Mohon tunggu...
Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah, Kasih, Penantianku Part II

24 Januari 2017   15:55 Diperbarui: 24 Januari 2017   17:50 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lanjutan ...

PING!!

PING!!

Assalamualaikum nanda, Mas sudah sampai Bandara Juanda Surabaya ni,, Tapi sudah malam, jadi kita ketemu besok saja.. 

Waalaikumsalam, Alhamdulillah kalau mas sudah sampai. Oke mas.

Keesokan hari nya, 

Dengan semangat aku bangun dari ranjangku yang biasanya daya magnetnya lebih kuat dibandingkan hal - hal yang lain.

Aku bersemangat tuk menyambut indahnya moment hari ni..

Assalamualaikum nanda, 

Waalaikumsalam mas rasya, wah sudah ga sabar ya mau ketemu dengan nanda nanti? hehehe

Sesungguhnya aku sangat ingin bertemu denganmu, tapi sepertinya Allah belum mengizinkan untuk kita bertemu hari ini...

Apa ini? Apakah dia akan membatalkan semua rencana yang dia buat sendiri? apa dia mau mengingkari semua ini? apa dia sebenarnya sudah tau aku? dan dia malu karna aku tak seindah yang dia bayangkan?

Selalu saja pikiran - pikiran itu datang disaat dia mulai mencari alasan - alasan untuk membatalkan rencana pertemuan kami, 

Pyaar.. 

Lamunanku dibuyarkan oleh suara pecahan piring dari dapur, ternyata mama yang sedang masak tiba-tiba terasa pusing dan tak sengaja menyenggol piring kotor ditepi westafel.

Akhirnya kami mulai sibuk dengan kegiatan masing - masing di hari itu, sungguh waktu berjalan teramat lama. Ku tengok jam tanganku masih menunjukkan pukul 11.30 

Hingga detik itu tak ada kabar sama sekali dari dia,

Dia pamit ada panggilan mendadak dari kampus yang mengharuskan dia untuk kembali tugas,

Keesokan harinya, ku lihat ponsel ku masih belum ada notif yang menunjukkan pesan atau panggilan dari seseorang yang telah berhasil membuat pikiranku terpecah.

Kupandangi.. ku buka lock screen ponselku, dan ku coba untuk refresh sapa tahu saja jaringan di kantorku sedang tidak stabil.

Huft.. ternyata tetap saja sama.. gak ada notif dari dia.

"Nanda.. kalau sudah selesai laporannya bawa ke ruanganku ya.., biar aku cek"  Suara bos yang selalu membuat anak buahnya kalang kabut kalau sedang di hadapan dia.

"Baik Pak"

Aku bergegas untuk segera merapikan mejaku dan menuju ruangan bos yang super duper rempong setengah mati itu. Hampir 15 menit aku berada di ruangan bosku, saat aku kembali ke ruangan, dan ku cek ponsel.

5 Panggilan tak terjawab

"Ommo.. siapa nih yang telepon tumben samapai 5x begini?"

"Astaga, dari mas Rasya..!"

Aku tekan ikon telepon yang berwarna hijau di ponselku berniat untuk menghubungi mas rasya balik,

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat kemudian.

Sudah 3x aku telepon tapi tidak aktif.. apa maksud dia..? Oke aku kirim pesan saja..

Assalamualaikum mas rasya, tadi ada telepon ya? maaf tadi lagi di ruangan bos. Hp aku tinggal di ruangan. Ada apa ya?

Hingga larut malam pun ia tetap tak membalas pesan dari ku bahkan membaca saja tidak..

Sepertinya aku harus punya stok sabar yang luar biasa menghadapi mas rasya, untuk mendapat kejelasan semua ini.

3 hari kemudian,

Waalaikumsalam nanda, maaf ya aku sangat sibuk kemarin.. Kalau kamu berniat bertemu dengan aku, aku tunggu minggu pagi jam 07.00 pagi di dekat Masjid Agung Surabaya ya..

Akhirnya mas Rasya membalas pesan dari saya, baik mas besok aku akan kesana insyaAllah..

Oke aku tunggu.

Minggu, 11 Juni 2016

Mas Rasya.. aku berangkat yaa. tolong kabari kalau sudah sampai disana

Oke siap..

perjalanan kali ini cukup cepat 30 menit saja sudah sampai, moment yang aku tunggu sudah didepan mata..

"Hai nanda.. akhirnya kita ketemu juga ya hehe"

"Iya mas rasya, beginilah saya. tidak melebih-lebihkan adanya"

"Good.. "

Mas Rasya sosok orang yang pandai berbicara, dan membuat suasana menjadi hangat dengan obrolan - oblrolan yang tidak membuat bosan sama sekali,

Sunggu ini kali pertama aku berbincang dengan lelaki selama ini, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 dan aku harus segera bergegas pergi karena ada janji dengan teman kuliahku.

Kami sepakat untuk membuat janji buka puasa bersama di hari pertama bulan ramadhan dan aku meng-iyakan.

sungguh indah awal bulan ramadhan yang ku alami di tahun ini..

Senin ini terasa sangat cepat karna kesibukan ku yang awesome hingga tak sadar waktu sudah menunjukkan pukul 16.00. 

ku raih ponselku dan aku mulai chat mas rasya.

Assalamualaikum mas rasya.. jadi kan buka puasa pertama kita nanti?

Waalaikumsalam dek nanda, barusan saya dapat telepon dari teman lama saya, dia mengajak untuk buka puasa dengan anak yatim di sekitar rumahnya, mas diundang, mas sudah menolak karna sudah ada janji dengan dek nanda. tetapi teman mas memohon untuk mas bisa datang dan bergabung dengan acara yang diselenggarakannya.

Huft.. Lagi.. Lagi seperti ini..

Berati batal lagi yaa ketemu hari ini?

Kalau kamu mau tunggu aku sampai aku balik dari rumah teman aku, gak papa kita tetap ketemu..

Astaghfirullah.. selalu saja dia semudah itu untuk membatalkan janji yang telah da buat sendiri.. Apalagi dia harus menyuruh aku menunggu yang entah aku harus menunggu dimana sendirian, sedangkan dia asyik bersama teman lamanya.. Sungguh malang nasib ku ini ..

kalau mas Rasya ingin bertemu dengan teman lamanya, gak papa, kita bisa ketemu besok saja, lebih baik saya pulang dulu hari ini, karna saya tak mungkin bisa menunggu mas sendiri di tempat yang ramai dekat terminal ini..

kok kamu membatalkan semua nya sih? apa kamu ga mau sabar sebentar menunggu aku pulang dari acara teman aku?

ya Allah apakah aku sudah salah menyampaikannya? apakah dia tersinggung?

Maaf mas Rasya bukan maksuda nanda untuk membatalkannya, karna memang dari awal mas yang sudah membatalkan semua nya sebenarnya.. Maaf kalau memang saya salah.

Okelah terserah kamu saja.

Apakah aku sudah keterlaluan dengan memilih untuk pulang? apa dia sebegitu marahnya dengan aku?

Sesampainya di rumah, aku coba chat mas Rasya untuk menanyakan apakah sudah membatalkan puasanya di hari pertama ini?

Namun pesanku hanya di baca saja, tanpa ada balasan.. hingga malam dan subuh keesokan harinya pun tak ada jawaban.

PING!! 

 Ponselku bergetar tanda ada bbm masuk. aku lihat dari mas Rasya.

Iya mas, bagaimana kabarnya?

Baik. kalau kamu memang serius dengan aku, nanti luangkan waktu untuk buka puasa bersamaku di resto dekat terminal.

Hari itu badanku terasa sakit semua, lemas, dan aku merasa demam. 

"Wow.. wow.. baru puasa 2 hari sudah lesu aja dirimu beb" Sapa Faizah teman akrab yang seruangan dengan aku.

"Gak tau nih mbak rada ga enak badan aja yaa? Pusing banget rasanya."

"Astaghfirullah nan, badanmu panas banget nih.. kamu istirahat dulu deh.." sambil memegang keningku

"iya deh aku bawa merem sebentar ya"

Waktu sudah menunjukkan pukul 16,30 dan aku mulai merasa badan aku sudah agak enakan. Aku memaksakan untuk menepati janjiku bertemu dengan dia.

Bunyi bel pulang di kantorku sudah berbunyi, aku segera bergegas untuk tancap gas menuju tempat janjian kita bertemu.

Akhirnya kita bertemu, bisa berbuka puasa bersama, sholat maghrib berjamaah.. Oooh sungguh indahnya..

Sepulang dari pertemuan kedua kami, aku merasa badanku semakin lemas, pandanganku kabur, dan akhirnya pingsan.

Aku terbangun dan sudah tergeletak di kasur kesayanganku dengan keadaan lemah tak berdaya.. badanku demam tinggi, pusing dan mual.

Kedua orang tua ku membawaku ke klinik yang tidak jauh dari rumahku,

Segala macam tes telah dilakukan, darah, tekanan darah dan urine semua dicek. sehingga dokter mendiagnosa aku terkena DB atau demam berdarah.

karena peralatan klinik tidak memadai, aku harus dirujuk ke RSUD Sidoarjo untuk dirawat inap disana..

Hampir 3 hari aku berbaring di kamar RSUD Sidoarjo, mas Rasya tak ada kabar, dan akhirnya aku memutuskan untuk memulai obrolan dengannya.

Assalamualaikum mas Rasya.. Bagaimana kabarnya? Kok ga ada kabar sama sekali?

Waalaikumsalam, maaf dek nanda saya sibuk.

Mas, saya sudah di rawat di RS selama 3 hari karena penyakit DB.

OOh baiklah, cepat sembuh.

Hanya itu sajaa??

Apa tak sedikitpun dia mengkhawatirkan aku? apa dia tak ada niatan baik untuk menengok ku sekarang? minimal menanyakan kadaanku?

BERSAMBUNG...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun