Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Drama Si Introvert Saat Membelah Lautan Manusia di Selasa Wagean

4 Maret 2020   10:23 Diperbarui: 4 Maret 2020   10:29 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menuju jalan Malioboro. Doc: Riana

Mata saya serasa tak berkedip saat pemandangan tak disangka hadir tepat di ujung pandangan. Biasanya di Titik Nol Kilometer Malioboro, lalu  lintas lancar bahkan selama Selasa Wagean. Ternyata berbeda dari Selasa Wagean sebelumnya, sore itu ada sebuah panggung besar di sisi barat Titik Nol. Alhasil petugas keamanan menahan laju moda transportasi dari arah timur Titik Nol menuju arah barat maupun selatan.Silakan melihat peta online agar bisa lebih memahami situasi saat itu.

Lokasi Berkumpul. Doc:Pribadi
Lokasi Berkumpul. Doc:Pribadi
Abang ojek online menghentikan laju sepeda motor di sudut timur gedung kantor pos seperti permintaan saya.Sejauh mata memandang, hanya lautan penonton yang berjejal. Hampir tidak ada celah untuk menuju cafe Sonobudoyo yang sedianya menjadi tempat berkumpul anggota KJog atau kompasianer Jogja. Iyes, rencananya even. Selasa Wagean yang dipandu mba Yulia Sujarwo akan dihelatkan.

Nasi Box dinikmati. Doc: Pribadi
Nasi Box dinikmati. Doc: Pribadi
Sebenarnya saya hendak mengurungkan niat untuk menembus kerumunan, saya tidak suka di antara jejalan manusia. Mengingat saya salau satu pemberi ide untuk even dan memilih mentor,  maka langkah cepat terpaksa ditempuh.  Jangan tanya berapa kali saya menghela nafas panjang agar tetap bisa menerobos, bila anda juga introvert maka akan you feel me. Untunglah punya kaki panjang jadi beberapa menit sudah berada di sebelah selatan Titik Nol.

Selebgram CoGan. Doc: Pribadi
Selebgram CoGan. Doc: Pribadi

Panggung yang berada di sebelah kanan saya, sejak awal sudah riuh reda dengan musik dan atraksi. Sederet penjual makanan kecil sudah siap dengan dagangannya. Sebut saja Siomay, Cilok Bakso Kawi dan ada es potong sebagai menu minumannya(walau nanti haus lagi ya).Biasanya saya akan menyerbu salah satu dari gerobak tersebut, namun berhubung sudah lelah melihat lautan manusia, saya absen.

Anggota KJog sendiri sudah beberapa duduk di depan cafe Sonobudoyo dan syukurlah mba Yatmi dari catering Nasi Box Asri Wiji (IG ada loh kalau mau pesen) sudah siap dengan donasi Nasi Box nya. Saya memang tipe reda emosinya kalau disodori makanan enak, haha.Emosi memang menghabiskan energi. Betul saudara-saudara?

Nasi Box Asri. Dox: Pribadi
Nasi Box Asri. Dox: Pribadi

Sebelum membuka nasi box, saya mendapat kabar kalau beberapa anggota KJog terjebak di sebelah utara, dan barat Titik Nol. Tentu saja tidak bisa menyebrang karena lautan manusia. Ada mba Riana yang berada di pagar penghalang antara panggung dan Gedung Agung, kemudian mba Tikha yang di depan Benteng Vredeburg dengan pagar penghalang menuju Kantor Pos. Demikian juga dengan mba Atik yang sedang mencari parkir di sebelah timur Titik Nol.Kami berempat berhubungan dengan chat WA pribadi masing-masing.Sambil makan, saya harus membalas empat chating dengan kolom berbeda.Atraksi pesawat terbang tepat di langit Titik Nol saya abaikan.

Setelah tepat selesai menghabiskan nasi kota, gawai saya mendapat panggilan dari bu Sri Rumani.Sedikit panik,karena suara beliau tak terdengar saya terima. Mba Riana yang mendapat WA pribadi dari bu Sri sebelumnya berhasil saya terima panggilannya. Ternyata beliau terjebak di kerumunan manusia sekitar Taman Pintar, dengan halangan tambahan pagar pengaman.

Saya bergegas membalas WA pribadi dengan kepastian menunggu beliau di depan Kantor Pos karena beliau mengatakan akan menyusul even.Di usia beliau yang lebih dari ayah saya, memang masih enerjik untuk ikut dalam berbagai even KJog. Dan lagi-lagi saya harus menahan ketidak nyamanan untuk menerobos lautan manusia.Kalau boleh memilih, saya sudah memesan ojek online untuk pulang.

Bu Sri Rumani. Doc: Pribadi.
Bu Sri Rumani. Doc: Pribadi.

Setelah menitipkan koordinasi even ke mba Retno P, saya menyeberang ke sisi timur Kantor Pos menuju pintu depannya. Saat sampai di depan Kantor Pos, bu Sri tak terlihat, panggilan via gawai pun tak terjawab.Sekiranya beliau sedang berjalan menuju Kantor Pos. Lajur jalan depan Kantor Pos bertambah penuh dengan penonton.Atraksi para drumband akan segera dimulai. Perlu waktu 10 menit akhirnya bu Sri Rumani bertemu saya.

Kami beranjak menembus lautan penonton melewati parkiran Kantor Pos.Dan sesampainya di cafe Sonobudoyo saya mendapat WA pribadi dari mba Tikha yang masih ingin ikut even. Saya kemudian meminta mba Retno untuk memimpin koordinasi peserta lain sudah berkumpul serta selesai makan untuk melanjutkan even dengan rute menuju selatan cafe Sonobudoyo. Saya sendiri memilih menunggu tiga anggota KJog yang masih terjebak lautan manusia. The show must go on kan ya.

Peserta dan Mentor (topi putih) Doc: Riana
Peserta dan Mentor (topi putih) Doc: Riana

Setelah even dimulai lima menit, kemudian datang mba Riana dengan wajah pucat serta kelelahan. "Masa aku dibentak penonton karena menerobos.Woalah mba segininya ya jadi admin, bisa saja loh aku milih pulang." Saya sodorkan nasi box,"Ya kan kita menghargai mentor dan anggota yang sudah meluangkan waktunya." Tiba-tiba mba Tikha mengabarkan sudah menyeberang menuju pintu depan Kantor Pos.Saya menyanggupi untuk menjemput karena untuk Tikha ini kali pertama dia di area tersebut.

Sesudah drama penjemputan selesa, saya menunggu mba Riana dan Tikha selesai makan seraya tetap chat dengan mba Atik.Bunda yang membawa serta satu putrinya ikut serta, tentu saja kalau sebelumnya tahu akan ada lautan manusia akan datang seorangan.Lajur timur Titik Nol tetap penuh, dan akhirnya kami sepakat bahwa di lain even Mba Atik akan ikut serta.Saat mendapat kiriman foto mereka mampir ke warung Mie Ayam, saya lega.

Saya mengira peserta even sedang asyik dengan paparan sejarah oleh mentor, eh ternyata hujan menetes dan mereka kembali ke cafe Sonobudoyo.Tumben ya Selasa Wagean hujan. Ambyar wes ya.Tapi saya melihat mereka bisa tetap tertawa lepas seraya swafoto maupun sibuk merekam padatnya penonton.Selasa Wagean memang jadi magnet khusus untuk tetep dinikmati walau hujan.Pstt bu Sri Rumani membaw oleh-oleh camilan dari Kotagede, dan lagi-lagi makanan menjadi pelipur drama sore itu.

Menuju jalan Malioboro. Doc: Riana
Menuju jalan Malioboro. Doc: Riana


Setelah beberapa kali main video Boomerang, muncul ide dari peserta agar even dialihkan ke hari Jumat dengan waktu yang sama. Saya pesimis apakah akan lancar dengan mengingat keadaan cuaca Jogja.Namun lagi-lagi demi menghormati keinginan peserta dan kesediaan mentor, saya menggangguk.

Dan memang benar, hujan deras plus kilat membasahi kami pada hari Jumat.Saya hanya diam, menyusuri jalanan dengan mantel hujan seraya berharap para peserta yang juga bermantel ria tidak akan sakit atau tergelincir di jalan. Yah begitulah introvert, kadang terlalu jauh berpikir dan kuatirnya.

Kegiatan Jumat. Doc:Riana
Kegiatan Jumat. Doc:Riana
Jadi yuk ke Selasa Wagean lagi, saya ajak menikmati jajanan jaman dahulu wes.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun