Dalam kisah pertama dari 60 kisah, penulis menjawab pertanyaan saya tentang pemilihan judul. "Mungkin, tanah hati ibu adalah tanah Brahmana. Tanah terpilih, terbaik, tanah yang subur dan penuh daya hidup. Karena cinta dan kasih sayang di tanah hatinya selalu sanggup menumbuhkan setiap benih miliknya."
Perempuan khususnya ibu, berperan penting dalam banyak kepercayaan. Sebut saja bagaimana Gautama Buddha sebagai tanda bhakti pada ibu, kemudian membabarkan abhidharma di surga Tavatimsa. Dalam kisah Mahabrata, ditunjukan bagaimana Sri Krisna tetap menghormati Yasoda sekalipun ibu angkat. Juga Yesus yang mematuhi ibunya dengan mengubah air menjadi minuman anggur.
Balik kembali ke Tanah Brahmana yang tersusun dari 100 lembar dengan 60 judul. Jumlah itu tak banyak menurut saya, karena saat chat biasanya ada ratusan kata yang mbok_segara lontarkan dalam satu tarikan nafas. 180 derajat dengan saya yang perlu lebih dari satu tarikan nafas untuk satu kalimat penuh.
Kosa kata, dan penuturan yang digunakan penulis berbeda dengan susunan serta kedalaman saat saya membaca caption feed instagramnya. Saya lupa kalau tema dan segmen karya pertamanya ini berbeda dengan genre di akun @mboke_segara. Semoga buah karya berikutnya semakin banyak kejutan kembali.
Saya kesulitan jika harus memilih kalimat mana yang paling berkesan. Bagaimana tidak sulit, kalau semua kosa kata bahkan tanda baca tentu dipilih dengan berbagai pertimbangan oleh penulis. Tapi perkenankan saya mencoba menuliskan beberapa kalimat tanpa mengesampingkan yang lain.
"Sampai kami menyadari bahwa gadis kecil yang kami miliki bukanlah anak yang sempurna, melainkan anak yang unik dengan caranya. Saya tahu bahwa tidak tepat jika mengkomparasi bintang, bulan dan matahari."
Childhood is Not Race.Hal 17
"Ocean dan Sky adalah gadis kecil kesayangan kami. Mereka berdua seperti krayon warna-warni. Beberapa warna lainnya belum tentu kamu sukai. Beberapa warna lainnya bisa jadi favorit kami."Â
Little Pixie-dust. Hal 25
"Gadis Sulungku berjanji bahwa dia akan menggendong mama ketika mama sudah tua, dan jika dia sudah sebesar mama nanti."