Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sate Merah, Sate Kekinian Jogja Diburu Turis Lebih 60 Negara

16 Agustus 2018   14:32 Diperbarui: 16 Agustus 2018   14:50 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sate Ratu dekat panggung Jogja Paradise. Doc:Pribadi

"Pedas, tapi nagih. " Piring nasi dengan taburan bawang goreng sudah berpindah menuju mulut dengan cepat. Namanya sesuai dengan penampakan warnanya, yaitu merah berasosiasi dengan rasa pedas. 

Waktu itu Jogja sedang berangin jadi cocoklah dengan asupan makan malam saya. Sate Merah dengan Lilit Basah, kombinasi yang membuat ujung hidung mancung saya berembun.

Pak Fabian tergelak saat citarasa pertama yang dikecap di lidah saya utarakan. "Kurang olahraga tuh tandanya Vik." Saya ikut tergelak dalam hati karena bibir terburu dihinggapi  bibir mug es teh. Yah bagaimana ya, olahraga yang saya paling tekuni sejak kecil adalah menggerakan lidah dalam mulut dengan berbagai jenis kuliner.

Testimoni turis 60 Negara. Doc:Pribadi.
Testimoni turis 60 Negara. Doc:Pribadi.
Kali pertama mengetahui bahwa hadiah giveaway yang saya dapatkan adalah sate ayam, maka yang bersemayam di pikiran adalah sate dengan bumbu kacang. Ternyata memang don't judge book by its cover benar adanya. 

Yang tersaji saat saya bertandang adalah enam deret olahan daging ayam yang ditusuk rapi dengan kuah kental bumbu merah. Yang saya lakukan pertama adalah mengangkat enam tusuk Sate Merah, mendekatkan ke depan hidung serta tiap bagian dagingnya. 

Maklum saya termasuk penyuka hidangan dengan dibakar garis keras, jadi tak segan meminta hidangan diolah kembali bila tingkat kematangannya kurang. Menurut lidah saya tentu saja.

Tidak ada yang bewarna coklat ataupun hitam  gosong seperti umumnya sate ayam namun aroma yang menghampiri hidung, membuat saya yakin kalau sudah matang. 

Saya suka warnanya yang jelas saat pertama dihadirkan bersama nasi putih setangkup lengkap kepingan bawang goreng. Baru beberapa saat kemudian saya tahu bahwa di warung Sate Ratu tersedia juga stok bumbu merah dalam botol yang bisa dibeli. Sebelum bibir saya menanyakan harganya, perut sudah menuntut agar cepat diisi, jadilah makan malam dimulai.

Bumbu Sate Merah. Doc:Pribadi
Bumbu Sate Merah. Doc:Pribadi
Dan memang, tiap bagian olahan sate sudah matang. Bukan yang kering saat dikunyah di mulut namun bumbu dan dagingnya lumer bersama. Berhubung disajikan dua menit setelah dibakar maka perlu ditiup dulu atau landasi dulu lidah dengan nasi. 

Alhasil memang tumpukan nasi lalu menghilang dengan cepat seiring ujung hidung harus sigap diseka. Saat botol bumbu merah diperlihatkan kepada saya, nah benar adanya. Butiran cabe sudah bertebaran dari bagian bawah sampai mendekati tutup botol.

Kali kedua saya datang, tetap dengan Sate Merah di jemari, ternyata pedasnya tidak begitu mengigit lagi. Lidah saya sudah akur dengan tingkat pedas yang disimpan Sate Merah ahkirnya. Cukup air mineral sudah cukup menjadi pemadam kehausan. 

Begitu juga dengan Lilit Basah yang sama enaknya walau penyajian serta penampakannya berbeda. Di mangkok sudah tersaji empat balok Lilit Basah dengan kuah kuning serta kepingan bawang goreng, dan irisan mentimun. Seger, gurih, pedas, sedikit asam, namun sama saja nagih.

Sate Ratu dekat panggung Jogja Paradise. Doc:Pribadi
Sate Ratu dekat panggung Jogja Paradise. Doc:Pribadi
Jika kalian pernah mencicipi Sate Lilit maka begitu juga yang akan tersimpan di lidah saat menikmati Lilit Basah. Kenapa bukan batang Sereh yang digunakan sebagai penyambung olahan daging ayam tersebut? Namanya juga menu kekinian, maka inovasi serta kerja cerdas menjadi ciri khas produk yang dihasilkan. Jika disuruh memilih di antara kedua menu tersebut, maka saya akan memilih keduanya.

Hal yang menyenangkan lainnya adalah saat melihat dinding warung Sate Ratu yang berlatar putih. Sederet foto lengkap dengan tulisan tangan menjadi bagian penting dari interior warung. 

Pengunjung yang datang berasal dari 60 negara dengan rekomendasi melalui TripAdvisor serta testimoni melalui pengalaman lisan. Kekuatan lidah memang menjadi jurus marketing andalan sejak manusia mengenal dunia transaksi.

Lilit Basah. Doc:Pribadi.
Lilit Basah. Doc:Pribadi.
Jadi kalian penasaran dengan citarasa Sate Ratu yang diburu oleh wisatawan 60 negara? Info detailnya bisa dicari di TripAdvisor, IG @sateratu atau langsung ke Sate Ratu dengan lokasi Jogja Paradise Food Court Jl.Magelang, Kutu Tegal, Sinduadi, Sleman, Yogyakarta. Pstt sudah ada di daftar tenant melalui Ojek Online loh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun