Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Museum Minyak Atsiri, Renjana Sukarno untuk Anak Bangsa

22 Juli 2016   10:31 Diperbarui: 28 Juli 2016   09:59 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemandangan sekitar Museum Atsiri
Pemandangan sekitar Museum Atsiri
Singkong goreng plus teh manis hangat tersaji kembali, persis seperti saat pertama kali kami sampai di museum. Kami kembali berkumpul sambil menunggu gerimis reda di kantor administrasi di belakang museum. Beberapa kali saya melirik jam, sedikit cemas karena harus mengejar Prameks di Stasiun Balapan. Iya, kami memang belum memesan tiket pulang. Tiket Prameks hanya bisa dibeli maksimal satu jam sebelum keberangkatan.

Pintu gerbang samping Museum Atsiri
Pintu gerbang samping Museum Atsiri
Jika Anda berdomisili di Yogyakarta, berikut saran itinerary menuju Museum Minyak Atsiri berdasarkan pengalaman kami:

1. Jadwal keberangkatan Prameks Yogya-Solo adalah 07.35 WIB di gerbang empat dengan satu gerbong khusus wanita dari total lima gerbong penumpang. Kursi penumpang berderet lurus sejajar dinding gerbong. Tak ada pembagian nomor kursi, Anda bebas memilih gerbong.

Gerbong khusus wanita
Gerbong khusus wanita
2. Stasiun Solo Balapan sudah akan nampak di depan mata saat jam tangan menunjukkan pukul 09.00 WIB, dengan catatan welfie sebelumnya.

Dimana Didi kempot?
Dimana Didi kempot?
3. Kami menggunakan mobil sewaan, berangkat sekitar pukul 10.55, dan dua jam berikutnya sudah tiba di Museum Minyak Atsiri.

Duo black car
Duo black car

4. Setelah selesai mengelilingi museum, kami kembali ke stasiun Solo Balapan dan sudah duduk manis di dalam kereta berangkat menuju Yogya pukul 19.45 WIB. Pemandangan romantis kerlip lampu Malioboro sudah bisa dinikmati dua jam berikutnya.

Suasana saat pulang menuju Jogja
Suasana saat pulang menuju Jogja
Perjalanan menyusuri Museum Minyak Atsiri - renjana seorang Bapak untuk anak-anaknya, bagi saya layaknya perjalanan mengitari sudut-sudut hati sendiri. Penuh misteri, namun entah mengapa, mengobati.

Saya tak sabar kembali berkunjung saat seluruh proses pembangunannya termasuk workshop pelatihan, restoran, ruang pertemuan dan Kids Lab telah selesai. Sebuah KAWASAN WISATA BARU sekaligus wahana pembelajaran sejarah dan science bagi anak bangsa. Bagaimana dengan Anda?

Welfie dengan tour guide Museum Atsiri. Kiri-kanan: Erna, Nicken,Vika dan Sri Rejeki(Tour Guide).Doc: Riana Dewie
Welfie dengan tour guide Museum Atsiri. Kiri-kanan: Erna, Nicken,Vika dan Sri Rejeki(Tour Guide).Doc: Riana Dewie
Image: Vika Kurniawati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun