Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Merry dan Suluhnya

6 Juli 2015   13:37 Diperbarui: 6 Juli 2015   13:37 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Resensi Buku: Langkah Sejuta Suluh

[caption caption="Merry Riana"][/caption]Sedikit takjub saat diri sendiri langsung mengambil buku setebal 472 halaman dari rak best seller di toko buku Gramedia. Ya, saat itu aku bersama temanku berada di toko Gramedia lantai bawah Mall Malioboro. Takjubnya karena tanpa pikir panjang langsung membawa buku Langkah Sejuta Suluh ke meja kasir. Sebuah perkembangan baru, karena biasanya aku menjalani ritual khusus sebelum membeli buku.

Berputar dan memilah judul buku biasa aku lakukan selama satu jam sebelum ahkirnya ke meja kasir. Buku yang terbelipun kisaran judul-judul dari mata kuliah yang kujalani per semesternya. Iya, aku sangat jarang membeli buku non fiksi kecuali buku pelajaran. Sejak Sekolah Dasar sampai menempuh jenjang Sarjana pun tetap demikan. Buku-buku non fiksi selain itu biasanya aku pinjam dari perpustakaan kampus ataupun perpustakaan pemerintah.

Oleh karena itu aku transaksi membeli buku diatas membuat diriku sendiri terkejut. memang sebelumnya aku sudah membaca Mimpi Sejuta Dollar (MSD) juga dari Merry Riana. Jika MSD ditulis oleh Albertine Endah maka Buku Langkah Sejuta Suluh ditulis oleh Clara Ng. Tentu saja ada banyak perbedaan antara kedua buku tersebut walapun sama berbicara mengenai kehidupan Mery Riana. Oya MSD sendiri sudah diterjemahkan oleh aktor dan artis dalam film dalam judul yang sama. Namun aku sendiri belum kunjung menontonnya. Kapan sempat nonton ya?

Review: After all, buku ini tidak hanya diperlukan untuk memotifasi para pemuda. Baik dalam menggapai cita-cita akademisnya, namun juga untuk kehidupan karir sekaligus percintaan. Tak hanya memberikan harapan dalam mimpi namun konsekuensi yang sepadan untuk meraihnya.

Kerja keras, kesederhanaan, keras kepala, inovasi, keberanian, perhitungan, displin pembukuan merupakan unsur yang ditonjolkan dalam novel ini. tentu saja doa, dukungan dari orang-orang terkasih menjadi kunci pertama.

Bukan hanya bercerita tentang kesuksesan pribadinya namun juga bagaimana cara Merry menjadi pemimpin. Merry Riana turun langsung memilih anggota tim (bukan bawahan), dan memahami setiap karakter beserta permasalahan personal mereka. Mulai dari finansial, kesehatan keluarga dan bagaimana membantu menyelesaikannya termasuk derai air mata diantara mereka. Para orangtua juga disarankan membaca buku ini, hingga bisa memahami dan memberikan kesempatan pada putra-putrinya yang ingin berkarir mandiri. Bukan hanya dukungan finansial namun juga doa serta kepercayaan kepada mereka.

4 jempol untuk buku ini. Recomended untuk dibaca. Yuk aku ceritakan detail buku bestseller ini.

Ilustrasi buku ini adalah  seorang perempuan berambut hitam panjang dengan gaun pendek merah. Tampak menaiki tangga dengan masing-masing obor(suluh) yang menyala di ujung-ujung sisi tangga. Perempuan tersebut menuju sebuah pintu besar berukir dengan begitu banyak tangga keatas. Background warna ungu gelap mengingatkanku akan lorong-lorong kastil kerajaan jaman dahulu..he he. Tentu saja ilustrasi tersebut cocok dengan judul dan isi bukui tersebut. kaliann akan mengetahuinya sesaat lagi ya, he-he.

Secara fisik, buku LSS tidak begitu jauh dengan buku sejenis maupun novel. Pemakaian kertas buram dan cover yang cantik, serta tercetak rapi membuat mata tidak segan menatap terus menerus. Memang ketebalannya bisa membuat buku ini sedikit gemuk untk disimpan di rak. Namun ternyata isinya sepadan dengan semua hal itu. Dibawah judulnya ada tertulis rangkaian huruf yang membentuk kalimat Profokatif sekaligus  inspiratif.

Tertulis, "Sebuah kisah nyata inspiratif tentang bagaimana sekelompok anak muda tak berpengalaman bisa memecahkan rekor industri dalam waktu 1 tahun". Membaca kalimat ini saja, kita sudah dibuat penasaran. Apa betul isi buku ini bisa memotivasi para pembacanya?

Sudut pandang Merry Riana sendiri digunakan Clara Ng sebagai pencerita buku ini. Kalimat penuh makna dan terkadang jenaka terselip diantara dialog-dialog singkat di tiap babnya. Tak ada kesan kaku ataupun menggurui, yang ada hanya seperti membaca diary seorang sahabat. Terkadang rasa haru hadir kala mengikuti keresahan,kepedihan, putus asa dari Merry Riana saat berjuang di negeri asing.

Menggunakan alur runut mundur, adegan dimulai dengan kedatangan Merry Riana ke sebuah apartemen seorang wanita. Aura negatif dari penghuni apartemen berubah menjadi positif, saat Merry menyodorkan cek sebagai klaim atas meninggalnya suami wanita tersebut. Adegan ditutup dengan derai hujan bertambah seiring dengan langkah mantap Merry menyusuri jalanan Singapura.

Kisah berlanjut dengan peristiwa beberapa bulan sebelum adegan pertama berlangsung. Adegan dimana keputusan Merry untuk memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhanny, ditentang oleh mamanya. Namun ahkirnya dukungan diperoleh Merry dengan perjanjian dengan mamanya, bahwa akan kembali ke Indonesia jika gagal berkarir. Hidup berhemat dan cerdas memanfaatkan fasilitas kampus menjadi hal yang menarik. Sudah menjadi pandangan umum (walaupun sering salah) bahwa mahasiswa yang kuliah di negeri asing selalu berkecukupan hidupnya.

Penghasilan Merry pertama diperoleh dari menyebar brosur laundry, menjual tiket seminar para motivator dunia hingga sukses menjadi sales produk asuransi. Dari kurangnya waktu beristirahat, bertengkar dengan bos, bekerja saat natal menandakan kegigihan dan konsekuensi yang Merry ambil.

 Kisah cinta dengan Alfa seorang  kakak kampus juga di selipkan secara jenaka dan santun. Dialog-dialog inspiratif yang selalu memberi motifasi dilontarkan Alfa sembari menemaninya naik turun MRT. Mie instan, air mineral, roti dan bunga menjadi asesoris penting mengulirkan kesedaerhanaan yang romantis diantara sepasang kekasih.

Alfa juga berperan penting dalam karir Merry Riana yang dimulai dari sales biasa. Dan dalam hitungan bulan berhasil menjadi manajer hingga mendirikan MRO (Merry Riana Organization). Disiplin diri saat [caption caption="Merry Riana"][/caption]panas terik berdiri di stasiun MRT hingga menggigil saat kehujanan untuk mengenalkan produk asuransi, dijalani Merry Riana.

Persaingan memperoleh klien dengan sesama sales dan penolakan menghiasai di tiap babnya.  Di akhir buku ini ditampilkan semua foto Merry Riana dengan anggota tim MRO yang diceritakan di sepanjang novel. Semua wajah yang tampil penuh dengan senyum lebar dan testimoni positif tentang kepimpinan Merry Riana.

 [caption caption="Merry Riana"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun