Saya tak mendapati hal tersebut secara masif. Sejumlah sudut komunitas pengiat, setumpuk kegiatan kesenian, dialog-dialog kedaerahan, lomba blog ataupun video, dan gerakan untuk tetap membumi masih tetap berkelanjutan. Tentu semua digerakan karena mencintai Yogyakarta dengan segala sisi budaya  dan pergumulan sebuah kota berkembang pada umumnya.
Bangsal Kepatihan. Doc:Pribadi
Benar Yogyakarta bukan hanya terdiri dari kota Jogja, melainkan juga empat kabupaten lain. Namun seperti kepalan tangan yang membutuhan semua jemarinya, maka Kota Jogja adalah cerminan perkembangan dan kehidupan bagian Yogyakarta yang lain. Sehingga saat perantau datang dan bertempat tinggal di salah satu sudut kota Jogja, dia sudah melihat Yogyakarta dan Indonesia pada umumnya. Karena semua citarasa, bahasa, seni, budaya, nilai sosial, sudut pandang, perilaku dari tiap daerah di Indonesia sudah terhampar di Kota Jogja. Seperti Adis saat di Jogja, bisa tetap menikmati menu kudapan dengan tema internasional ataupun sajian kopi yang mengalami perpaduan dengan cita rasa lokal.
Kudapan tradisional Yogyakarta. Doc:Pribadi
Seperti saya yang selalu saja ingin cepat kembali ke Yogyakarta saat bersama ular besi menapaki kota lain, maka demikian juga para perantau tanpa mengikis rasa cinta pada kota kelahirannya. Rumah Bersama adalah nama lain dari Yogyakarta di mana setiap orang diijinkan untuk selalu pulang. Â Menjadi Jogja Menjadi Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya