Gejog Lesung pada awalnya dimainkan para penduduk desa terutama para istri para petani sebagai simbol syukur akan panen raya.Â
Iya, lagi-lagi simbol karena memang masyarakat nusantara khususnya yang bermukim di pulau Jawa sering memakai bahasa simbol.Â
Bila setelah panen raya, puluhan ikat Padi dimasukan dalam Lesung lalu dengan Alu siap dipertemukan untuk memisahkan Padi dari tangkainya. Di sela aktifitas ini kemudian para penumpuk bersama-sama memainkan Alu dan Lesung untuk menghibur hati serta mengusir lelah setelah proses panen.Â
For Your Information, panen raya tidak hanya mengumpulkan sepetak dua petak sawah, tapi biasanya meliputi berhektar sawah dengan padi yang menguning.Tidak mengherankan bila dibutuhkan sarana hiburan walau dengan peralatan sederhana dan seadanya. Bahagia itu mudah diciptakan ya sebenarnya kalau berkaca dari sejarah adanya kesenian Gejog Lesung.
Sahabat Lokal Berbagi Untuk Negeri
Mungkin ada yang bertanya apa hanya karena ada Gejog Lesung maka Desa Wisata Rejowinangun menjadi desa wisata binaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)?
Selain memenangkan berbagai penghargaan nasional, Rejowinangun merupakan kelurahan di kecamatan Kotagede Yogyakarta yang unggul dalam 5 cluster yaitu:Â
1. Cluster Budaya RW 1-5
Gejog Lesung, Macapat, Keroncong, Campursari, pelatihan bahasa Jawa. Kesenian traditional yaitu Jathilan dan Tarian Edan-edanan Nirbaya.
Tarian Edan-Edanan khas Yogyakarta ini diciptakan sebagai tarian penolak bala. Silakan klik tautan berikut untuk membaca detail Tarian Edan-Edanan Nirbaya yang telah saya tuliskan dalam artikel sebelumnya.