Suara riuh cangkul menembus tanah terdengar menyatu dengan hembusan angin pagi di Desa Pandanrejo, Kecamatan Wagir, Malang (23/12). Sebuah lahan yang biasanya sunyi mendadak dipadati ratusan orang dari berbagai kalangan. Mereka berkumpul bukan untuk sekadar acara seremonial, melainkan untuk berkontribusi langsung dalam aksi nyata: menanam lebih dari 500 pohon.
Kegiatan bertajuk "TNI AD Bersama Rakyat Bersatu dengan Alam untuk NKRI" dengan tema "Penanaman Mangrove & Pohon" ini menjadi momentum penting dalam upaya pelestarian lingkungan di wilayah tersebut. Tidak hanya melibatkan TNI dan warga desa, acara ini juga diikuti oleh siswa sekolah dan mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) dari UIN Malang, khususnya kelompok 108.
Pagi itu, acara dimulai dengan upacara pembukaan yang dipimpin langsung oleh perwakilan Koramil Wagir, didampingi oleh perangkat Desa Pandanrejo. Ratusan insan berdiri berbaris rapi di bawah sinar matahari pagi, mendengarkan pengarahan tentang pentingnya menjaga lingkungan.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Pandanrejo, M. Yusuf, menyampaikan pesan penuh makna. "Ini adalah upaya bersama untuk menjaga alam demi generasi di masa yang akan datang. Menanam pohon hari ini berarti memberikan kehidupan untuk anak-cucu kita di masa depan," ujarnya.
Semangat tersebut menular kepada seluruh massa yang hadir. Pesan itu menjadi motivasi bagi ratusan warga dan mahasiswa yang hadir untuk turun langsung ke lapangan.
Setelah upacara, mereka segera diarahkan ke lahan yang telah disiapkan untuk penanaman. Dengan penuh antusias, mereka mulai bekerja secara gotong royong. Mahasiswa KKM UIN Malang kelompok 108 terlihat sangat aktif, terlibat dalam setiap tahapan penanaman. Mulai dari mencangkul tanah, menanam bibit pohon, hingga menutup kembali tanah dengan rapi, mereka bergotong-royong melebur bersama warga.
"Menanam pohon ini bukan hanya soal menanam, tapi juga soal menanam harapan untuk masa depan," kata Thoriq, salah satu mahasiswa KKM UIN Malang. Bagi Thoriq, kegiatan ini bukan sekadar tugas sebagai mahasiswa, tetapi juga kesempatan untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat.
Yang membuat acara ini begitu istimewa adalah keberagaman massa yang hadir. Tidak hanya warga desa dan mahasiswa, siswa sekolah juga turut hadir dalam kegiatan ini. Anak-anak dengan antusias memegang bibit pohon dan mengikuti instruksi dari mahasiswa maupun warga dewasa.
Kolaborasi lintas generasi ini mencerminkan nilai gotong royong yang masih hidup di tengah masyarakat Indonesia. Kegiatan seperti ini menjadi pengingat bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya milik satu kelompok atau profesi tertentu.
Penanaman 500 pohon ini tidak hanya menjadi kegiatan satu hari, tetapi juga investasi jangka panjang untuk lingkungan sekitar Desa Pandanrejo. Pohon-pohon yang ditanam diharapkan dapat memberikan manfaat seperti mencegah erosi, menyerap karbon, dan meningkatkan kualitas udara.
Selain itu, penanaman mangrove di beberapa area tertentu juga dirancang untuk menjaga kestabilan ekosistem sekitar. Sebab mangrove adalah benteng alami yang melindungi lingkungan dari abrasi dan perubahan iklim. Sehingga, dengan menanamnya, kita sedang melindungi masa depan dari ancaman kerusakan lingkungan.
Ketika hari mulai beranjak siang, ratusan pohon telah tertanam dengan rapi di lahan yang sebelumnya kosong. Desa Pandanrejo kini memiliki wajah baru, penuh dengan harapan dan semangat baru.
Kegiatan ini bukan hanya tentang menanam pohon, tetapi juga tentang menanam kesadaran di hati setiap masyarakat bahwa menjaga alam adalah tanggung jawab semua orang. Desa Pandanrejo, dengan semangat gotong royongnya, telah memberi contoh nyata bagaimana bersatu dengan alam dapat membawa perubahan besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H