Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Reuni Aroma Nasi Bungkus Daun Jati di Kafe Kopi Lumbung Mataram

8 Januari 2021   13:04 Diperbarui: 8 Januari 2021   13:11 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baik, kembali ke Sego Lumbung tadi ya. Saya bergerak mengambil sebungkus di atas piring lawasan tadi. Tidak lupa lauk pauk yang sudah bikin kenyang mata saat mengantri. Kami ditemani bu Ida yang menjelaskan nama masakan serta bahan-bahan yang digunakan. Ternyata banyak bahan yang diambil langsung dari hasil kebun yang diusahakan sendiri. 

Kebun sayuran tersebut tepat menyambut kita saat motor maupun mobil masuk ke area kafe. For your information, kafe yang  area parkirnya bisa mengakomodasi 100 mobil tersebut, menempati area seluas 1 hektar.

Saya memutuskan duduk di selasar bersama dua teman. Memang serasa di rumah nenek sendiri karena memandang kebun buah Kelengkeng dan menikmati desau angin sore. Beberapa teman berbincang disela menikmati sajian bahkan ada yang menambah. Cocok memang.

Sego Lumbung Mataram. Doc: Pribadi
Sego Lumbung Mataram. Doc: Pribadi

Setelah berdoa sejenak, perlahan saya membuka lembaran Sego Lumbung dan mendapati bahwa tersaji rapi nasi putih dengan taburan Tumis Tempe. Lengkap dengan Bihun Manis Pedas serta suwiran Ayam Goreng. Saya sematkan Sate Baceman Usus di sela-sela Cabe Rawit. Nasinya pulen dan hangatnya menguar sampai di permukaan bungkusnya. 

Eit, foto di atas hanya penampakan dari sekian lauk yang saya nikmati. Di piring lain(piring ala lawasan) sudah berjejer sepotong sayap ayam goreng yang ternyata matangnya pas. Bumbunya meresap dan gurih, sepertinya sudah diolah dulu sebelum digoreng. Di samping kirinya, sudah menanti Sate Telur Puyuh dan Sate Bakso Bakar Pedas. Saya sarankan anda perlu menambah Sego Lumbung agar benar-benar puas menikmati.

Sate Telur Puyuh dan Sate Baso Bakar. Doc: Pribadi
Sate Telur Puyuh dan Sate Baso Bakar. Doc: Pribadi

Sebenarnya ada Lodeh Daun Singkong  yang tersaji hangat namun apa daya perut saya sudah mengatakan cukup. Setiap sendok nasi, masakan dan gurihnya lauk pauk terasa nikmat karena  kesegarannya terasa. Duh jadi teringat masakan nenek dan ibu sewaktu saya masih kecil.

Dahaga dan rasa pedas  di lidah saya dipadamkan dengan Teh Manis panas dan disusul Kopi Lumbung Mataram. Tenang sudah perut yang awalnya bergemuruh, maklum perjalanan dari rumah saya di sebelah utara Jogja cukup mengkosongkan perut. 

Penulis dan mba Riana. Doc: Riana
Penulis dan mba Riana. Doc: Riana

Lampu-lampu di sekitar pendopo Joglo sudah berpendar dan perbincangan kembali diriuhkan dengan nostalgia berbagai masakan yang disantap tadi. Hingga tak terasa jam tangan menunjukan pukul 19.00 WIB, dan kami pamit beranjak pulang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun