"Karena perang, kami bahkan tidak mampu membeli makanan lagi. Ada makanan di toko, namun tidak ada uang untuk membelinya!"Â
Yang ada di kepala saya saat membaca pernyataan Fatima, adalah dampak dari perang terbanyak adalah kesengsaraan bagi rakyat terutama pihak perempuan dan anak. Fatima serta suaminya harus menempuh empat jam perjalanan dari Shokan, Taiz Yaman serta meminjam 30.000 YER untuk membawa Ishaq (18 bulan) ke  Pusat Perawatan Kolera (PPK) MSF di kota Al Qaeda. Kejadian pada 6 Desember 2017 tersebut hanyalah sekelumit dari belasan kisah nyata yang sempat tertulis di buku "Kisah-kisah di Balik Dokter Lintas Batas."
Dokter Lintas Batas/MSF
Jika kita sedang melihat berita mengenai perang di Sudan Selatan melalui layar kaca, maka dokter Rangi sedang membenamkan diri antara pasien Ruang Gawat Darurat dan Departeman Rawat Inap rumah sakit MSF di Bentiu, Sudan Selatan. Kita bisa melihat beberapa fotonya dan membaca pengalamannya di halaman 102-104. Saya akan menyertakan QR Code di bagian terakhir artikel, yang bisa anda pindai untuk mengakses buku tersebut dalam bentuk file pdf. Jika anda menemukan kesulitan dalam mengaksesnya, silakan menghubungi admin MSF Indonesia di Instagram.
"Salah satu goal saya memang mengabdikan diri untuk kemanusiaan, dan organisasi medis Dokter Lintas Batas membukakan jalan ke arah yang sama." Â Perempuan 30 tahun tersebut tak menyangkal adanya kendala tentang awal perjuangannya untuk mendapat ijin dari orang tua, "Pro kontra selalu ada namun bisa diselaraskan dengan diskusi dan pembuktian." Â Rumah sakit di PoC Bentiu sendiri didirikan pada 2014 dengan fasilitas yaitu: 160 ranjang, Ruang Gawat Darurat, Rawat Inap Orang Dewasa dan Pediatrik, Rawat Inap Gizi, Rawat Inap dan Rawat jalan TB/HIV, Unit Bersalin, Kekerasaan Seksual, Neonatal, Program Bedah dan Aktivitas Penjangkauan.
Dokter yang berasal dari Indonesia tentu bukan hanya dr.Rangi W.Sudrajat saja, namun beberapa dokter sudah terjun lebih dahulu. Dokter John Julydharma dan dr Yusuf Toba bertugas di misi MSF di dua negara yang berbeda. Pekerja kemanusian MSF juga mencakup dari profesi non medis misalnya bagian logistik misalnya Bagus Emir Ikhwanto dan Rita Endrawati sebagai anggota tim logistik. Organisasi kemanusiaan medis internasional Medecins Sans Frontieres (MSF) atau Dokter Lintas Batas sendiri tidak membuka fund rising di Indonesia dan lebih berfokus pada misi kemanusian.
Pameran Foto
Foto-foto tersebut menyajikan upaya-upaya MSF pada respons Ebola, tentang migran dan pengungsi, Pencarian dan Penyelamatan (Search and Rescue -- SAR -- di Laut Mediterania), konflik di Gaza, Kampanye Akses MSF terkait upaya menurunkan obat-obatan dan aktivitas MSF di Indonesia.
Oya pameran ini sudah dimulai pada Senin, 7 Oktober 2019 dan akan berakhir pada Jumat, 11 Oktober 2019, dimulai pukul 08:00 WIB pagi hingga 21:00 WIB. Untuk informasi lebih lanjut tentang pameran bisa akses: bit.ly/MSFkeJogja , dan info lain tentang MSF bisa cuss langsung ke www.msf-seasia.org/we-are-msf/id  . Terima kasih sudah membaca.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI