"MoLi! MoLi!" semangat terdengar dari anak-anak  berdatangan dari kejauhan.
Berisi orang? Berisi penumpang? Atau barang dagang? Itulah yang kita pikirkan jika berbicara tentang mobil. Tapi, tidak dengan MoLi (Mobil Literasi). Dengan dipenuhi buku-buku wawasan, MoLi memiliki misi untuk mencerdaskan anak-anak di Desa Dayeuhkolot.
MoLi merupakan gagasan dari Perpustakaan Desa Dayeuhkolot yang diorganisir dan dicetuskan oleh Ambu dan Kak Yan. "Ambu" begitulah Trie Ubayantie dikenal di kalangan warga dan anak-anak Desa Dayeuhkolot. Sosok di balik MoLi ini telah mencetuskan MoLi sejak 2023. Bersama rekannya Yan Aldi Nugraha atau biasa dipanggil "Kak Yan", Ambu dengan semangat mendedikasikan waktu dan tenaganya demi mencerdaskan anak-anak Desa Dayeuhkolot.
"Melalui MoLi, menjadikan perpustakaan dayeuhkolot ini bukan hanya tempat membaca, tetapi juga sebagai wadah untuk meningkatkan skill anak-anak," ujar Kak Yan.
Tak sekedar menjadi tempat membaca, Ambu juga berusaha menyediakan wadah bermain bagi anak-anak untuk meningkatkan skill melalui Perpustakaan Desa Dayeuhkolot serta MoLi yang rutin berkeliling tiap bulannya di setiap RW dan SD di Dayeuhkolot.
Upaya MoLi untuk Unjuk GigiÂ
Ramainya MoLi tergantung pada bagaimana cara Ambu dan Kak Yan mempublikasikan ke masyarakat. Pemalu, itulah sifat anak-anak Desa Dayeuhkolot yang sering Ambu dan Kak Yan jumpai, maka dari itu banyak strategi yang dilakukan untuk memancing semangat baca dari anak-anak.
"Tergantung publikasi ke masyarakatnya, karakteristik anak-anak lebih pemalu, di tiap RW-nya berbeda, biasanya anak-anak lebih antusias jika berlokasi di SD," ungkap Kak Yan.