Lebih dari suatu makna dan sesuai dengan tujuan Pancasila yang dibuat untuk membimbing masyarakat pada jalan yang benar, karena kelima nilai Pancasila dibuat oleh Panitia Sembilan secara matang, tujuannya untuk melepaskan Indonesia dari kerangkeng ketidakberdayaan dengan harapan mendapat suatu kebahagiaan negara.

Lebih dari itu, Muhammad Yamin menjelaskan secara singkat, mendasar, dan kompleks, bahwa Pancasila berasal dari kata 'Panca' yang berarti lima dan 'Sila' berarti sendi, asas, dasar, atau peraturan tingkah laku yang paling utama dan baik. Dengan begitu, Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku utama atau penting dan baik.

Maka kembali lagi pada kunci mewujudkannya yaitu dengan moral. Moral di sini dapat dikatakan sebagai rancangan atau gambaran seperti saat kita ingin membangun sebuah rumah. Dengan gambaran tersebut, maka kita akan mengetahui sebuah kebutuhan material apa saja yang dapat membangun sebuah rumah tersebut.

Di sini, Pancasila dapat dianalogikan sebagai rumah yang terdiri dari material seperti pondasi, tembok, dan yang lainnya. Jika salah satu dari susunan tersebut tidak kokoh, maka saat terkena angin sedikit pun rumah akan runtuh. Namun, jika susunan tersebut kokoh, maka rumah akan tetap berdiri tegak sampai kapan pun. Dengan demikian apa material untuk membangun rumah yang kokoh?

1. Ketuhanan yang Maha Esa

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beragam agama. Dalam sila pertama tersebut, nilai yang terkandung di dalamnya tentu dapat kita jadikan pedoman dalam bermasyarakat seperti bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai kepercayaan masing-masing, saling menghormati antar agama, dan lain sebagainya. Itu sejalan dengan arti kata Esa yaitu tunggal dan tidak bersekutu.

Misal, dalam konteksnya adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka kita harus menanamkan suatu nilai penghormatan antar agama. Karena di Indonesia sendiri memiliki baragam agama. Dengan menjunjung tinggi suatu nilai Pancasila-lah kita dapat mencapai kehidupan yang rukun dalam konteks sila pertama yang berarti Tuhan adalah tunggal.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun