Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pink dan Penanda Romantisme Spot Prewedding Kekinian di Desa Kalitirto

6 November 2017   08:40 Diperbarui: 6 November 2017   16:52 1814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spot di ujung jembatan. Doc:Pribadi

"Ide yang bagus." Pemikiran pertama kali saya saat mata di balik lensa, menangkap sebuah bangunan dengan nuansa pink di tengah hijaunya persawahan. Otomatis setiap mata akan tertuju, terutama para kaum hawa, dan pasangan kekasih. Saya kemudian teringat hari Kasih Sayang di mana sontak sebagian belahan bumi menjadi satu warna.

Spot kedua. Doc:Pribadi
Spot kedua. Doc:Pribadi
Memang romantisme cenderung diidentikan dengan warna pencampuran merah dan putih tersebut. Mungkin itu juga yang diharapkan mas Guntur dan mba Sinta saat mendirikan Omahe Bianca, yaitu menyebarkan virus kasih sayang setiap hari. Orang Jawa (termasuk saya) pada umumnya tidak mudah mengekpresikan perasaannya di tengah keluarga apalagi depan umum.  Warna cat rumah, ataupun busana cenderung ke arah gelap ataupun natural.

Jembatan cinta. Doc:Pribadi
Jembatan cinta. Doc:Pribadi
Pink sebenarnya sudah banyak dipakai kaum Adam dalam berbagai keperluan kerja atau sehari-hari. Memang untuk negara, atau area tertentu masih perlu waktu beradaptasi dengan pengunaan merah muda dalam fashion pria. Pemilihan cat pink di area ini, berarti mendobrak secara positif kebekuan ekspresi tersebut.

Jika ekspresi dengan mudah diperlihatkan, berarti komunikasi lancar.  Langkah itu terbukti berhasil dengan banyaknya masyarakat sekitar yang sering menyempatkan swafoto di berbagai sisi-sisi Omahe Bianca. Aura kegembiraan dan kasih sayang tentu bisa dirasakan menguar secara otomatis.

Spot di ujung jembatan. Doc:Pribadi
Spot di ujung jembatan. Doc:Pribadi
Perhatian kedua saya adalah lantai dua yang terdiri dari satu ruangan yang menyimpan piranti untuk foto kekinian. Tempat tidur, boneka dan pernak-pernik tentu saja senada dengan konsep dasar yaitu merah muda. Juga terdapat jembatan dengan asesoris lambang cinta yang membentang antara ruangan di lantai dua, dengan spot di seberangnya. Kita bisa mengabadikan ekpresi dengan berdiri di  tengahnya ataupun di ujung jembatan dengan latar belakang awan berarak. Jika bintang, atau bulan menemani maka lengkaplah spot kekinian.

Tak sulit memang untuk menemukan spot-spot kekinian, bahkan mungkin memori gadget atau kamera anda perlu ditambah untuk mengabadikannya. Belum lagi saat 20 busana yang siap dipakai agar pengunjung yang berpose akan semakin kekinian. Mulai dari handuk kimono mandi, Cinderella bahkan sampai kustom wayang orang. Asesoris pelengkap juga tersedia di sebuah ruang khusus di dekat tangga. Sebut saja bando, tas belanja, kacamata hitam, dan pernik-pernik yang tentu saja satu warna. Pink!

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Perhatian ketiga saya adalah adanya tangga melingkar di sisi timur, dan menuju lantai dua, tentu saja tetap senada dengan sisi bangunan yang lain. Bewarna merah muda, dari bawah sampai atas, demikan juga dengan pijakannya. Area tersebut juga bisa digunakan sebagai spot baik untuk prewedding, pasangan orang tua dengan buah hati, ataupun persahabatan. Kasih sayang tak selalu harus antara dua kekasih bukan?

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Demikian juga dengan sisi utara Omahe Bianca yang ternyata berfungsi sebagai dapur Warung Pitoelas. Bangunan serba merah muda tersebut memang hanya berjarak satu langkah dengan tempat makan bentuk Joglo dengan menu khas Jawa. Sebut saja Cangkem Buto, Lodeh Kates, Telo Kasur, Tahu Bintik, Babon Guling, Nugget Telur, dan sebagainya. Jika anda wanita hamil, maka ada GRATIS Lutis buah setiap hari. Semua dibarter nominal  Rp17.000 saja.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Jika anda berhasrat ingin prewedding dengan konsep adat Jawa namun kekinian, maka paket lengkap dengan menu kuliner juga tersedia. Tentu terlebih dahulu anda perlu melakukan reservasi, baik akan menggunakan busana sendiri maupun menyewa di Omahe Bianca. Omahe Bianca sendiri berasal dari bahasa Jawa yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia maka berarti rumah. Abjad e dalam kalimat ini berfungsi sebagai tanda kepemilikan, dan Bianca sendiri diambil dari nama putri pemilik Omahe Bianca dan Warung Pitoelas. Merah muda memang menjadi warna kesukaan, dan Omahe Bianca adalah salah satu bukti kasih sayang antara orang tua  dan putrinya. Lagi-lagi tentang ekpresi kasih sayang.

Omahe Bianca. Doc:Pribadi
Omahe Bianca. Doc:Pribadi
Berlokasi di Berbah, Sleman, Yogyakarta, maka pemandangan lereng merapi sudah pasti dapat kita nikmati. Jadi siap kekinian di spot prewedding dengan Omahe Bianca?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun