Mohon tunggu...
Vivi Yunika
Vivi Yunika Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi

Pecinta Kata dan Nada

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sensasi Imajinasi yang Tak Pernah Basi di Era Revolusi Industri

22 Desember 2019   18:57 Diperbarui: 22 Desember 2019   19:15 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andai saja saya punya mesin waktu, ingin sekali saya melompat ke masa depan. Ingin melihat seberapa canggihnya teknologi di masa itu. Sekalian memastikan, apakah dunia sudah dipenuhi oleh robot, mobil terbang, dan benda-benda yang hanya berupa impian di masa kini?

Ah, saya malah berimajinasi ...

Berimajinasi menjadi kemampuan dasar manusia yang tak akan pernah mati. Berkat imajinasi, lahir berbagai hal yang awalnya dianggap gila, tetapi justru kini menjadi tidak terpisahkan dari sendi-sendi kehidupan. Imajinasi merangsek ke dalam berbagai sektor mulai dari seni, hukum, pendidikan, teknologi, tak terkecuali industri.

Berterima kasihlah kita kepada James Watt, sang penemu mesin uap yang mendorong revolusi industri di abad ke-18 untuk pertama kalinya. Akibat imajinasi gilanya, ia mendesain mesin uapnya sendiri yang efektif sekaligus efisien. Usai berkutat dengan ide-idenya, eureka! Ia berhashil. Penemuannya ini kemudian digunakan oleh masyarakat luas.

Lihatlah. Dengan imajinasi (yang diwujudkan dengan percobaan dan kerja nyata), revolusi industri bahkan sudah melewati beberapa masa. Pertama, revolusi 1.0 dengan penemuan mesin uap, disusul revolusi 2.0 berupa penemuan tenaga listrik, revolusi 3.0 penemuan komputer dan robot, serta revolusi terbaru: revolusi 4.0.

Revolusi industri 4.0 merupakan tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi internet dengan penggunaan mesin. Keduanya berkolaborasi dengan begitu apik, menciptakan berbagai kemudahan dalam hidup kita. Revolusi inilah yang mengubah seluruh bidang kehidupan manusia.

Sebagai makhluk generasi Z, kehidupan saya begitu tertolong oleh perkembangan teknologi. Jika zaman dahulu orang susah payah berkomunikasi lewat surat, bahkan melalui burung merpati, sekarang kita hanya perlu menggenggam gawai dan pesan pun dapat terkirim hingga ke belahan bumi lain.

Ah, saya berimajinasi lagi. Saya belum pernah mengirim barang sejauh itu. Meskipun begitu, saya pernah menerima paket belanjaan dari luar negeri, tertolong oleh perkembangan industri jual-beli serta logistik yang memadai.

Berbicara tentang industri jual-beli, sektor ini pun tak lepas 'ketiban' kemajuan teknologi. Saya masih ingat, bertahun-tahun lalu, saat industri jual-beli online tak semarak saat ini, saya hanya bisa merengek kepada orang tua ketika ingin membeli barang. Berharap orang tua akan mengantar saya.

Dewasa ini, kita bahkan tak perlu repot-repot beranjak dari kasur. Cukup nyalakan gawai, buka internet, pilih barang yang kita inginkan, lalu pesanlah. Benda yang diimpikan pun tiba. Tak perlu lagi yang namanya menyisihkan waktu dan tenaga untuk menjelajahi barang secara langsung. Semua jadi benar-benar mudah.

Akibat imajinasi, saya pun berpikir: masa' saya hanya ingin menjadi konsumen untuk selamanya?

Maka dari itu, semenjak beberapa tahun lalu, saya membuka toko online sendiri. Hanya menjual barang bekas pribadi, tetapi hasilnya lumayan juga. Daripada barang yang tidak terpakai hanya teronggok di rumah, lebih baik dijadikan uang. Berbagai marketplace pun saya sambangi, saya titipi dengan produk-produk yang saya potret dan deskripsikan sebaik mungkin.

Mengulik Logistik Secara Asyik

Kita patut bersyukur dengan logistik di Indonesia yang sudah maju. Jasa mereka sungguh luar biasa. Bayangkan, tanpa adanya kurir, bagaimana barang yang ada di Aceh sana bisa terkirim ke Papua? Saya bahkan sering melakukan pengiriman dalam kota menggunakan pihak logistik. Jauh lebih simpel daripada harus janjian dengan pembeli di satu tempat.

Saya selalu memberi keleluasaan bagi pembeli untuk memilih pihak logistik yang diinginkan. Dengan memberi banyak pilihan, tentu mereka dapat mempertimbangkan yang terbaik. Usai saya teliti, ternyata rata-rata pembeli condong menggunakan satu jasa pengiriman. Lucunya, jasa pengiriman tersebut juga menjadi kurir favorit saya kala berbelanja online.

J&T dari Dua Sisi: Jual & Terima

Ialah J&T, sebuah perusahaan logistik yang berdiri pada tahun 2015 yang menjadi pilihan saya dan sebagian besar masyarakat dalam mengirim barang. Meskipun banyak pesaing yang sudah berpuluh-puluh tahun ada, J&T menjadi angin segar dalam bidang logistik.

J&T punya andil besar dalam urusan logistik terutama pada kehidupan masa kini yang sudah memasuki revolusi industri 4.0. Kita tilik lagi pengertian revolusi industri 4.0 yang mencakup internet of things, big data, serta artificial intelligence. Pada revolusi ini, teknologi internet dan robotik digunakan secara besar-besaran.

Usaha J&T dalam menghadapi revolusi industri 4.0 tergolong cukup segar dan menjadi daya tarik utama dibanding para pesaingnya. J&T ini saya andaikan menjadi dua buah sisi, yakni J untuk Jual dan T untuk Terima.

Pertama, J&T memberikan jasa pick up, sebanyak atau sesedikit apa pun paket yang ingin dikirim. Jasa ini diberikan secara gratis. Inilah yang menjadi daya tarik utama J&T bagi para penjual, sebab tak perlu susah-payah mengantar barang lagi. Jasa pick up dapat dipilih saat melakukan transaksi melalui marketplace, bisa juga dengan menghubungi J&T langsung melalui call center, website, hingga aplikasi.

Sebagai seorang penjual yang kerap menggunakan J&T, saya mendapati sendiri J&T memiliki tingkat kooperatif yang sangat tinggi. Beda dengan logistik lain yang mengharuskan pengguna layanannya untuk 'jemput bola', pihak J&T justru memberikan berbagai kemudahan baik untuk konsumen yang menjadi penjual maupun pembeli.

Saya merasa paling terbantu dengan fitur ini semenjak tak dapat bepergian keluar rumah. Bukannya apa, sejak awal tahun, kaki saya bengkak parah hingga tak bisa berjalan akibat menderita kanker. Meski tak bisa berbuat apa-apa, jiwa berjualan tetap ada. Toko online tetap saya buka. Ketika ada pesanan masuk, saya tinggal mengantar paket tersebut ke depan pagar.

Bisa saya bayangkan, suatu hari nanti di masa depan, sistem logistik akan berubah seluruhnya seperti ini. Akan tetapi, jasa pick up yang diberikan tak lagi menggunakan kurir, melainkan memakai drone canggih yang mampu menahan beban berat. Tentu J&T yang menjadi pionirnya.

Kedua, pengiriman yang cepat. Jika tadinya keuntungan pick up paling terasa bagi sang pengirim, maka baik pengirim dan penerima sama-sama diuntungkan ketika paket cepat tiba. Jika berjualan di marketplace, dana baru bisa masuk ke penjual setelah pesanan diterima. Artinya, penjual harus 'menalangi' dulu dengan mengirimkan barang. Semakin cepat pesanan tiba, semakin cepat pula uang tersebut cair. Begitu juga dengan penerima. Tak ada yang ingin pengiriman paket yang lama, terutama jika penerima sedang membutuhkan barang tersebut.

Berdasarkan pengalaman saya, terakhir kali saya mengunakan J&T adalah pada tanggal 16 Desember 2019 ini. Luar biasa, setelah paket tiba di drop point pukul 15:23 WIB, paket langsung diproses ke titik pemberhentian selanjutnya. Pengiriman dari Jawa ke Kalimantan saja hanya memakan waktu satu hari. Pada esok harinya, 17 Desember 2019, paket saya terima pukul 13:09 WIB.

Hal ini tidak mengherankan sebab J&T memiliki lebih dari 2.000 drop point sekaligus 1.000 armada yang sigap menerima dan meneruskan paket. Selain itu, J&T juga tidak memberlakukan sistem libur. Artinya, J&T beroperasi selama 365 hari tanpa henti. Seluruh staf J&T begitu berdedikasi. Bayangkan, di saat kita bersantai di hari libur, ada sosok-sosok 'tak kasat mata' yang dengan sigap mengurus paket kita.

Ketiga, adanya e-tracking pengiriman. Setelah paket dijemput, J&T akan memberi informasi yang dikirimkan pada pengirim dan penerima paket. Informasi yang dikirim melalui SMS tersebut berisi status pengiriman, nomor resi, serta tanggal. Adanya fasilitas ini menunjukkan J&T benar-benar serius dalam menggarap semua fitur dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.

Keempat, J&T punya aplikasi yang dapat diunduh di Play Store maupun App Store. Aplikasi tracking ini memungkinkan kita melihat progress pengiriman paket hanya dengan memasukkan nomor resi. Update yang dilakukan J&T cukup sering sehingga kita bisa mengetahui telah sampai di titik mana barang yang kita kirim atau akan kita terima. Tidak hanya itu, kita bahkan bisa melihat alamat lengkap, nomor telepon, hingga jam kerja dari lokasi tersebut.

Seluruh resi dari J&T dapat dilacak secara real time karena J&T selalu melakukan update berkala. Dengan memanfaatkan teknologi

Kelima, J&T pun kerap bekerja sama dengan berbagai marketplace untuk memberikan jasa pengiriman dengan potongan biaya. Hal ini membuat pembeli lebih diringankan dan bahkan dapat memicu transaksi yang lebih besar. Hal ini tentu berdampak baik pula pada perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Keenam, J&T tidak berpuas diri dengan pangsa pasar Indonesia. Buktinya, J&T saat ini sudah mulai merambah 5 negara di Asia Tenggara, yakni Indonesia, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Thailand. Adanya ekspansi ini membuat kita para pelanggan berharap suatu saat nanti J&T dapat membuka pengiriman internasional.

Mengimajinasikan Masa Depan dengan Penuh Harapan

Kini kita tengah berada di era revolusi industri 4.0 sehingga terjadi perubahan besar-besaran di berbagai bidang. Khususnya pada bidang logistik, J&T hadir di Indonesia untuk menjawab permintaan masyarakat akan biaya logistik yang terjangkau sekaligus aman hingga tujuan.

Melalui era ini, J&T tampil cemerlang dengan berbagai fitur unggulannya yang menggunakan teknologi sebagai fondasi. Peran logistik saat ini lebih dari sekadar urusan perpindahan paket, namun bagaimana mengelola sistem pelacakan yang memudahkan tiga pihak sekaligus: J&T, pengirim, serta penerima paket.

Penggunaan teknologi pada revolusi industri 4.0 ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan algoritma berjumlah besar. Dengan adanya penyedia logistik yang mumpuni seperti J&T, maka supply chain di sektor bisnis akan meningkat. Bisnis meningkat, ekonomi meningkat, kesejahteraan rakyat Indonesia pun meningkat.

Ah, lagi-lagi saya berimajinasi ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun