"Mau, Mba?"
Tentu saja saya langsung mengangguk, dan t-shirt sepadan dengan nominal Rp169.000.00 sudah berpindah tangan dari salah satu pengunjung ke tangan saya. Memang rezeki tidak akan kemana, saya tidak perlu lama berputar-putar mencari tag "free" bersama 200 pengunjung yang lain. 17 Oktober 2017 tepat pukul 12.00 WIB saya memang termasuk kerumunan para pengunjung program "Gratis Ambil Baju Tanpa Bayar 30 Menit".
Tag free produk (Dokumentasi Pribadi)
"Aku tidak dapat satupun, Mba," wajah galau sekaligus lelah teman sekomunitas muncul saat saya mulai berdiri di deretan penukaran
tag "Free" tadi. Wajar dia galau karena produk baju yang tersedia termasuk dalam
styleÂ
fashion-nya. Apalagi produk lokal menjadi tuan rumah di
outlet yang sudah mempunyai 75 cabang di Indonesia, dan Yogyakarta sudah ditempati tiga tenant di antaranya. "Coba cari lagi, masih
ada 15 menit lagi."
Stempel setelah validasi free produk (Dokumentasi Pribadi)
Saya bukan termasuk wanita pemerhati fashion seperti beberapa teman yang memang
fashion blogger, namun ketertarikan akan metode
marketing yang diadakan Artharetalindoperkasa membuat saya hadir. Sejauh yang saya tahu, memang metode marketing tersebut sudah dilakukan di setiap acara
grand opening cabang
Ada Store.
Suasana pengguntingan pita (Dokumentasi Pribadi)
Saya datang 30 puluh menit sebelum waktu yang tertera di pengumuman. Saya berpikir akan bisa mendapatkan diri sendiri di barisan depan untuk mendapatkan foto penguntingan pita. Saya sepertinya perlu banyak belajar dari para wanita pemburu diskon yang ternyata sudah memenuhi pintu tenant. Bisa dibayangkan bagaimana keriuhan yang tercipta di detik-detik pertama setelah penguntingan pita.Â
Saya yang sadar diri akan terdesak-desak, kemudian memilih mengikuti barisan terahkir. Untung saja alat sirkulasi udara di Ada Store menepis keringat saya. Anda pasti paham apa yang bisa terjadi apabila para wanita melihat produk berkualitas apalagi jika gratis.
Antrian validasi free produk (Dokumentasi Pribadi)
Sesampainya di dalam toko, saya mulai resah karena banyak produk yang memikat, namun sayangnya tak
tag "Free" di dekat label. Sementara saya sibuk memilah, ternyata sudah berderet antrian dari para pengunjung yang sudah memegang produk free. Saya curiga kalau mereka sudah mengambil kursus khusus buru sergap produk diskon.
Lima belas menit pertama saya habiskan untuk memilah sampai ahkirnya seorang pria menanyakan apa mau baju yang dia pegang. Secepat kilat saya membaca situasi kalau dia mengambil dua baju yang sama modelnya, dan berkat #powerofgender maka salah satunya diangsurkan kepada saya. Rezeki memang tak ke mana ya pembaca.
Validasi pengunjung terahkir (Dokumentasi Pribadi)
Sebenarnya jurus marketing ini sudah diaplikasikan oleh para pengusaha makanan. Pembagian sampel makanan baik skala kecil maupun jangkuan luas. Sering kali pembukaan tempat makan baru dengan menyediakan gratis beberapa porsi pada pengunjung dalam jumlah tertentu. Bisa juga berupa pembagian gratis menu tertentu pada waktu tertentu. Jurus marketing tersebut mungkin akan memerlukan modal promosi awal yang lumayan, namun bila dilihat dari hasil ahkirnya tidak akan mengecewakan bila dikuti startegi lanjutan.
Produk diskon 70 % (Dokumentasi Pribadi)
Di samping program "Gratis Ambil Baju Tanpa Bayar", terdapat juga diskon
 one day 70% untuk produk tertentu. Alhasil para pengunjung yang sudah mendapatkan baju secara gratis tadi, ternyata juga memanfaatkan promo tersebut dengan cepat. Saya melihat mereka sibuk mencari produk yang mereka inginkan.Â
Saya sendiri memilih baju yang tidak mendapat diskon karena warnanya yang menarik perhatian. Si Kuning Gading bila saya menyebut baju yang terpilih dan memang nyaman saya pakai. Saya pribadi suka dengan pilihan style produk yang tersedia di tenant. Produk cardigan, jeans, sweater, chino sudah mempunyai kualitas pilihan. Tipe style kids zaman now.
Lihat Lyfe Selengkapnya