Bimo (Raden Werkudoro) meliukkan jemarinya, dan berhasil menyarangkan kuku Pancanaka ke arah Prabu Boko, seiring berhentinya riuh dentang gamelan. Sedetik kemudian panggung tetiba ikut memerah, seiring teriakan Prabu Boko memecahkan kesunyian persekian detik.
Simbol kemenangan kebaikan versus keserakahan mewujud dengan berahkirinya perlawanan Werkudoro menghadapi Prabu Boko. Bagi yang belum akrab dengan tokoh-tokoh wayang kulit, maka Bimo merupakan putri ibu Kunti dalam tutur Mahabharata. Ya Bimo adalah Bima yang merupakan bagian dari ksatria Pandawa Lima.
Wayang Kulit Desa Rejowinangun
Sekelumit fragmen dari rangkaian pertunjukan wayang kulit dengan lakon "Bimo Bothok", membuat saya teringat kerajinan wayang kulit Desa Wisata Rejowinangun. Bukan kebetulan juga pergelaran wayang kulit oleh dalang cilik Alby Ersani, merupakan puncak acara Gelar Potensi Rejowinangun yang digelar sejak pukul 08.00 WIB di area Parkir Timur Gembira Loka.
Rangkaian acara yang didukung oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, bukan hanya menghadirkan berbagai potensi dari UKM tetapi juga sisi Sumber Daya Manusia (SDM). Masih segar dalam ingatan, bagaimana riuhnya masyarakat sekitar Kotagede dan desa Rejowinangun, menyambut peserta Jelajah Desa Wisata Ramah Berkendara.
Seperti saat FKL 2022, sederet kluster potensi desa Rejowinangun juga digelar di seputar panggung utama. Sebagai informasi tambahan, terdapat tiga panggung yang menjadi pusat gelar budaya potensi desa Rejowinangun.
Lima kluster menghadirkan produk andalannya dengan lengkap, misalnya Kluster Kerajinan yang berada di RW 06 serta RW 07. Kerajinan Wayang Kulit menjadi wakil dari sederet potensi kluster tersebut. Saya sempat mengabadikan hasil seni dari pengrajin binaan Tugiman, S.Pd yang berpusat di Desa Wisata Rejowinangun.
Bukan hanya peminat koleksi wayang kulit bisa langsung ke Desa Wisata Rejowinangun, tetapi bisa juga ke Pasar Gabusan Bantul ataupun ke Loby Hotel Inna Garuda. Untuk pembelian secara online bagi buyer Internasional juga bisa dilakukan melalui situs resmi. Dari info ini diketahui bahwa potensi desa wisata ternyata memang berkualitas dan bisa bersaing.
Kuda Lumping
"Tak ijo royo-royo tak sengguh penganten anyar.
Cah angon cah angon penekna blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekna kanggo mbasuh dodotira"
Alunan dan lirik lagu yang saya dengar pagi itu tidaklah asing. Tembang dolanan (lagu pengiring permainan) anak khas Jawa sudah sejak kanak saya lantunkan juga. Kali ini alunan datang kala petunjukan Jathilan yang menjadi pembuka dari rangkaian unjuk potensi Sumber Daya Manusia. Saya sampai di lokasi tepat saat acara resmi dibuka dengan pemukulan gong oleh pemangku jabatan serta aparat.
Benar, desa wisata yang beberapa bulan lalu disemati penghargaan dari Adira Finance sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara. Sumber Daya Manusia yang bergerak di desa wisata tersebut, tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi melalui UKM, tapi juga melestarikan budaya lokal. Menyenangkan karena menggeliatnya kegiatan tersebut tetap terus berlanjut sesudah Festival Kreatif Lokal 2022.
Kuda Lumping, saat saya masih kecil jadi salah satu pertunjukan yang ditunggu menyambangi rumah. Iya, seperti tarian Jathilan yang pemainnya berkeliling dari satu lokasi ke lokasi yang lain, maka pertunjukan Kuda Lumping juga demikian, Pada beberapa grup, kedua kesenian ini diperankan oleh penari yang sama dengan runutan yang berbeda.
Kesimpulan
Sekali lagi, saya dapati pertunjukan kedua kesenian tersebut satu waktu. Kuda Lumping sendiri menyiratkan semangat heroisme dari pasukan berkuda/Kavaleri. Semangat yang bisa diadopsi oleh para pegiat UKM dalam menggerakan roda perekonomian pada khususnya, dan penonton pada umumnya.
Kluster yang berfokus membina potensi SDM dalam kesenian Gojek Lesung dan Jathilan anak berada di  RW 1-5. Kluster Herbal juga menampilkan andalannya yaitu J'GER  yang merupakan singkatan dari Jamu Gendong Rejowinangun. Dari kemasannya saja sudah terbayang citarasa dan kesegaran bahan-bahan rempah hasil panen pekarangan.
Dalang cilik yang mewakili generasi kreatif Alpha bisa selaras berkolaborasi dengan generasi milenal dan X. Para pengunjung disamping menikmati karya seni dari SDM kreatif desa wisata, juga memborong produk cluster.Salah contoh perputaran roda ekonomi.
Memang tidak salah bila program CSR Adira Finance melalui pilar Sahabat Lokal, memilih  Rejowinangun sebagai desa wisata pertama dalam rangkaian Festival Kreatif Lokal 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H