Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

3 Produk Keuangan Sekaligus Investasi Bagi Freelance pada Masa Pandemi

31 Agustus 2020   21:46 Diperbarui: 31 Agustus 2020   21:55 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Investasi keuangan bukan hal baru sebenarnya jika dirunut balik, namun semakin terdengar lebih gaungnya saat masa pandemi. Bukan hal yang mudah, karena di sekeliling saya saja banyak yang terkena pemutusan hubungan kerja ataupun pengurangan jam kerja yang berujung pada nominal. 

Teringat jelas saat beberapa minggu pertama hingga detik ini, ada banyak kegiatan donasi makanan gratis dari berbagai pihak baik. Saya bersyukur boleh dipercayai mengordinir salah satu kegiatan serupa dengan teman admin, dan anggota komunitas Kompasianer Jogja.

Untuk pendanaan kami terapkan sistem penerimaan donasi melalui rekening bank serta e-money. Hal ini mengingat jangkauan jarak serta waktu para pendonor, penerapan protokol kesehatan serta mengurai penggunaan uang tunai sesuai himbauan pemerintah. 

Sebagian besar dari kami memilih bekerja secara freelance atau pekerja lepas yang sudah sejak awal bekerja dari rumah jauh sebelum pandemi terjadi. 

Yang mungkin mengherankan, sebagian besar dari kami sekaligus pendonor adalah pekerja paruh waktu, bisa menyumbangkan beberapa persen dari penghasilan kami sebagai donasi. Ternyata beberapa memang diambil dari dana tak terduga maupun hasil investasi.

Investasi pada Produk Keuangan

Kartu NPWP. Doc:Pribadi
Kartu NPWP. Doc:Pribadi

Bagi pekerja lepas, sejak awal memilih profesi ini, sudah dituntut oleh diri sendiri untuk lebih detail mengatur penghasilan. Hal ini didasarkan frekuensi maupun besaran penghasilan yang diperoleh bisa bervariasi setiap proyeknya. 

Jika tidak detail memilah, dan berinvestasi maka penghasilan menguap tanpa sisa. Artikel ini ditulis versi serta pengalaman saya sendiri. Tentu rekan pekerja lepas yang lain bisa mempunyai pilihan pengaturan penghasilan, dan bentuk investasi dengan bentuk produk keuangan berbeda.

Untuk memulai sebuah investasi maupun transaksi melalui produk keuangan tertentu biasanya memerlukan pemenuhan syarat khusus. Salah satunya dengan adanya NPWP sebagai tanda bukti termasuk wajib pajak. Bukan hanya semata mematuhi kewajiban bagi warna negara yang sudah memiliki penghasilan. 

Sebagai informasi tambahan, bahwa banyak transaksi keuangan baik melalui perbankan maupun pengguna jasa pekerja paruh waktu yang mengisyaratkan penggunaan NPWP.

Sudah lama saya terdaftar menjadi wajib pajak pribadi serta memiliki kartu Nomer Pokok Wajib Pajak (NPWP) aktif. Di laman resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan maupun laman masing-masing kantor pajak daerah, sudah tersedia informasi lebih detail mengenail besaran serta penggunaan nomer Pajak Penghasilan (PPh) bagi pekerja paruh waktu. 

Teman saya yang menekuni bisnis melalui UMKM juga sudah memenuhi syarat sebagai wajib pajak dengan mengakses pendaftaraan secara darling.

Pembayaran pajak sendiri bisa langsung dilakukan melalui bank yang ditunjuk ataupun melalui fasilitas e-commerce maupun layanan pelayanan pembayaran uang elektronik (digital) yang lain. 

Tentu mempermudah para wajib pajak dalam meringkas waktu, jarak serta biaya yang dikeluarkan saat memenuhi kewajibannya. Bila dana penerimaan pajak digunakan semestinya tentu warga negara termasuk pekerja lepas akan menerima kembali faedahnya melalui pembangunan dan perawatan fasilitas pelayanan umum yang semakin baik.

3 Produk Keuangan sekaligus Investasi pada Masa Pandemi

1. BPJSTK BPU

Kartu BPJS Kesehatan. Doc:Pribadi
Kartu BPJS Kesehatan. Doc:Pribadi

Sebelum saya menjelaskan BPSTK BPU, mari kita bedakan dulu antara program asuransi dan investasi.  Secara teori, asuransi berbeda dengan investasi namun banyak produk asuransi yang menyertakan fasilitas investasi.  

Pemerintah melalui BPJS memberikan dua fasilitas bagi warga negaranya. BPJS kesehatan khusus bagi asuransi kesehatan sedangkan BPJS Ketenagaan Kerja sendiri bagi asuransi para pekerja. Saya mengambil produk BPJSTK BPU ( Bukan Penerima Upah.)

Bila program BPJS Kesehatan sudah sejak awal, maka program BPJSTK BPU baru saya ikuti programnya sekitar Februari 2020. Tentu saja sesuai namanya maka peserta program BPJS Tenaga Kerja Bukan Penerima Upah bisa juga diikuti oleh pekerja lepas seperti saya. 

Pendaftaran maupun akses informasi, dan saldo dana peserta bisa diakses secara real time melalui aplikasi BPJSTKU yang bisa diunduh melalui play store.

Bagi saya sebagai pekerja lepas, tentu hadirnya program asuransi kesehatan maupun ketenagaan kerjaan dari pemerintah merupakan hal yang mengembirakan.  

Saya menyebut menjadi peserta asuransi kesehatan dan ketenaga kerjaan adalah investasi seumur hidup karena klaimnya akan membantu pembiayaan biaya kesehatan peserta melebihi iuran yang dibayarkan perbulan. 

Syukur-syukur tidak pernah harus digunakan atau terus dalam keadaan sehat. Ya kembali lagi ke prinsip gotong royong yang dicetuskan oleh Bung Hatta. Yang sehat membantu yang sakit dan sebaliknya setelah sehat ya yang displin membayar iurannya.

Hal yang menyenangkan dari menjadi peserta BPJS  Kesehatan adalah ketenangan pikiran jika suatu saat terjadi masalah kesehatan bisa mendapat klaim. Saya sendiri mempergunakannya saat berobat untuk masalah gigi dan alergi di Fasilitas Kesehatan Pertama (Faskes 1) yaitu Puskesmas. 

Bukan hanya masalah kesehatan yang ringan, namun BPJS Kesehatan juga memberikan klaimnya saat saudara saya memerlukan operasi jantung atau ayah yang harus melakukan perawatan serius di ICCU beberapa hari di rumah sakit. Jika dijumlahkan masing-masing klaim bisa lebih dari 20 juta, sebuah nominal yang tak bisa didapatkan dalam waktu singkat saat itu bagi pekerja lepas seperti saya.

 Kredit Rumah serta Jaminan Kematian (JKM) 

Tampilan awal aplikasi BPJSTKU. Doc:Pribadi
Tampilan awal aplikasi BPJSTKU. Doc:Pribadi

 Beberapa fasilitas dari layanan BPJSTK BPU adalah Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Hari Tua. Dalam JKM terdapat klaim santunan kematian sebesar Rp20.000.000, santunan berkala sebesar Rp12.000.000, biaya pemakaman Rp10.000.000 serta beasiswa pendidikan 2 anak. 

Oya dana iuran yang tertampung selama belum diklaim akan dikelola BPJSTKU dengan penambahan hasil akhir ke pada peserta sebesar 7%. Sistem kredit rumah juga menjadi salah satu pilihan yang menarik dari BPJSTK BPU.

Pembayaran Iuran BPJSTK BPU melalui Tokopedia. Doc:Pribadi
Pembayaran Iuran BPJSTK BPU melalui Tokopedia. Doc:Pribadi

Sistem iuran dana BPJSTK BPU sendiri bisa melalui bank yang ditunjuk maupun melalui sistem uang elektronik. Dengan sistem pembayaran mandiri perbulan bisa juga melalui fasilitas pembayaran uang elektronik secara auto debet khususnya pemilik akun e-commerce Tokopedia. 

Kenapa saya memilih auto debet dari uang eletronik? Alasannya antara lain untuk mencegah kealpaan saya saat pembayaran iuran serta memudahkan pencatatan transaksi investasi perbulannya.

2.Tabungan serta Deposito

Menu tabungan serta deposito Jenius. Doc:Pribadi
Menu tabungan serta deposito Jenius. Doc:Pribadi

Menabung di bank sudah menjadi suatu pilihan dari investasi yang mendasar serta banyak dipilih. Banyak yang meletakan dana darurat dalam bentuk tabungan di bank dengan pemikiran mudah dicairkan sewaktu-waktu. 

Salah satu bentuk dari menabung terbaru dan marak di masa milenial ini adalah kartu debet berbasis aplikasi smartphone. Saya sendiri memilih Jenius dari Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN) yang memiliki banyak fasilitas dalam satu genggaman. Salah satunya adalah deposito berjangka berbunga hingga 5,25 %

Katu debet Jenius. Doc:Pribadi
Katu debet Jenius. Doc:Pribadi

Baik tabungan rupiah maupun mata uang asing(6 pilihan mata uang) serta deposito bisa dicairkan melalui smartphone serta ditarik melalui bank BTPN maupun yang bekerjasama.  

Pernah satu kali seorang teman membutuhkan bantuan dana, saya kemudian mencairkan tabungan dollar menjadi rupiah (berdasarkan kurs hari itu) kemudian mengirimkan ke rekeningnya (beda bank). Demikian juga pembayaran dan pembelian barang di e-commerce bisa menggunakan Jenius.

3.Nabung Saham

IPOT dan email laporan transaksi saham. Doc:Pribadi
IPOT dan email laporan transaksi saham. Doc:Pribadi

Bisa membeli saham sebuah perusahaan merupakan salah satu bentuk investasi yang banyak diidamkan termasuk oleh saya. Saat pandemi berlangsung, saya mendapat informasi dari teman dekat bahwa harga saham di Bursa Saham Indonesia atau Indonesia Stock Exchange lebih terjangkau. Saya kemudian memilih Indo Premier dengan menggunduh aplikasi IPOT sebagai broker saham.

Dan benar, harga saham per 1 Lot (100 lembar saham) di IDX masih bisa dijangkau bila dibeli. Saham kategori Blue Chip juga mengalami penurunan walau mengalami dinamika yang stabil. Seperti himbauan untuk menabung saham, maka perlahan saya menabung sejumlah dana melalui Rekening Dana Nasabah (RDN) bank dengan satu langkah mudah melalui IPOT.

Stock List dan Fundamental perusahaan. Doc:Pribadi
Stock List dan Fundamental perusahaan. Doc:Pribadi

Untuk memasukan dana ke RDN sendiri, kita bisa melakukan transfer dana melalui rekening bank baik dari bank yang sama maupun berbeda platform. 

Sebagai informasi tambahan, banyak teman pekerja lepas saya yang juga berinvestasi dengan menabung saham. Hasilnya bisa untuk memenuhi kebutuhan mendadak ataupun tabungan pendidikan bagi anak. 

Bisa juga membeli kebutuhan makeup atau berbelanja produk melalui e-commerce dalam negeri. Bukankah akan menyenangkan, dan membanggakan jika seorang pekerja lepas ataupun ibu rumah tangga mempunyai saham di perusahaan BUMN? Menabung saham termasuk bentuk dukungan kita terhadap perbaikan perekonomian negara loh.

Kesimpulan

Mengapa di masa pandemi begini perlu berinvestasi pada produk keuangan? Belajar dari semua efek pandemi ke sisi perekomian dunia juga negara maka dengan berinvestasi, tentu Makroprudensial Aman Terjaga. 

Begitu juga saat manfaatkan produk keuangan akan turut memutar roda ekonomi yang berujung pada stabitas sistem keuangan. Tabungan, dana darurat, deposito maupun hasil investasi pada pra maupun selama pandemi terbukti membantu pemiliknya bertahan, membayar gaji karyawannya maupun berdonasi. 

Uang memang bukan segalanya dalam hidup ini namun dengan uang kita berlebih, bisa berbuat kebaikan lebih banyak lagi. Dan yang terpenting roda ekonomi negara yang berputar berujung pada lemakmuran bagi warga negara Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun