Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Semburat Senyum di Posyandu Lansia Kampung Kemuning Gunungkidul

29 November 2018   17:04 Diperbarui: 11 Desember 2018   14:58 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota posyandu lansia. Doc:Riana Dewie

Semburat senyum,  dan disusul deretan gigi berselimut sirih merah membuatku berderai tawa lepas. Lembab di pangkal lensa, untung lah tidak ada yang menatap. Saya teringat almarhum nenek yang juga melilitkan kain kemben selalu. Saya duduk bersimpuh di balai desa Dusun Kemuning Gunungkidul

Lima menit yang lalu setelah mendarat di halaman balai dusun, mata melihat para nenek maupun kakek cenderung malu-malu untuk menampakan isi hati. Wajar karena saya sendiri pun biasanya terdiam bila akan menjalani proses pemeriksaan kesehatan. Semburat senyum datang belakangan.

Posyandu lansia. Doc: Riana Dewie
Posyandu lansia. Doc: Riana Dewie
Marilah hai semua Rakyat Indonesia membangun segera

Membangun keluarga yang sejahtera dengan PKK

Hayatilah dan amalkanlah Pancasila untuk Negara

Hidup gotong royong, makmur pangan dan sandang rumah sehat sentosa

Tata laksana di dalam rumah tangga rapi dan indah

Didiklah putra berpribadi bangsa trampil dan sehat

Kembangkan koperasi jagalah lingkungan dan sekitarnya

Aman dan bahagia kluarga berencana

Hidup jaya PKK

  

Tepuk tangan menyeruak setelah mars  PKK dinyanyikan bersama disusul sapa  dari wakil dari kelompok kami dengan penggunaan bahasa jawa, ternyata senyum semburat muncul, dan mengalir keramahan dari mereka. Tak kenal maka tak sayang memang benar adanya, dan penggunaan bahasa lisan yang sama akan mempercepat jalinan. Tikar yang sudah menjadi pelapis lantai kemudian dibentangkan lebih banyak. Saya kemudian duduk bersimpuh mengulum senyum. Perut yang bergemuruh seperti terik di luar balai sudah  terlupa. Jarum pendek memang bermukim di angka 12.

"Monggo mbah, injih jenengan!" Sontak saya sigap membuka tutup lensa kamera sebelum tapak kaki tanpa kaos nenek dengan hijab hitam tersebut  mendarat di alat timbang manual. Jemari tangannya dipegang saat dengan hati-hati berdiri di atas kotak biru. "Empat puluh lima mbah, mindak sekilo ngih dari bulan lalu."

Pemeriksaan tekanan darah. Doc: Pribadi
Pemeriksaan tekanan darah. Doc: Pribadi
Saya harus mencondongkan kepala agar bisa melihat angka yang ditulis tangan pengurus Posyandu. Rupanya mereka sudah mempunyai buku khusus untuk memantau setiap perubahan fisik tiap peserta posyandu. Iya, saya berada di tengah-tengah aktifitas posyandu. Bagi lansia tepatnya.

Terbiasa melihat perawatan lansia hanya di pusat kesehatan pemerintah maupun swasta, maka aktifitas posyandu pertama kali yang saya lihat langsung,; dan mendapatinya di daerah yang tak terpikirkan oleh saya mempunyai fasilitas kesehatan yang mencakup semua umur. Don't judge book by its cover memang.

"Iki dipasang ning lengen?"  Suara bergetar yang tertambat di ujung daun telinga saya membuat lensa yang sempat berpindah sasaran, kembali mengarah ke nenak berhijab hitam tadi. "Injih mbah, di tensi rumiyin!" Jawaban yang serupa lembutnya terucap. Ada empat pengurus yang melayani sekitar duapuluh lansia yang duduk menunggu panggilan nama.

Hanya dibutuhkan beberapa menit sebelum lengan berlapis kebaya bunga-bunga dilingkari manset Tensimeter.  "130 per 80 mbah, sae punika. Pun rampung gih mba, rencange sak meniko."  Ada senyum semburat saat angka tersebut diperdengarkan. Saya juga sering merasakannya saat mengetahui semua baik adanya. Kalian juga pernah merasakannya bukan?

Penimbangan berat badan. Doc:Pribadi
Penimbangan berat badan. Doc:Pribadi
"Mba, kegiatan seperti ini memang rutin ya dilakukan?" Sela saya saat salah satu pengurus selesai menuliskan data di buku tulis bergaris khas anak sekolah. Saya belum mempunyai banyak waktu untuk menunggu 40 peserta posyandu selesai diperiksa satu persatu. Sudah bertambah dari 20 peserta sebelumnya saat saya datang.  Angka yang lumayan bila mengingat Dusun Kemuning sendiri ditinggali sekitar 113 kepala keluarga.

"Iya mba, setiap tanggal 10 semua berkumpul di sini.  Jamnya tak selalu siang mba, tergantung kesepakatan soalnya kadang dusun ada acara bersama mendadak. Pokoknya setiap bulan ada sekali pemeriksaan kesehatan."

"Semua dicatat ya mba? Kalau ada yang butuh saran dokter bagaimana?"

"Biasanya kami sarankan langsung ke puskesmas untuk penanganan kesehatan mba. Yah maklum pesertanya sudah lansia semua, jadi keluhan kesehatan sering ada. Kisarannya kalau tidak tekanan darah tinggi ya asam urat. Kadang ada peserta yang tidak datang karena sedang pusing ataupun sibuk di kebun."

"Oh, selain pemantauan kesehatan, ada apa lagi mba?"

"Biasanya ada penyuluhan mba tentang kesehatan. Yang terpenting warga lansia pada kumpul, bisa ketawa bareng kaya gini mba. Nyanyi-nyanyi. "

Pencatatan data lansia. Doc:Riana Dewie
Pencatatan data lansia. Doc:Riana Dewie
Lengkungan di bibir saya kembangkan. Memang hati yang gembira adalah obat, sedangkan hati yang penat patahkan tulang. Bagi lansia, sebuah perhatian lebih dari cukup untuk tetap bersemangat. Buktinya saat saat mengunjungi posyandu lansia, hampir semua peserta menampakan diri. 

Kalau dilihat dari lokasi dusun Kemuning yang berada di ketinggian 200 meter dari permukaan laut, maka dipastikan warganya memiliki fisik serta mental yang kuat. Terletak di kabupaten Gunungkidul Yogyakarta yang dianugerahi kondisi  tanah serta cuaca yang membutuhkan banyak tenaga, dan usaha untuk terus bertahan. Jika anda ingin melihat lingkungan Gunungkidul, sila menjelajah di dunia maya.

Jalan menuju Telaga Kemuning. Doc:Riana Dewie
Jalan menuju Telaga Kemuning. Doc:Riana Dewie
Saya sendiri berangkat dari kota Jogja ke kabupaten Gunungkidul sejak pagi menggunakan mobil. Tentu sepeda motor maupun bus pariwisata bisa melaju dengan lancar menyusuri jalan aspal menuju tempat wisata, pemukiman maupun kebun tanaman penghasil minyak kayu putih. Gunungkidul memang sudah bersolek, dan dusun Kemuning adalah salah satu contohnya.

Selepas dari jalan besar beraspal, kita akan disuguhi pemandangan pohon pinus yang bermuara di Telaga Kemuning. Pada hari tertentu ada lomba mancing ataupun kegiatan kesenian desa. Dengan kedalaman 3 meter, maka silakan membayangkan berapa banyak penghuninya yang siap dipanen. Saat datang, saya disuguhi tarian kontemporer dari para ibu muda yang ternyata juga menjadi pengurus posyandu lansia. Saya mengenali salah satu dari beliau  kemudian.

Palang selamat datang Telaga Kemuning. Doc:Pribadi
Palang selamat datang Telaga Kemuning. Doc:Pribadi
Dari Telaga Kemuning dengan luas area lebih dari satu hektar, saya menuju pemukiman warga, hanya menempuh waktu 10 menit menggunakan mobil. Jika anda bertandang dan memerlukan tumpangan untuk berkeliling desa, sudah pasti akan dibantu. Anda pasti tahu keramahan para warga pedesaan. Saya bahkan sempat ditawari untuk membawa pulang cuma-cuma mangga yang ditanam di pinggir jalan. Coba di kota, sudah dijual berapa puluh ribu.

Di atas jajaran batu besar yang ditanam menjadi jalan penghubung antar rumah, maka kami menyusuri dari satu balai ke balai lain di dusun Kemuning. Ada  beberapa kegiatan yang memang patut diliput, seperti Bank Sampah, beasiswa, PAUD, wirausaha kripik singkong dan pisang. Jika diminta memilih dari sekian keunggulan dusun Kemuning untuk diceritakan ulang maka namun posyandu lansia yang paling menarik hati saya. Saya memang suka terbawa perasaan jika melihat sesuatu yang berhubungan dengan aktifitas kemanusiaan.

Pemasangan ikat batik selamat datang. Doc:Riana Dewie
Pemasangan ikat batik selamat datang. Doc:Riana Dewie
Jika kalian juga tertarik , yuk ke dusun Kemuning kecamatan Patuk yang sudah menjadi salah satu  dari 77 kampung binaan Astra atau lebih sering disebut Kampung Berseri Astra (KBA) di seluruh Indonesia. Saya senang bahwa posyandu lansia termasuk dari kegiatan dari empat pilar yang disasar Astra sebagai program Corporate Sosial Responsibility (CSR). 

Jadi kapan ke Kampung Berseri Astra yang lain, dan melihat puluhan semburat senyum?

NB:

Monggo mbah, injih jenengan = Mari  nek, benar anda.

Mindak sekilo ngih= Naik satu kilo ya.

Tensimeter= Alat pengukur tekanan darah

Iki dipasang ning lengen? = Ini dipasang di lengan?

Injih mbah, di tensi rumiyin!= Iya nek, di ukur tensinya dulu

mbah, sae punika. Pun rampung gih mba, rencange sak meniko= Nek, ini baik. Sudah selasai ya nek, temannya sekarang.

#LFAAPAJOGJA 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun