Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Alternatif Terbaru Oleh-oleh dari Jogja, Bisnis Kuliner Hanung Bramantyo, Bagaimana Rasa Produknya?

18 Mei 2017   12:29 Diperbarui: 18 Mei 2017   13:27 1701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Awalnya saya mengira ahkirnya berhasil menahan jemari setelah dua potongan sample cake menghiasi telapak tangan.  Red Velvet dan Tiramisu, sudah terasa melekat di bibir dan jemari, kemudian saya berniat mengahkiri sesi mencicipi produk dengan minum air mineral. Parahnya godaan ternyata tak berhenti,  saat dua cake dengan masing-masing tiga lapisan tersebut bersarang  manis di perut saya. Zaskia Adya Mecca mendekati  serta menyodorkan potongan  sample product  berasa Banana.

Dessert dengan ukuran  4 cm x 6 cm dan ketinggian 8 cm, maka sample  product  melimpah diserbu para bloger, vlogger, buzzer dan media cetak saat acara testerfood. Sebut saja:  Rasa Keju, Kacang Ijo,  dan Chocolate. Sayang tak terjangkau  tangan, dan saya terlalu sibuk menikmati dua cake yang sudah hadir manis di telapak tangan.

Zaskia Adya Mecca. Doc: Mamahke
Zaskia Adya Mecca. Doc: Mamahke

Saya sendiri bukan penyuka dessert, sehingga dulu acap kali menghindari karena terlalu berat di mulut maupun perut. Untunglah saat mencicipi rasa Red Velvet cake Mamahke yang diklaim sebagai salah satu alternatif oleh-oleh, ternyata ada keinginan untuk mencoba rasa yang lain. Cake Mamahke sendiri terdiri dari tiga lapisan, dan syukurlah terasa ringan  pada tiap bagiannya.

Lapisan pertama pertama, dan ketiga berupa cake beberapa rasa dan warna sesuai dengan  nama bahan yang digunakan. Misalnya Red Velvet, maka merah menghiasi lapisan pertama juga cakenya. Lapisan kedua atau bagian tengah nya berisi puff pastry yang crunchy dan memberi kesan kuat untuk menghabiskanya. Lapisan ketiga tentu saja sama dengan lapisan pertama yaitu cake yang tidak terlalu manis namun tidak tawar juga.

Sesi wawancara. Doc: Pribadi
Sesi wawancara. Doc: Pribadi

Jogja sendiri memang marak diserbu para artis film dan sinetron untuk berinvestasi dalam bisnis kuliner. Pasar yang dibidik adalah para wisatawan lokal maupun perantau yang rehat sejenak di kota Gudeg. Apakah pengembangan bisnis oleh-oleh ala artis film salah? Tidak tentu namun ada beberapa masukan sebagai warga Jogja:

  • Bahan baku lokal bisa dipergunakan lebih banyak lagi sebagai variasi baru misalnya cake Mamahke rasa salak Pondoh.

  • Kemasaan cake bisa diberi hiasan ala seni Jogja misalnya batik.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun